|SW 91| LDR

3.9K 247 416
                                    

Halo terimakasih sudah tembus komen di part sebelumnya guys. Terimakasih juga atas antusias, dukungan, dan komentar baiknya 🌠

GIVE ME 400 KOMENTAR GUYS
TEMBUSIN GUYS YUK BISA YUK

MENDEKATI ENDING JADI MOHON ANTUSIAS DAN DUKUNGANNYA TEMAN-TEMAN 🥰🌠

FOLLOW ME :
Instagram/ Wattpad/ YouTube
Username: Shtysetyongrm

SAMPAI BERTEMU DI PART SELANJUTNYA 💜

*******

"Rencana Allah itu jauh lebih indah. Manusia bisa merencanakan, bisa memprediksi, tapi perihal yang menentukan akan terjadi hanya Allah yang mengetahui."
|Anindya|

HAPPY READING 💜

"Sa, maaf baru kasih tahu Lo. Besok pagi Lo ada pemotretan di Bandung. Gue lupa anjir," ucap Rio membuat Arsa dan Anindya yang tengah menonton drakor secara bersama-sama harus menoleh secara spontan karena perkataannya.

"Ha? Lo serius anjir?" tanya Arsa merasa tak percaya.

Rio beranjak dari tempat duduknya. Ia menunjukkan tabletnya yang berisikan jadwal pemotretan dan kerja sama milik Arsa. Saat itu lah Arsa mempercayai semua perkataan Rio terhadap dirinya. Apa kalau besok pagi mereka harus ke sana, bisa dipastikan malam ini mereka berangkat dari Jakarta. Benar-benar gila.

"Cancel aja. Gue -----"

"Dua ratus juta udah di transfer. Lo yakin mau nolak? Istri Lo butuh uang banyak buat lahiran," potong Rio membuat Arsa tak bisa lagi melanjutkan kata-katanya.

Benar. Dua ratus juta jika harus dikembalikan lagi ia tak bisa menabung banyak untuk keperluan anak dan istrinya nanti. Tanpa basa basi, Anindya yang tahu suaminya akan bersiap-siap pun segera bangun dari kasur. Ia berupaya untuk membantu Arsa yang dengan cepat mengganti baju dan memasukan beberapa baju secara asal, sementara Rio yang memang tipe orang praktis hanya membawa beberapa baju yang kebetulan selalu ia bawa di dalam mobil secara antisipasi.

"Jangan bantu, yang," ucap Arsa mengambil baju yang ada di tangan Anindya.

"Kenapa? Aku mau bantuin. Bisa kok," balas Anindya yang juga tak mau kalah.

Arsa meraih kedua tangan istrinya. Manik mata mereka saling bertemu satu sama lain, membuat dua orang yang melihatnya merasa tak percaya sedang dalam keadaan riweh seperti ini sempat-sempatnya romantis.

"Mohon dimaklumi. Kebanyakan syuting romantis dan drama makanya hidupnya banyak drama," lirih Rio pada Kanaya yang bahkan tak bisa mengalihkan pandangannya.

"Bener. Makin ke sini gue kenal sama dia, makin hilang rasa kagum karena kelakuannya yang beda banget sama Anin. Gue sebagai fansnya, mulai hari ini berhenti mengagumi seorang Arsa. Geli sendiri lihatnya," balas Kanaya yang bahkan merinding ketika Arsa mencoba berbicara dengan Anindya tentang kepergiannya tapi begitu drama seolah-olah dirinya sedang berperan saat ini.

"Jangan dilihat kalau gitu. Mending lihat aku aja," pinta Rio dengan senyuman manisnya.

"Enggak mau juga," sambung Kanaya yang memilih menolehkan kepalanya ke arah lain dibandingkan harus melihat Anin dan Rio.

Secret Wife| Ketika Menikah Tanpa Cinta Where stories live. Discover now