🍁 After Rain Chapter 59 🍁

0 2 0
                                    

🍁 After Rain Chapter 59 🍁

🍁 "Pa, Ma, selain yang aku sudah tahu, apa aku masih memiliki saudara lain yang belum aku tahu?" tanya Prima saat keluarganya sedang menikmati makan malam.

Sontak, perhatian kedua orang tua dan kedua kakaknya tertuju pada gadis itu.

Prima menyesap air putih sedikit, lalu berkata lagi, "Jadi, di sekolah aku ada teman baru, Pa, Ma. Nah, kalau lihat dia, aku ngerasa dekat dan ... seperti kita itu sudah saling kenal sebelumnya. Hanya saja ... baru dipertemukan sekarang."

Papa Prima meletakkan sendok di piring, lalu menopang dagu dengan kedua tangan yang jemarinya saling terkait. "Sebenarnya masih ada, Prim, dari keluarga Papa. Hanya saja ... dia menutup diri setelah dikeluarkan dari anggota keluarga kerajaan."

"Dikeluarkan dari anggota keluarga kerajaan?" ulang Prima.

"Ya. Bagi siapapun para bangsawan yang melakukan kesalahan fatal, maka hukumannya dikeluarkan dari anggota keluarga kerajaan. Meskipun dalam darahnya mengalir darah bangsawan, tetap dia dan keturunannya tidak akan dianggap lagi sebagai anggota keluarga kerajaan. Dikeluarkan dalam hal ini berbeda dengan alasan karena menikahi rakyat biasa atau ingin menjadi rakyat biasa. Ini murni dikeluarkan sebagai hukuman karena sudah melakukan kesalahan fatal itu."

"Contohnya?"

"Contohnya ... kalau dia melakukan pembunuhan, maka sudah pasti dia akan dikeluarkan dari anggota keluarga kerajaan."

"Kalau melakukannya di bawah umur?"

"Kalau itu ... maka pihak keluarganya yang akan menanggung hukuman. Tentu saja tergantung keputusan pihak keluarga Raja dan para penasehatnya yang ada di istana."

"Lalu, siapa keluarga Papa yang Papa maksud?"

"Kau tahu Om Yohan yang pebisnis itu?"

"Ya. Kenapa dengan Om Yohan?"

"Sebenarnya dia adik ketiga Papa dari lima bersaudara."

"Serius, Pa? Om Yohan adiknya Papa?"

"Ya. Semenjak dia dikeluarkan dari anggota keluarga kerajaan, dia jadi menutup diri dengan keluarga bangsawan yang lain."

"Memangnya kesalahan apa yang Om Yohan buat?"

"Kalau itu ... maaf Prim, Papa tidak bisa memberitahunya."

"Oke. Terus Om Yohan ini punya anak?"

"Iya. Dua orang anak. Satu perempuan seusiamu, dan satu lagi anak keduanya yaitu anak laki-laki yang sudah meninggal karena tenggelam di usia balita. Sayangnya ... Om Yohan tidak pernah mau mengenalkan secara langsung putrinya pada Papa, juga pada yang lainnya. Jadi ya ... Papa cuma bisa bersikap seperti orang asing pada anak perempuannya."

"Jadi anak perempuan Om Yohan ini tidak pernah tahu kalau masih punya saudara dari garis keturunan ayahnya, Pa?" Dwi ikut bertanya karena penasaran.

"Ya. Sejauh yang Papa tahu, Om Yohan tidak memberitahu anaknya tentang kita."

"Tapi Papa masih ingat dengan wajah anak Om Yohan, kan?" tanya Prima lagi.

"Ah ya, Papa baru ingat, Prim. Beberapa hari lalu, Papa ketemu Om Yohan, dan pas Papa tanya anaknya sekolah di mana, Om Yohan jawab, katanya di SMP satu HarBa dan satu angkatan denganmu. Apa ada anak baru di sekolahmu, Prim?"

Seketika, Prima teringat dengan gadis cuek penyuka permen karet.

"Ada, Pa. Namanya ... Judhy. Anaknya sangat cuek dan tertutup, tapi aku  tidak sekelas dengannya."

"Ah iya, benar, namanya Judhy. Berarti Om Yohan tidak berbohong tentang anaknya yang bersekolah di SMP satu HarBa."

"Itu artinya ... aku dan dia saudara sepupu, Pa?"

After Rain Season 1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang