|SW 84| Penyelamat

6.5K 310 244
                                    

Halo ketemu lagi dengan Arum di sini. Gimana kabarnya teman-teman? Semoga sehat selalu ya, amin. Maaf baru up lagi 🥰💜

Give me 500 komentar di part ini guys. Please kali ini TEMBUSIN lagi seperti sediakala 🥰 cuman minta bantuan komen aja guys sama vote biar authornya semangat.

Yang sudah komen terima kasih.

FOLLOW ME
Instagram/ YouTube/ Wattpad
Username: Shtysetyongrm

•••••••••••••••|•••••|••••••••••••••••

Terkadang musibah datang secara tiba-tiba, entah merusak hal yang bahagia, atau justru membuat seseorang kehilangan hidupnya. Tapi dibalik kata musibah, pasti ada sebagian berkah yang akan kita dapatkan jika menerimanya dengan lapang dada.
|SECRET WIFE|

HAPPY READING

Tidak ada manusia yang akan tetap tegar kala musibah menerpa. Perasaan hancur, resah, atau cemas pasti akan ada dalam hati setiap manusia yang menerimanya. Sejatinya kita tak pernah tahu takdir tuhan itu bagaimana, tentang kehidupan atau pun hidup kita di dunia. Tapi yang perlu dipahami adalah, kalau musibah itu datang pada diri kita sebagai manusia, itu artinya Tuhan tahu kita akan kuat menerima semuanya, walau tak sesuai dengan keinginan kita.

Mungkin hal tersebut dirasakan oleh Arsa sebagai suami dan calon ayah. Ia merasa terpuruk kala melihat sendiri bagaimana istrinya terkapar hebat di jalan raya, dengan darah yang mengalir deras dari bawah. Perasaan nya saat itu hancur. Ia tak tahu lagi harus bagaimana, selain membawa Anindya ke rumah sakit terdekat untuk menyelamatkannya. Bahkan ia meninggalkan Rio yang merupakan sahabat baiknya demi keselamatan istri dan calon anaknya.

Jujur ia juga merasa bersalah. Bersalah pada Rio yang sudah menolong istrinya, namun sampai saat ini tak ia ketahui kabarnya bagaimana. Yang jelas dalam hati ia selalu berdoa agar semuanya baik-baik saja, termasuk kondisi istrinya yang sudah mulai membaik setelah mendapatkan penanganan dokter dan medis.

"Nak," panggil Anita seraya menyentuh bahu anaknya, yang tampak terkejut ditempatnya.

Arsa dengan mata menahan ngantuknya mengangkat kepalanya. Ia menatap bunda Anindya,  lalu tersenyum ke arahnya.

"Biar bunda saja yang jaga. Kamu istirahat saja di rumah. Gak baik juga terus menerus memaksakan tubuh kamu untuk tetap baik-baik aja," ujar Anita yang merasa prihatin pada kondisi menantunya yang begitu mencemaskan kondisi anaknya.

"Anindya butuh Arsa. Arsa gak apa-apa tidur di sini Bun. Biar Arsa saja yang jaga Anindya. Bunda istirahat saja di rumah," balas Arsa tetap teguh pada pendiriannya untuk menjaga istri tercinta.

Anita paham betul bagaimana Arsa pada anaknya. Sifat Arsa yang penyayang pada anaknya membuat ia yakin Anindya akan bahagia. Ia juga melihat bagaimana menantunya itu menangis saat Anindya masuk ke penangan medis karena rasa bersalah. Bahkan Arsa belum sempat mengisi perutnya sendiri karena terus menerus menjaga Anindya yang tak kunjung sadarkan diri juga. Ya, mungkin karena tubuhnya lelah, sehingga ia tak bisa lagi membuka mata. Namun yang pasti adalah anak di rahimnya baik-baik saja, walau dokter merasa tidak yakin akan keselamatannya.

"Bunda belikan sarapan, ya? Dari semalam kamu belum makan loh, nak," tanya Anita pada Arsa.

"Boleh, Bun. Makasih banyak Bun," balas Arsa tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Secret Wife| Ketika Menikah Tanpa Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang