After Rain Chapter 14

1 3 0
                                    

🍁 After Rain Chapter 14 🍁

Sorakan mencibir menggema di lapangan utama SMP 1 HarBa. Pemicunya adalah Jeran baru saja bergabung dengan para pelanggar yang sudah lebih dulu berlari mengelilingi lapangan.

Cowok itu sempat memprotes saat ditetapkan hukuman lari lima belas kali putaran oleh pembina OSIS. Beruntung karena masukan dari Prima yang mengatakan Jeran baru kali ini kedapatan melanggar, Jeran pun hanya menerima hukuman sebanyak lari delapan keliling.

Hingga kini, Jeran harus pura-pura tuli karena sorakan anak HarBa yang tidak menyukainya. Terutama dari kalangan anak laki-laki.

Dari balkon depan kelas 9 A-1, Prima melihat bagaimana Jeran berlari. Namun, fokusnya tidak pada para cowok yang sedang menjalani hukuman, dia justru melihat ke sisi seberang. Tepatnya pada Judhy yang berdiri di samping Arin. Prima ingin memastikan kalau Judhy menjadi saksi kalau Prima tidak berbohong akan ucapannya sebelum bel masuk tadi di saat pemeriksaan.

Sayangnya, orang yang diperhatikan tampak tak peduli dan beranjak pergi dari sana. Padahal, pertunjukan di bawah sana belum selesai.

"Cuek sekali." Prima menggumam dalam hati. Kemudian, perhatiannya kembali ke lapangan.

Di bawah sana, ibu guru yang diketahui adalah pembina OSIS yang ditemani dua guru pria berjalan ke tengah saat para pelanggar selesai berlari. Kemudian, ada dua penjaga sekolah yang membawa tong besi, korek, juga minyak tanah.

Salah satu dari guru pria paruh baya yang membawa toa mulai bersuara. "Pengumuman. Sebentar lagi kalian akan menyaksikan pembakaran benda-benda yang dari dulu memang sudah dilarang di lingkungan sekolah ini. Di antaranya ada rokok, majalah dewasa, dan ... gambar tidak senonoh yang kami dapatkan dari hasil pemeriksaan tadi pagi."

perkataan guru itu pun memancing reaksi anak-anak HarBa untuk kembali menyoraki para pelanggar yang duduk di tepi. Bahkan ada yang berteriak nekat untuk mengeluarkan mereka karena dianggap akan memberikan pengaruh buruk.

"Tenang, mereka sudah mendapatkan hukuman dan membuat perjanjian dengan pihak sekolah. Jadi untuk itu, kami mohon kerjasamanya dari kalian agar tidak bertindak berlebihan. Dan untuk anak-anakku tercinta yang melanggar sehingga terpaksa barang-barang kalian disita, silakan datang ke ruang OSIS setelah pulang sekolah nanti. Kalian nanti akan diminta menandatangani surat perjanjian yang apabila dilanggar, maka kalian sendiri yang akan menerima konsekuensinya. Sekian dari Bapak." Guru itu kemudian memberi kode pada guru pria satunya untuk segera membakar barang tak senonoh di depan para murid.

Tepuk tangan dan sorakan kembali bergemuruh, seolah mereka mendapatkan kemenangan atas pertandingan yang tidak mereka lakukan. Ada rasa senang saat pihak sekolah bertindak tegas pada para pelanggar.

Sampai akhirnya, mereka pun beranjak masuk saat kepulan asap yang membumbung tinggi ke udara mulai lenyap, menyisakan bara api di tong besi.

Sementara Jeran dan beberapa siswa baru diperbolehkan masuk setelah menerima hukuman push-up sepuluh kali.

Saat memasuki kelasnya, mata Jeran mendelik tidak suka pada Prima yang duduk berjauhan dengannya. Namun, tatapan itu dibalas datar oleh Prima.

Di sisi lain, Arin menopang dagu menghadap Judhy di samping kanannya. Raut gadis itu tampak cemas.

"Kenapa, Rin?" tanya Judhy yang merasa risih atas tatapan Arin padanya.

"Setelah ini sepertinya kau dalam masalah besar. Euh, ralat, maksudku kita."

"Apa ini ada hubungannya karena aku menantang anggota OSIS tadi pagi?"

"Iya." Arin kemudian menghadap ke depan saat seorang guru wanita melangkah masuk.

After Rain Season 1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang