|SW 64| Anala

6.2K 353 1.1K
                                    

Halo besti, ketemu lagi dengan Arum di sini. Btw terimakasih untuk teman-teman yang sudah komen di part sebelumnya. Sehat-sehat selalu ya teman-teman 💜🥰

Di part kali ini GIVE ME 1000 KOMENTAR AGAR AKU UP PART SELANJUTNYA. AKU AKAN UP KALAU SUDAH TEMBUS KOMEN YA GUYS 💜🌼

Jujur sedih, beberapa username yang aktif komen dulu yang komennya paling di tunggu-tunggu sekarang kemana guys?😭 Kangen sama komentar kalian nih. Yuk kakak" komen lagi. Untuk teman-teman yang SIDERS juga gas komen lah. Jangan ditempat dan baca offline aja 😭

Gini juga gak apa-apa.
Hidupin data 👉 komentar 👉 baca offline
Yang terpenting komen kalian masuk ya guys 😭 kalau boleh jujur komentar dari teman-teman semuanya sangat berati sangat sangat buat kita sebagai penulis 🥰

Follow me 👇
Wattpad/Instagram/ YouTube
Username: Shtysetyongrm

Terimakasih.

××××××××××××××××××××××

Kebanyakan dari manusia memiliki perasaan, tapi tidak semua manusia bisa menghargai sebuah perasaan.
|Anindya Saraswati Putri|

Happy Reading 💜

Hening itu lah yang terasa saat empat orang tengah asik memakan seblak buatan Anindya. Seblak dengan kuah kental, toping yang melimpah, serta ceker yang menjadi pelengkap membuat Rio tampak menikmatinya. Malam ini teman makan seblak mereka adalah gorengan yang dibeli oleh Rio dan buah yang diberikan oleh Kanaya sebagai pencuci mulut mereka nantinya. Wajah yang memerah tentu saja terlihat jelas ketika seblak tersebut sengaja dibuat pedas.

Bahkan bulir keringat menetes jelas di dahi Arsa kemudian meluncur hingga pipi miliknya. Anindya terlihat mengambil tisu lalu mengelap wajah suaminya dengan lembut. Arsa yang mendapatkan perlakuan tersebut tersenyum namun tetap memakan seblak buatan istrinya.

"Pedas banget, ya?" tanya Anindya seraya memegang pipi suaminya.

"Iya, tapi masih pedasan omongannya Rio," balas Arsa atas pertanyaan istrinya.

"Gak kebalik?" Rio yang mendengar hal tersebut seolah tak terima. Pasalnya Arsa lah yang terus berbicara pedas pada dirinya, bukan justru sebaliknya.

"Minum dulu. Kasihan pangerannya Anin. Mukanya sampe merah gitu. Udah jangan dimakan kalau pedas. Kasihan kamu," tutur Anindya meraih mangkuk Arsa, namun dengan cepat Arsa menahan tangan istrinya.

"Gak apa-apa princess nya Arsa. Kasihan capek-capek masak tapi gak dihabiskan. Biar aku yang habisin," balas Arsa tersenyum pada istrinya.

"Beneran gak apa-apa? Besok kamu ada pemotretan loh. Gak baik ----"

"Gak apa-apa sayang. Aku baik-baik aja," potong Arsa cepat seraya mengelus pipi Anindya tang kemudian memakan buah strawberry di tempatnya.

"Percaya yang nikah, mah. Dunia berasa punya milik berdua. Yang lainnya ngontrak," ucap Rio merasa iri pada kehidupan rumah tangga sahabatnya.

"Yang Lo lihat, mah, hanya sebagian kecil. Gak selamanya rumah tangga itu bahagia mulu," sambung Kanaya menanggapi kata-kata Rio.

Secret Wife| Ketika Menikah Tanpa Cinta Where stories live. Discover now