|SW 1| Ijab Sah

39.6K 897 199
                                    

Hello, my friends.
Pembaca baru atau lama jangan lupa
Tinggalkan jejak kalian, komen, vote,
Follow? Ya kali gak follow aku ini guyss.
Terimakasih guys. KOMEN YES💜👇
••••••••••••••♪•••••••••••••••♪••••••••••••••••♪••

Jodoh itu ditangan Tuhan, lalu takdir yang merealisasikan. Lah kalau gue? Jodoh ditangan orang tua, sementara takdir mengikhlaskan.
|Anindya Saraswati Putri|

Happy Reading!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Mau seberapa lama pacaran, pada akhirnya harus gugur karena sebuah perjodohan. Yap! Mungkin itu lah yang saat ini dirasakan oleh Anindya Saraswati Putri. Perempuan yang baru saja pulang dari shift koas nya di salah satu rumah sakit jiwa daerah, harus terduduk lesu dan menahan tangisannya. Ia menangis bukan karena lelah menjaga pasien rumah sakit jiwa, tapi ia ingin menangis karena bunda, ayah, dan kakaknya tega mengubur dalam impiannya untuk menikah dengan kekasihnya.

Siapa coba yang terima? Kalau pulang koas langsung dibawa ke rumah sakit. Bukan hanya untuk menjenguk orang sakit, tapi untuk dinikahkan langsung dengan pria yang bahkan tidak ia kenali sebelumnya. Matanya menatap seorang pria tua yang bahkan hanya bisa berbaring di ranjang rumah sakit, sementara disisi lain ada seorang wanita paruh baya yang saat ini meraih tangannya dengan tatapan tulusnya.

"Tolong, ya, nak? Terima perjodohan ini. Mungkin perjanjian ini membuat kamu tertekan, tapi demi suami saya, saya mohon terima perjodohan ini, nak," pinta wanita paruh baya itu seraya menggenggam tangan nya.

"Tapi kenapa harus saya Tante?" tanya Anindya yang sampai sekarang tak paham. "Saya ini masih menempuh pendidikan. Saya juga punya pacar, jadi gak mungkin kalau harus nikah sama anak Tante."

Tanpa ia duga sebelumnya, wanita paruh baya itu tiba-tiba duduk lebih rendah dibandingkan dirinya. Tentu saja ia ikut duduk dilantai karena tak mau dianggap kurang ajar.

"Saya mohon. Banyak perempuan yang mendekati anak saya, tapi tidak banyak perempuan yang benar-benar tulus. Walau kamu tidak ada rasa, setidaknya saya dan keluarga kamu mempunyai hubungan yang hangat. Terutama dengan bunda kamu," ucap wanita paruh baya itu lagi.

Anindya menatap sang bunda. "Bun, Anin gak mau terima perjodohan ini. Anin bukan anak kecil."

Bahkan matanya sudah memanas saat ini. Ia ingin menangis saat ini juga. Rasa lelahnya berjaga kini tergantikan dengan kesedihan mendalam akibat dijodohkan oleh keluarganya.

Secret Wife| Ketika Menikah Tanpa Cinta Where stories live. Discover now