🌱 After Rain Chapter 41🌱

0 2 0
                                    

🌱 After Rain Chapter 41 🌱

🌱 Chapter spesial sidang sekolah

Judhy baru saja turun dari mobil saat keempat cowok menghampirinya. Arin di seberang mobil berkerut heran akan kedatangan mereka.

Gadis yang tengah mengunyah permen karet itu meniupnya di depan Stiv cs. Rautnya tampak datar dengan sorot mata sayu namun dalam.

Cowok dengan gaya rambut berdiri bak duri landak tersenyum geli. Dia menggeleng merasa lucu akan sikap Judhy yang terlihat angkuh di matanya.

"Aku tidak tahu kenapa baru tahun ini kau sekolah di sini. Sayang sekali, karena kau terlambat menjadi siswa sini, dia jadi dikeluarkan karena tidak bisa menahan emosinya," katanya yang tak dimengerti oleh Judhy.

Arin yang merasa sikap Judhy pagi ini kembali dalam mode dingin, segera menghampiri dan melihat Stiv cs dengan sorot awas. "Ada perlu apa kau dengan temanku?" tanyanya tak suka pada Stiv.

Stiv angkat bahu cuek. "Tidak apa-apa. Aku hanya memberitahunya kalau teman miskinnya itu pernah bersekolah di sini, tapi sudah dikeluarkan," jawab Stiv, santai.

"Teman miskinnya? Siapa yang kau maksud?" Arin bertanya lagi, karena memang tidak tahu siapa yang dimaksud cowok rambut jambrik itu.

"Anak paling miskin dalam sejarah sekolah ini. Anak seorang wanita penghibur dan tukang begal. Ya, siapa lagi kalau bukan anak itu," jelas salah satu teman Stiv.

Mendengar ucapan salah satu teman Stiv itu, Judhy terhenti dari kegiatan mengunyah permen karet. Dia ingat cowok yang mengaku sebagai teman masa kecilnya juga mengatakan hal yang sama. Apa mungkin yang dimaksud Stiv adalah ....

"Apa yang kau maksud ... anak dari kelas F dua?" Arin memastikan.

Stiv menjawab, "Ya. Siapa lagi memangnya? Dia adalah teman miskin yang dimiliki oleh temanmu ini." Stiv melihat Judhy dengan tatapan menghina. "Tapi syukurlah, sepertinya temanmu ini tidak ingat dengannya. Ya ... daripada dia nanti ketularan miskin memang lebih baik tidak usah lagi berteman dengannya." Stiv kemudian melihat ketiga temannya dan cabut dari sana.

"Tunggu!"

Keempat cowok itu seketika menghentikan langkah dan kompak berbalik, menoleh Judhy yang tadi memanggil.

"Sepertinya kau tahu banyak tentang masa kecilku. Apa kau seorang penguntit?"

"Penguntit?" Stiv menghadapkan penuh wajahnya pada Judhy, lalu melihat ketiga temannya bergantian dengan senyuman geli yang tertahan. "Aku bukan penguntit. Hanya saja kebetulan waktu kecil SD kita berdekatan, malah sebelahan. Jadi ya ... sedikit banyaknya aku tahu tentangmu."

"Termasuk teman miskinku?"

"Tentu saja. Dia orang yang memang pantas jadi bahan hinaan, tapi kau selalu menjadi tamengnya saat aku berusaha mengganggunya. Jujur saja, sebenarnya karena sikap sok pahlawanmu itu, aku sedikit muak denganmu waktu itu."

"Baiklah. Istirahat nanti aku tunggu kau di kantin dalam lantai dua," balas Judhy, kemudian mengambil langkah pergi dan disusul Arin yang masih bertanya-tanya apa rencana Judhy sebenarnya.

"Memangnya siapa kau, berani memerintahkanku," gumam Stiv merasa terhina akan sikap Judhy barusan.

"Jadi kau tidak akan datang?" tanya satu rekan Stiv yang lain.

Stiv menoleh rekannya itu. "Tentu saja aku akan datang. Kali saja ada hal menarik yang bisa aku dapatkan nanti. Cabut!"

Lima belas menit kemudian bel masuk berbunyi. Prima cs, Jezrine cs, Amelyza cs, kemudian Judhy dan Arin kompak keluar dari kelas menuju ruang BK. Di sana sudah ada kepala sekolah, guru BK, guru kesiswaan, wali kelas, pembina OSIS, serta wali murid.

After Rain Season 1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang