🍁 After Rain Chapter 56 🍁

0 2 0
                                    

🍁 After Rain Chapter 56 🍁

🍁 Embusan angin pagi masih terasa dingin. Di ufuk timur semburat jingga perlahan membakar kaki langit, setiap detik bergerak semakin pekat merahnya, kemudian ... berangsur pudar menampakkan bola bercahaya. Karena cahaya sang surya belum terlalu menyilaukan, seorang gadis berani menatapnya dari balik rongga jaring kawat pembatas rooftop rumah sakit. Gadis itu setia berdiri di sana hingga sinar matahari semakin terang, sinar jingga yang tadi menjadi pemandangan indah perlahan pergi.

Seorang wanita di lantai atap menggeliat pelan sebelum terbangun dan langsung menarik diri duduk begitu menyadari ada yang hilang di dekatnya. Wanita itu mengedarkan pandangan dan bernapas lega begitu menemukan sosok yang berdiri di dekat pembatas.

Tak jauh dari wanita itu, Pak Lim juga baru terbangun dari tidur dengan posisi duduk bersandar pada dinding. Pria itu melayangkan sorot tanya begitu pandangannya bertemu dengan Mbak Asisten. Mbak Asisten membalasnya dengan menggulirkan mata ke arah gadis berhoodie hitam berdiri.

Suasana sunyi itu pecah oleh deringan ponsel milik Pak Lim. Pak Lim gegas bangkit dan menerima telepon, dari Tuan Yohan.

Pak Lim tampak manggut-manggut menerima telepon tersebut, lalu setelah sambungan berakhir, pria itu menghampiri Judhy yang masih enggan beranjak dari tempatnya.

"Bunda sudah bangun, Non, dan dia menunggu Non sekarang," kata Pak Lim memberitahu.

"Pak Lim."

"Ya?"

"Pak Lim sudah lama bekerja dengan Ayah, kan?"

"Iya."

"Berapa lama?"

"Semenjak Ayahmu belum menikah. Waktu ayahmu memulai dunia kerja sebagai arsitek, Pak Lim sudah menjadi tangan kanannya."

"Sebelum itu, apa Pak Lim sudah kenal Ayah?" Judhy bertanya masih menatap ke depan, tak sedikit pun menoleh Pak Lim di sisi kanannya.

"Sebenarnya ... Pak Lim senior ayah Non. Lalu ... karena kami satu organisasi dulu, jadi kami sangat dekat dan sampai sekarang."

Judhy baru mau memutar sedikit arah kakinya agar menghadap Pak Lim. "Kalau begitu ... apa Pak Lim tahu sesuatu?"

"Tahu sesuatu? Maksud Non?"

"Aku yakin, Pak Lim tahu maksudku." Judhy kemudian mengambil langkah pergi begitu saja.

Mbak Asisten yang sudah berdiri di tengah rooftop dan hanya menyimak obrolan mereka dalam diam, langsung mengejar Judhy setelah sedikit membungkukkan badan pada Pak Lim sebagai perwakilan kata pamit.

"Yohan ... anakmu tidak bodoh. Dia juga memiliki pandangan sendiri mengenai kehidupan ini. Cepat atau lambat, aku yakin anakmu akan tahu rahasia kalian. Kalau tidak dari kau atau Kristin, maka dia akan tahu dari orang lain. Ya, tidak menutup kemungkinan putrimu sendiri yang akan mencari tahu informasi tentang masa lalu kalian," gumam Pak Lim diakhiri helaan berat.

Pak Lim lalu menatap langit. "Istriku, kau dan anak kita sudah bahagia kan, di sana?" katanya lagi tersenyum miris.

"Kalau tidak salah, usia anak kita sekarang sama dengan anak Yohan, kan?" Pak Lim diam sesaat, melirik matahari yang sudah tak malu-malu lagi memandangnya dari kejauhan. "Aku merindukan kalian. Aku harap kalian juga merindukanku. Kalau begitu ... sampai ketemu di kehidupan berikutnya, ya," lanjutnya kemudian beranjak pergi.

Di sisi lain, Judhy baru saja membuka pintu ruangan di mana ibundanya berada. Tatap matanya langsung bertemu dengan sang bunda, tetapi dia memutuskannya dan melirik sosok pria yang duduk di sisi brankar. Judhy buang muka saat pria berkacamata balik menatapnya.

After Rain Season 1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang