|SW 89| Kita Nanti

5.7K 319 321
                                    

Halo sahabat SW. Btw selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan. Jaga kesehatan, tetap semangat, dan jangan lupa baca Al-Qur'an ya 🌠💜

Terimakasih untuk sahabat SW karena membuat author semangat up, nulis, dan berimajinasi. Tembus komen dari kalian sangat berarti untuk author 🥰🌠

Di part kali ini GIVE ME 300 KOMEN guys.

Follow akun:
Wattpad/Instagram/YouTube
Username: Shtysetyongrm

AKU TUNGGU TEMBUS KOMEN😭🥰

******************

"Kata pepatah hal bisa karena terbiasa. Eh, gak tahunya berlaku untuk jodoh juga. Karena terbiasa bersama lama-lama punya rasa dan saling jatuh cinta."
|Kata-kata Rio|

HAPPY READING

🌠🌠🌠🌠🌠🌠🌠🌠🌠

"Makan yang banyak biar ada tenaga. Masih ada yang sakit gak? Kalau masih ada aku panggilkan dokter biar diperiksa lagi. Barangkali ada yang harus diperbaiki," ucap Kanaya seraya memasukan sendok berisi ayam geprek dalam mulut Rio yang tampak menerimanya.

Pria itu tak menjawab. Matanya terus fokus melihat bagaimana Kanaya merawat dirinya, disaat kedua orang tuanya bahkan tak tahu kondisi dirinya. Entahlah, melihat Kanaya yang begitu memperhatikan dan peduli pada dirinya membuat desiran lembut terasa di dalam hatinya. Desiran yang bahkan tak pernah ia rasakan saat bersama wanita yang lainnya.

"Kok diam? Ada -----"

"Kita nikah aja yok!" ajak Rio secara tiba-tiba membuat Kanaya memberikan pukulan di tangannya.

"Aw, sakit," ucap Rio yang menerimanya.

"Dilarang berbicara gombal atau hal-hal yang menjurus ke pernikahan. Kan udah pernah bilang gak suka kaya gitu," timpal Kanaya kembali memasukan sendok makanan ke dalam mulut Rio.

"Tapi usia aku, mah bukan lagi untuk pacaran. Rasanya udah serasi kalau nikahnya sama kamu. Jujur bingung juga kenapa bisa jatuh cinta dan memberanikan diri nembak kamu," balas Rio menatap lekat Kanaya yang bahkan tak bisa berbicara apa-apa lagi.

"Jangan terbebani. Kalau belum siap gak apa-apa. Cuman mengutarakan aja kalau aku beneran serius sama kamu. Pinginnya sampe nikah," lanjut Rio lagi.

"Kok kamu selalu gitu, sih," balas Kanaya pada akhirnya bersuara.

"Gitu gimana?" tanya Rio.

"Kenapa gak ada romantisnya. Udah nembak di mobil ambulance. Sekarang ngomongin pernikahan di rumah sakit. Konsepnya gimana, sih? Gak keliatan niatnya," sahut Kanaya yang tak akan menyangka bahwa Rio benar-benar tipe pria yang frontal dan tidak tahu situasi dalam mengungkapkan.

Rio yang mendengar hal tersebut tampak diam, namun senyumannya tak pernah luntur kala kata-kata seperti itu keluar dari mulut Kanaya. Kanaya ternyata tipe perempuan yang begitu menyukai hal-hal yang romantis. Ia tak mengabaikan kata-katanya, namun ia tengah memikirkan hal seperti apa yang akan membuat Kanaya senang sekaligus mengutarakan niatnya.

"Aku ada salah, ya? Kata-kata aku salah, ya?" tanya Kanaya kala Rio hanya merespon dengan senyuman tipis tanpa berkata-kata.

Rio menggelengkan kepalanya. "Kamu gak mau pulang? Emang besok gak ada kuliah?"

Secret Wife| Ketika Menikah Tanpa Cinta Where stories live. Discover now