🌱 After Rain Chapter 32 🌱

0 2 0
                                    

🌱 After Rain Chapter 32 🌱

Atas desakan dari Arin, akhirnya Judhy menceritakan kejadian di malam Minggu. Malam di mana dia bertarung melawan keenam pria dewasa untuk menolong mamih Jezrine dan gangguan para pria itu. Lalu, Judhy melanjutkan memberitahu Arin kalau dia bertemu dengan cowok aneh. Cowok yang mengaku mengenal Judhy.

"Tunggu! Tadi kau bilang cowok itu siapa?" Respons Arin merasa terusik dengan nama yang disebutkan Judhy.

"Krish. Cowok itu bilang kalau dirinya adalah Krish. Dia juga memanggilku dengan penggalan nama tengahku, Auxi. Aku merasa saat dipanggil olehnya, aku seperti tidak asing dengan panggilan itu. Tapi, aku benar-benar tidak mengenalinya."

Arin yang mencoba mengingat sesuatu lantas berseru, "Ah, jangan-jangan dia Krish teman masa kecilmu, Judhy."

"Teman masa kecilku?"

Arin mengangguk yakin. "Em. Teman masa kecilmu. Dulu kau pernah cerita padaku tentang teman laki-lakimu di kota laut sebelum pindah ke sini. Dan nama anak laki-laki itu adalah Krish. Kau bahkan bilang kalau anak itu sangat baik padamu. Saat kau main perang-perangan menggunakan sapu di kelas, lalu pukulanmu tidak sengaja mengenai kepalanya, dia tidak marah. Malah saat kau meminta dia untuk balas memukul dengan gagang sapu, Krish hanya menjewer pelan telingamu. Kau ingat itu, kan?"

Bibir Judhy terkatup rapat, dia menggeleng polos. Arin merasa gemas jika Judhy dalam mode seperti ini. Jika dalam mode seperti ini, gadis yang sangat menyukai permen karet itu sangat mudah untuk diajak bicara jika dibandingkan dengan Judhy dalam mode normal.

"Coba ingat lagi," desak Arin.

Judhy mencobanya, dia melirik ke sudut kiri atas untuk mendapatkan ingatan masa kecilnya. Sayangnya, apa yang dijelaskan Arin sama sekali tak muncul di kepala. Akhirnya, dia menggeleng lagi.

Arin menghela napas berat. "Kau yakin sama sekali tidak ingat?"

"Kalau tidak salah kejadiannya awal kelas tiga SD." Arin berusaha membantu Judhy untuk mendapatkan potongan memori masa lalu yang sudah terkubur bertahun-tahun.

Judhy diam, berusaha tenang dan mengingat masa kecilnya. Namun yang muncul malah saat dirinya diminta untuk menjaga adik laki-lakinya.

"Dek, jaga Franklin sebentar, ya," pinta sang ayah pada Judhy kecil.

"Iya, Yah." Judhy lalu mengawasi bocah laki-laki berusia empat tahun yang sedang bermain bola plastik.

Tuan Yohan kemudian beranjak masuk setelah memberi usapan lembut di kepala Franklin, adik laki-laki Judhy. Melihat itu, Judhy merapatkan bibir, dia menginginkan hal yang sama, mendapatkan sebuah usapan di kepala dari sang ayah. Namun, Judhy hanya dilalui begitu saja oleh Tuan Yohan.

Merasa haus, Judhy membelakangi sang adik, lalu meraih gelas dan meminumnya. Baru beberapa teguk, Judhy langsung menoleh saat telinganya mendengar suara gebyar air kolam. Dia melotot saat melihat tubuh Franklin di kolam dan ada bola plastik mengapung di dekat adiknya.

Melihat bola tersebut, Judhy bisa menyimpulkan kalau adiknya berusaha mengambil bola yang tertendang olehnya sendiri. Namun, karena tangannya tidak sampai, Franklin tercebur.

"Franklin!" teriak Judhy memasukkan tangan ke kolam, berusaha meraih tubuh Franklin yang masih memberontak.

"Ayah!" teriak Judhy masih berusaha meraih tubuh Franklin yang berhenti memberontak.

Panik, Judhy bangkit, kemudian berlari ke dalam. Dia berteriak memanggil ayah-ibundanya. Tidak ada yang muncul, Judhy kembali ke halaman samping rumah yang terdapat kolam.

After Rain Season 1 (END)Where stories live. Discover now