|SW 73| Kabar Buruk

6.7K 327 243
                                    

Halo besti, ketemu lagi dengan Arum di sini. Maaf sebelumnya tidak update dikarenakan kesibukan kuliah. Semoga kalian tetap antusias untuk menunggu author nulis ya guys 💜

Terimakasih sebelumnya sudah spam, komen, dan vote. Terimakasih juga atas segala dukungan yang diberikan, semangat, dan doa-doa baiknya. Semoga doa baiknya kembali ke kalian ya 🥰

Untuk kalian yang baca cerita ini jangan lupa belajar, untuk yang kerja tetap semangat dan jaga kesehatan. Oh, iya, jadi cerita ini sebagai tempat hiburan dan penghilang rasa capek kalian ya, bukan sebaliknya 😁💜

GIVE ME 1000 KOMEN GUYS. MAAF AUTHOR BANYAK MAU HEHEHEHE.

FOLLOW ME:
Wattpad/Instagram/YouTube
Username: Shtysetyongrm

×××××××××××××××××××

Kehilangan adalah sesuatu yang menyakitkan, datang tanpa bisa ditebak, kabarnya membawa rasa sesak dan sakit bagi yang menerimanya. Sejatinya setiap manusia akan mengalaminya, yang membedakannya adalah kesiapan dan kerelaan saat kehilangan itu menerpa.
|Anindya Saraswati Putri|

HAPPY READING 💜

"Kenapa? Ada berita buruk?" Anindya bertanya seraya menatap Arsa yang bahkan hanya diam disampingnya. Wajah Arsa yang semula ceria kini terlihat sendu dan tertekan seolah memikirkan sebuah pilihan yang berat sekarang.

"Mas," panggil Anindya, kali ini dengan tangan yang menyentuh pundak suaminya.

Arsa yang mendapatkan sentuhan tersebut menolehkan kepalanya. Ia tersenyum pada Anindya yang terlihat cemas di sampingnya.

"Iya," balas Arsa setelah tersadar dari lamunannya. Baginya kabar seperti ini membuat hatinya terkejut. Tapi ia tidak bisa mengubur kebahagiaan Anindya dalam-dalam bukan? Melihat wajahnya yang tersenyum saja sudah membuat hatinya senang, apa lagi jika mewujudkan segala impiannya.

"Kenapa? Ada sesuatu yang mendesak? Kalau gitu kita pulang aja, yuk, dari pada buat kamu ----"

"Enggak, kok." Arsa berdiri. Ia memasukan ponselnya dalam tas, lalu meraih tangan istrinya untuk berdiri. "Ayo kita senang-senang di sini. Aku gak kenapa-kenapa. Gak ada hal yang urgent juga kok. Jadi jangan pikirin apa-apa selain senang-senang, ya."

Kalau Anindya saja bisa berkorban, bukan kah ia harus melakukan hal yang sama? Tentu saja untuk membahagiakan istri tercinta.

"Beneran, kan?" tanya Anindya pada suaminya.

"Iya, sayang," balas Arsa seraya terus menggenggam tangan istrinya.

Perlu kalian ketahui, alasan Arsa bisa menggenggam istri dan santai saat ini karena koper mereka sudah datang lebih dulu di hotel tempat mereka menginap. Itu lah mengapa mereka bisa jalan-jalan santai tanpa memikirkan barang bawaan. Ya, walau harganya yang begitu mahal, tetap saja bagi Arsa jika ada yang mudah kenapa harus yang sulit untuk dilakukan mereka berdua.

"Tempat laksanya jauh gak, sih?" tanya Anindya yang memang belum pernah ke Singapore.

"Ada di bandara kok. Namanya 328 Lotong Laksa. Aku lihat di salah satu rekomendasi katanya laksa paling enak dan terjangkau di bandara. Rate nya aja 4, terus testimoni nya juga bagus-bagus. Tapi bukanya masih jam 9 pagi, sekarang, kan, baru mau jam 6 jadi kita tidur dulu di hotel biar anak kita juga istirahat," balas Arsa menjelaskan pada istrinya.

Secret Wife| Ketika Menikah Tanpa Cinta Where stories live. Discover now