|SW 11| Rumah Tangga

10.2K 461 29
                                    

Halo guys. Selamat membaca, boleh minta tolong gak, sih? Jangan lupa tinggalkan jejaknya. Komen dan vote aja kok guys. Terimakasih

ABSEN KALIAN TAHU CERITA INI DARI MANA?

•••••••••••••••••••|•|•••••••••••••••|||||••••••••••

Asa itu nyata, cerca adalah rasa sakit yang tak bisa didefinisikan oleh kata-kata. Terkadang manusia hanya bisa berbicara, tanpa tahu menahu kata-katanya akan menyakiti hati manusia lainnya.
|Secret Wife|

•••••|•••••••••••••|||••••••••••••••••••••••

Kalau waktu bisa diputar, ia ingin kembali pada kehidupan yang membuat dirinya tenang. Kalau takdir bisa diubah, ia ingin Riko yang menjadi suaminya, bukan Arsa. Tapi sayangnya, asa hanyalah asa yang tidak akan terwujud menjadi sebuah realita. Apa ini adil baginya? Hidup bersama seorang pria tanpa tahu menahu bagaimana sikap dan sifatnya, lalu menjadi istri sah untuknya. Terkadang ia mengira takdir mempermainkannya, tapi mau dipikir bagaimana pun yang namanya realita dan fakta tidak akan hancur lebur oleh anala yang menyala.

Penyesalan setiap manusia itu ada, tapi bagaimana cara mereka menyembunyikan adalah tantangan dan menjadi pembeda dari manusia yang lainnya. Ya, kalau dibilang menyesal, jawaban Anindya adalah sangat dan sangat. Kenapa? Karena ia menikah dengan pria yang bahkan tak pernah ia kenal dan tanpa cinta. Pada akhirnya ada banyak ketidakcocokan dalam hubungan mereka, lalu berujung pada sakit hati yang parah karena omongan yang terlontar begitu saja.

"Angkat aja kalau emang penting," ucap Arsa yang merasa terganggu dengan dering ponsel milik Anindya yang terus berbunyi.

Anindya kembali mematikannya. Bagaimana bisa ia mengangkat telepon dari Riko ditengah-tengah keluarga Arsa berada, ya, walau hanya ada papanya.

"Kenapa gak diangkat?" tanya Arsa lagi yang duduk di salah satu sofa.

"Bukan siapa-siapa kok," alibi Anindya kemudian mematikan ponselnya.

Arsa yang mendengar hal tersebut terdiam ditempatnya. Ia tidak bodoh. Ia tahu itu dari kekasih Anindya. Jika Anindya mengangkatnya dan sang papa mendengar semuanya, maka tamat sudah riwayat Anindya.

"Malam ini gue nginep sini. Terserah kalau Lo mau pulang," ucap Arsa pada Anindya.

Anindya menolehkan kepalanya. Ia melihat jam yang terpasang di dinding sudah menunjukkan pukul 23.00 malam. Kalau pun ia pulang situasinya akan semakin kacau.

"Lo gak punya hati nurani banget, sih, sama istri sendiri. Ini udah malam. Udah jelas gue juga nginep sini," balas Anindya seraya menatap Arsa yang secara perlahan-lahan sudah berjalan menuju kasur yang hanya satu-satunya.

"Istri? Siapa?" Arsa bertanya dengan senyuman miringnya. "Sejak kapan kita suami istri? Udah gue bilang pernikahan ini formalitas aja. Jadi selagi gak ada mama dan papa jangan pernah anggap ini semua nyata."

"Kita menikah secara sah. Disaksikan oleh Allah dan semua keluarga. Jangan main-main sama pernikahan," sahut Anindya tanpa rasa takut.

Arsa kembali tertawa ditempatnya. "Jangan main-main? Lo sendiri gak sadar diri."

Kenapa kata-kata Arsa selalu berhasil membuat dirinya hanya terdiam. Kalau saja sekarang masih pukul 8 malam ia pastikan ia akan pulang. Tapi hari yang sudah malam membuat ia harus terjebak di sini. Di ruangan sang papa mertua dirawat. Ruang inap VIP yang dilengkapi oleh kasur untuk keluarga yang menjaga adalah tempat tidur dirinya malam ini. Ya, tapi jangan berharap juga Arsa akan membiarkan dirinya untuk tidur satu ranjang dengan dirinya.

Secret Wife| Ketika Menikah Tanpa Cinta Where stories live. Discover now