🍁 After Rain Chapter 58 🍁

0 2 0
                                    

🍁 After Rain Chapter 58 🍁

🍁 Kepulan asap tipis membumbung ke udara, lalu lenyap tak bersisa. Asap tipis itu berasal dari cangkir berwarna oranye berisi cokelat panas. Tangan seseorang baru saja meraih cangkir itu dan menyeruput isinya sebelum diletakkan kembali ke meja kayu yang terlihat mengkilat.

"Jadi Prim, apa kau masih penasaran dengan identitas anak itu?" tanya Avril memecah sunyi di meja mereka. Tangannya kemudian menyendok potongan pisang goreng dengan topping keju.

"Kalau masih penasaran, sekarang kita punya lebih banyak waktu untuk mencari tahu. Ya, secara kita sudah bebas dari tanggung jawab sebagai pengurus OSIS," ucap Alinzy menimpali.

"Aku rasa ... sebaiknya kita gunakan waktu luang kita untuk belajar saja. Kita sudah kelas tiga, bukan lagi waktunya untuk bermain-main, kan?" balas Prima, lalu melempar pandang ke luar jendela. Bulir cair akibat cipratan air hujan di kaca memberi kesan dingin menyejukkan itu menjadi objek pemandangan seorang Prima.

Di seberangnya, Alinzy dan Avril saling bertukar pandang karena menyadari sorot mata Prima yang sedang memandang kejauhan. Raga Prima di cafe yang dipenuhi mantan para pengurus OSIS angkatannya, tetapi tidak dengan pikiran gadis itu.

"Ada yang sedang kau pikirkan, Prim?" Avril memberanikan diri untuk bertanya.

"Selama kau masih hidup, maka akan terus memikirkan sesuatu, entah tanpa sadar atau tidak."

"Ah, iya. Maksudku ... apa ada yang mengganggumu?" tanya Avril lagi.

"Tidak ada. Hanya sedang kepikiran rencana di akhir tahun saja."

"Bukannya setiap akhir tahun kau sibuk dengan acara festival budaya, ya?" Alinzy yang kali ini bersuara.

"Gara-gara keributan di toilet dengan Jezrine, aku mendapat hukuman untuk tidak terlibat dalam acara itu. Ya ... sepertinya aku hanya akan menjadi penikmat acara seperti kalian. Tapi entahlah, dihukum tidak boleh terlibat dalam acara itu, rasanya egoku terrusik, jadi mungkin aku akan melakukan hal lain."

"Melakukan hal lain apa? Bukannya kau selalu antusias setiap kali ada acara festival budaya? Ya ... aku juga tidak sabar menunggu acara itu. Selain ramai, kita orang biasa bisa melihat raja yang biasanya hanya berdiam di keraton, Prim, jadi itu momen yang ... sesuatulah buat kita. Iya, enggak, Vril?"

"Em. Lihat iring-iringan keluarga kerajaan, lalu lihat para prajurit berkuda dan berjalan kaki membentuk barisan memakai ikat kepala seperti zaman kerajaan dulu, itu tontonan yang sangat istimewa sih, bagi kami. Kalau kau kan, beda lagi. Kau keturunan bangsawan, jadi tidak bisa merasakan apa yang kami rasakan," jelas Avril.

"Nah, betul itu. Terus ... belum lagi ada banyak penjual makanan tradisional di taman, beuhhh, itu paling aku suka sih," imbuh Alinzy.

"Hay."

Sapaan itu sentak mengalihkan atensi ketiga gadis. Jezrine menunjukkan cengiran tak berdosa, sedangkan kedua teman Jezrine hanya pasang wajah datar. Ada tiga kursi kosong di meja Prima, ketiganya duduk tanpa permisi.

"Ini kursi pasti sengaja buat kita, kan?" kata Jezrine menoleh Prima.

Prima yang sepertinya sedang malas berdebat hanya memberi anggukkan.

"Oke, makasih sudah memberikan kami tempat. Oh ya, sebelumnya maaf karena telat datang."

"Harus minta maaf sih, karena yang lain sudah datang dari tadi, dan hanya kalian yang baru datang," balas Avril masih terlihat enggan satu meja dengan Jezrine cs.

"Kau tuli? Tadi Jezrine minta maaf karena telat dalam acara ini," timpal salah satu rekan Jezrine yang duduk di sebelah Alinzy.

Alinzy putar bola mata malas. "Santai kali."

After Rain Season 1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang