🌱 After Rain Chapter 38 🌱

0 2 0
                                    

🌱 After Rain Chapter 38 🌱

Mata Judhy membelalak tak percaya membaca pesan dari ibundanya. Dia menghentikan kegiatan minum jus buah naga dan menggeser gelas ke samping.

Reaksi Judhy yang tak biasa itu membuat Arin di seberangnya gatal bertanya, "Kenapa?"

"Tidak apa-apa. Hanya heran saja, Bunda tiba-tiba mengajakku makan siang bersamanya."

"Bagus dong. Bukannya itu yang sangat kau inginkan? Makan dengan kedua orang tuamu."

"Iya sih. Tapi ini sangat aneh dan terlalu tiba-tiba."

"Jadi?"

"Tentu saja aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, Rin."

"Oke. Lalu di mana Tante Kristin mengajakmu makan?"

"Tidak tahu. Bunda hanya memintaku untuk datang ke rumah sakit sepulang sekolah nanti. Kau ikut kan, Rin?" Judhy menyimpan kembali ponsel ke saku seragam setelah mengirim balasan pada ibundanya.

"Aku tidak ingin mengganggu waktu berduamu dengan Tante Kristin, jadi sepertinya aku tidak ikut. Lagi pula ... siang nanti juga aku ada rapat persiapan pergantian kepengurusan OSIS. Ya ... meskipun pengurus abal-abal, gini-gini aku masih pengurus aktif, jadi tidak ada salahnya ikut terlibat dalam kegiatan bimbingan bagi pengurus baru. Dengar-dengar sih, minggu depan akan dilaksanakan puncak acara LDKS."

"LDKS?"

"Em. Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa. Biasanya waktu aku dulu bakal menginap satu malam. Jadi malam itu, selain kita dikasih materi kepemimpinan, kita juga dilatih fisik dan mental. Ah, paling seru itu debat dengan kepengurusan OSIS sebelumnya sih. Untungnya si Prima pengetahuannya luas dan juga berani, jadi kami tidak terlalu dipermalukan oleh mereka. Oh ya, saat acara debat itu, selain pengurus, siswa dan siswi biasa serta para guru juga boleh datang. Bahkan kalau berani, boleh ngasih pertanyaan yang berkaitan dengan kemajuan sekolah kepada pengurus OSIS baru."

"Kelihatannya seru."

"Jadi, apa kau akan datang?"

"Kita lihat nanti saja."

"Oke." Arin manggut mengerti. Lalu, gadis coklat terang itu melanjutkan menikmati batagor dengan sambal kacang yang begitu menggugah selera. Mulut Arin bahkan sampai menggelembung saking tidak ingin bagian mulutnya ada ruang kosong.

"Santai, Rin. Waktu istirahat masih sepuluh menit lagi kok."

"Batagor memang jajanan paling nikmat," kata Arin setelah menelan kunyahannya.

"Siomay juga enak."

Arin manggut setuju. "Batagor dan siomay menurutku adalah saudara kembar. Ah, jadi mau makan siomay kan. Kenapa diingetin, sih ...."

Judhy tersenyum menanggapi Arin sang pecinta batagor dan siomay. Makanan berat tapi ringan dengan sambal kacang itu memang jajanan favorit anak-anak HarBa, terutama Arin.

Tanpa keduanya sadari, Prima mengamati dari lantai atas sebelah kanan. Piring di hadapannya tampak bersisa sendok dan garpu yang diposisikan tengkurap menyilang, pun milik Avril dan Alinzy. Sepertinya mereka sudah selesai memakan stik yang dipesan.

"Masih penasaran dengan anak itu, Prim?" tanya Avril mengikuti arah pandang Prima.

"Ya."

"Kalau begitu sewa orang saja untuk membuntutinya. Bila perlu bayar detektif," usul Alinzy yang diangguki Avril.

"Bener tuh kata Linzy, Prim. Mulai sekarang kan kita sibuk dengan acara OSIS, jadi sewa orang saja untuk membuntutinya. Kalau kita turun tangan langsung buat nyari tahu siapa tuh anak sebenarnya, acara OSIS bakal terbengkalai, Prim." Avril menambahkan.

After Rain Season 1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang