|SW 82| Rencana

5.6K 234 955
                                    

Halo besti, pembaca baru atau lama salam kenal aku Arum guys. Gimana kabarnya setelah 3 hari aku gak up? Jujur aku nungguin kalian spam komen dll kaya dulu, tapi ternyata udah mulai nurun ya 😩🥰

Apa pun komen kalian, aku akan suka dan senang soalnya aku selalu nunggu komen dari kalian singgah di cerita aku guys. Jadi kalau komennya gak pada antusias aku agak gimana gitu gak semangat untuk up 😭🥰

Tolong jadikan cerita ini sebagai hiburan kalian guys. Kalau kalian capek gas singgah di sini biar bisa terhibur ya guys. Untuk pembaca lama, baru, atau SIDERS yuk lah sama-sama saling bantu komen kalau aku mau up 😩😭 rada sedih huhuhu

DI PART KALI INI GIVE ME 700 KOMENTAR GUYS. SALING BANTU SPAM KUY

FOLLOW ME

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Kita gak bisa menebak hal apa yang akan terjadi ke depannya, atau sejam ke depan seperti apa. Namun hal yang harus diingat adalah, setiap pengalaman dan peristiwa yang ada dan menerpa, sejatinya untuk memberikan kita arti kehidupan yang sesungguhnya.
|Anindya Saraswati Putri|

HAPPY READING 💜

Malam ini tepatnya pukul 20.00 malam, pasutri fenomenal memutuskan untuk pergi dari persembunyian. Walau hati berat melakukan, sejatinya hal ini harus dilakukan untuk meluruskan sebuah hal. Seperti saat ini, tiga orang duduk saling berhadapan. Satu orang duduk sendirian, sementara dua orang yang lainnya duduk berdampingan dengan mata yang saling memandang. Hanya diam membisu itu lah yang dilakukan. Pintu yang bersambut, membuat seorang pria hanya bisa menatap tanpa bisa mengatakan. Sorot matanya begitu teduh, tangannya menggenggam tangan seseorang, lalu sorot mata itu menatap lawan bicara yang memperhatikan.

"To the point aja kak."

Arsa bersuara. Ya, malam ini kak Ilham selaku CEO dari bintang entertainment yang tak lain adalah agensi yang menanguni dirinya. Malam ini ada pembicaraan penting yang akan dibicarakan, namun saat dirinya masuk ke dalam CEO itu hanya bisa terdiam dan menatapnya saja. Namun kali ini tatapan kak Ilham terlihat berbeda.

"Gue boleh tanya satu hal gak sa?" tanya Ilham akhirnya memberikan pertanyaan, alih-alih memberikan sebuah penjelasan.

"Santai aja kali. Silahkan aja kak," balas Arsa terlihat santai.

"Kenapa Lo lebih pilih job di rumah dari pada harus syuting lagi?" Ilham mempertanyakan alasan kenapa Arsa memberikan keputusan tersebut pada dirinya.

Jujur saja, ia merasa heran karena beberapa hal. Skandal dan rumor yang tersebar luas membuat berita Arsa kian panas, namun bukannya meredup, karir Arsa justru menaik. Terbukti dari banyaknya tawaran endors bahkan Job film yang sebenarnya menanti keputusan Arsa saat ini. Namun karena Arsa enggan menjawabnya sekarang, beberapa judul film pun menunggu dirinya untuk menerima tawaran dan memastikan apa Arsa akan menerima atau tidaknya tawaran mereka.

"Lo udah tahu sendiri jawaban kak. Istri gue butuh gue. Kalau gue terima tawaran dari luar, pertama gue gak bisa ada waktu sama istri gue, kedua gue gak bisa jaga istri gue karena terus kerja. Toh pendapatan perusahaan juga gak berubah, kan? Masih tetap sama," jelas Arsa tersenyum santai.

"Maaf, ya, kak. Anindya udah aku suruh kerja aja kaya biasa, tapi Arsa nolak. Dia bilang ----"

"Gue gak mempersalahkan hal itu kok, Nin. Gue paham dan gue juga punya anak," sahut Ilham cepat karena bukan itu tujuannya bertanya.

Secret Wife| Ketika Menikah Tanpa Cinta Where stories live. Discover now