🍁 After Rain Chapter 53 🍁

0 2 0
                                    

🍁 After Rain Chapter 53 🍁

Hari-hari berlalu tenang. Bahkan sampai tiba serah-terima jabatan pengurus OSIS. Prima melepas pin ketua OSIS dan memasangkannya pada siswa berkacamata yang berhasil meraih suara terbanyak saat pemilihan ketua OSIS.

Begitu juga Jeran, cowok itu menyematkan pin di kerudung siswi yang terpilih menjadi wakil ketua OSIS.

Suara tepukan tangan menggema. Tak sedikit para pengurus baru sampai terharu karena teringat dengan perjuangan mereka untuk menjadi pengurus. Di minggu-minggu perekrutan, mental dan fisik mereka diuji habis-habisan. Dari disudutkan dan dicibir anak mamih, sampai melakukan push-up dan lari kecil bak militer di malam Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa atau disingkat LDKS.

Di malam itu, para calon pengurus OSIS benar-benar dibuat berpikir keras dan harus berani bersuara.

Debat sengit adu argumen antara pengurus OSIS dan calon pengurus pun nyaris adu otot saking terbawa emosinya. Beruntungnya kegiatan yang diawasi pihak sekolah itu berlangsung aman hingga acara selesai.

Dari barisan para pengurus OSIS baru itu tampak keempat siswi yang pernah mencari masalah saat Prima tidak ada. Keempat siswi itu bisa ada di sana karena ditantang Prima untuk menjadi pengurus. Awalnya mereka menolak dan menganggap pengurus OSIS hanyalah babu sekolah, tetapi malah masuk perangkap jebakan Prima.

"Benar, pengurus OSIS adalah babu sekolah. Dan hanya orang-orang yang bermental kuat, orang yang memiliki ambisi, serta ... mampu mengendalikan emosinya yang mau masuk ke organisasi itu. Orang-orang seperti kalian yang hobi mencari masalah, dan itu artinya mental kalian lemah, mana bisa menjadi pengurus OSIS. Ya, makanya aku tidak heran kenapa orang-orang seperti kalian jarang yang mau menjadi pengurus OSIS, yang ada di otak kalian ... hanya memikirkan kesenangan pribadi saja."

Itulah yang dikatakan Prima pada keempat siswi sehingga terpancing untuk masuk organisasi OSIS.

Di malam LDKS, mental keempat siswi itu benar-benar dibentuk oleh Prima cs. Tiga pasang calon wakil dan ketua OSIS pasang badan saat rekan seperjuangan mereka dijadikan objek uji mental.

Dan siswa berkacamata yang terpilih sebagai ketua OSIS-lah yang paling banyak berkorban. Di balik sikap pendiamnya, dia berani beradu mulut dengan para senior. Sisi terpendam cowok itu keluar saat acara LDKS berlangsung.

Kecakapan dalam bicara dengan sikap tenangnya mampu menarik simpati para pemilih. Ditambah wakilnya yang juga jago bicara bahkan terkenal sangat galak dan memiliki tatapan sinis, membuat kedua orang itu menjadi pasangan yang bisa dikatakan paling bisa dipercaya untuk melanjutkan kepengurusan OSIS selanjutnya.

Setelah acara serah-terima itu usai, Prima akhirnya bisa bernapas lega karena terlepas dari tanggung jawabnya yang dipikulnya selama setahun.

"Akhirnya bisa kembali jadi siswa biasa," ucap sang mantan ketua OSIS itu duduk menyandarkan punggung di kepala kursi.

"Ah, iya, Prim. Akhirnya kita bebas dari tanggung jawab sebagai pengurus OSIS," sahut Alinzy dengan kepala menyamping mendarat di meja, melihat Prima dari sana.

"Yoi, akhirnya setelah ini kita bisa bebas main lagi kayak dulu. Ya ... tapi sepertinya di SMA nanti aku bakal ikut OSIS lagi, sih. Soalnya seru," kata Avril di belakang mereka.

Sementara di sisi lain, fokus gadis yang tengah mengunyah permen karet tertuju pada buku tebal dalam genggamannya. Buku itu berisi soal-soal latihan ujian akhir sekolah.

"Bahkan di jam bebas seperti kau masih sibuk dengan buku, Judhy, memangnya kepalamu tidak sakit?" tanya Arin, lalu mendaratkan kepala di meja dan melihat Judhy, menunggu jawaban darinya.

After Rain Season 1 (END)Where stories live. Discover now