|SW 5| Menantu Idaman

11.1K 544 19
                                    

Hello, my friends.
Pembaca baru atau lama jangan lupa
Tinggalkan jejak kalian, komen, vote,
Follow? Ya kali gak follow akun ini guyss.
Terimakasih guys. KOMEN YES💜👇
••••••••••••••♪•••••••••••••••♪••••••••••••••••♪••

Kadang seseorang dituntut untuk berubah karena terpaksa, tapi ada juga yang benar-benar melakukan perubahan karena situasi dan menimbulkan kebiasaan yang baik untuk diri mereka. Ya, walau proses berubahnya lama.
|Secret Wife|

Happy Reading!
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 05.00 subuh. Alarm yang sengaja ia pasang sudah berbunyi nyaring tepat di kupingnya. Tentu saja ia segera mematikannya agar tidak mengganggu seorang pria yang bisa tidur nyenyak di kasur sana. Tanpa menunggu lama-lama, Anindya menguncir rambutnya, lalu berjalan turun karena tidak ada mukenah dikamar Arsa. Ia berjalan menuruni tangga, lalu menemukan seorang asisten rumah tangga yang terlihat sudah memulai aktivitasnya.

"Maaf, Bu, kalau boleh tahu ruang shalat dimana, ya?" tanya Anindya dengan sopan.

Pembantu tersebut sempat menatapnya, lalu tersenyum kearahnya. "Ini istrinya Mas Arsa, ya?"

"Iya, Bu. Kebetulan baru datang malam ini jadi belum paham dimana tempat shalatnya," balas Anindya pada pembantu tersebut.

"Walah, Jan, kok ayu banget. Cocok sekali dengan mas Arsa yang ganteng. Musholla nya ada di sana mbak, dibawah tangga," sahut pembantu yang bernama Bu Sri.

"Makasih Bu. Saya shalat dulu ya, Bu," ucap Anindya dengan sopan, lalu meninggalkan dapur. Ia yang sudah berwudhu pun segera memasuki musholla tersebut. Ia memakai mukenah lalu melakukan shalat subuh sebagai seorang muslimah.

Kurang lebih lima menit lamanya ia menjalankan shalat subuh, ia pun keluar dan menuju dapur untuk membantu pembantu tersebut masak. Namun sebelum menuju dapur, suara ketukan dari pintu utama membuat ia menatapnya.

"Biar saya aja yang buka, Bu," ucap Anindya lalu melangkahkan kakinya menuju pintu utama rumah mewah milik Arsa. Ia membuka pintu tersebut, lalu melihat seorang pria yang datang dengan sebuah koper dengan muka yang masih mengantuk.

"Barang-barang Lo, nih. Gue langsung cabut, yak," ucap seorang pria yang tak lain adalah Rama dengan koper yang kemudian diarahkan pada dirinya.

"Makasih, ya, kak. Maaf kalau merepotkan," balas Anindya yang merasa tak enak hati.

"Sans. Gue cabut, yak!" seru Rama seraya membalikkan badannya.

Anindya pun mengangguk. Ia menutup pintu kembali, menaruh koper itu di dekat tangga, lalu berjalan menuju dapur untuk membantu memasak.

"Biar saya bantu masak, ya, Bu," ucap Anindya pada pembantu di rumah Arsa.

"Eh, gak usah. Ini biar jadi tugas saya aja mbak. Mbak, kan, menantu di sini. Saya kena marah ibu nanti," sahut Bu Sri seolah takut di marahi.

"Enggak apa-apa bu. Saya biasa masak kok. Jadi biar saya yang buatkan sarapan buat mama dan Arsa. Ibu beres-beres aja. Beneran gak apa-apa," balas Anindya menyuruh agar pembantu tersebut mengerjakan yang lainnya saja.

Secret Wife| Ketika Menikah Tanpa Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang