|SW 76| Lembaran Baru

6.7K 322 945
                                    

Halo besti ketemu lagi dengan Arum di sini. Sebelumnya terimakasih atas dukungan di part sebelumnya, terimakasih atau vote dan spam komennya. 💜🥰

DIPART KALI INI GIVE ME 500 KOMENTAR GUYS, KOMENTAR KALIAN SANGAT BERGUNA BANGET BUAT AKU 💜 SETELAH BACA JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR YA GUYS 💜😭

FOLLOW ME:
Wattpad/Instagram/YouTube
Username: Shtysetyongrm

×××××××××××××××××
Kadang, tuh, orang yang gak kita sangka-sangka justru hadir sebagai tempat luka, bukan sebagai sandaran yang bisa mengobati hati kita. Sejatinya kita tidak bisa mengubah pandangan orang lain, tidak bisa memproteksi diri dari orang-orang yang ingin berbuat jahat, tapi yang bisa kita lakukan adalah jangan percaya pada orang lain, sekalipun orang tersebut sahabat kita sendiri. Tanaman akan tumbuh karena pupuk, hati manusia akan berubah karena rasa iri.
|SECRET WIFE|

HAPPY READING 💜

"Ngapain undang gue segala? Mau ngomongin soal apa?" tanya Arsa setelah duduk di antara Kanaya, dan Rio yang ada di hadapannya.

Ya, setelah acara mengirim doa untuk sang kakak, beberapa menit yang lalu Rio mengatakan akan mempertemukan dirinya dengan Anonim dan orang yang sudah mengirimkan pesan teror itu pada dirinya. Namun kenapa harus ada Kanaya di hadapannya? Pertemuan mereka kali ini berada tepat di samping kolam renang milik Angga. Tentu saja posisi mereka berada dibelakang, sementara orang-orang berada di depan.

"Kenapa ada, nih, bocah? Kalau ---" Arsa menghentikan kata-katanya. Ia menatap Kanaya dengan tatapan tak biasa, bahkan jauh lebih serius dan tajam dari sebelumnya. Ya, beberapa menit lalu Rio mengatakan bahwa akan mempertemukan dirinya dengan Anonim dan orang yang sudah mengirimkan pesan misterius. Apakah orang tersebut adalah Kanaya yang ada di hadapannya sekarang? Mata Arsa pun menatap Rio yang hanya diam di hadapannya.

"Jelasin, Yo. Apa bener pikiran gue barusan," titah Arsa menuntut penjelasan Rio.

"Mau ngomongin apa, sih? Gue telepon Anindya, ya? Biar dia bisa ikut ngobrol sama kita," ucap Kanaya yang ingin menghubungi Anindya, namun Arsa segera meraih ponselnya, lalu menaruh ponsel itu diatas meja.

"Jangan hubungi dia," ucap Arsa dengan tatapan tajamnya.

"Kenapa? Dia, kan, sahabat gue. Lo gak ----"

"Dia orangnya sa," potong Rio cepat menatap takut-takut Arsa akan melukai Kanaya. Pasalnya Arsa kerap kali berkata bahwa ketika menemukan orangnya, maka habis sudah riwayatnya.

"Orang apa?" tanya Kanaya yang tak paham.

"Lo jangan pura-pura bego. Lo pengirim pesan misterius itu, kan?" tanya Rio seraya menatap Kanaya yang ekspresi nya langsung berubah.

"Ngaku aja, gue tahu semuanya. Angga yang sudah lacak nomor Lo dan tahu kalau -----"

"Bang**t!" Arsa secara tiba-tiba berdiri, ia menarik kerah baju kemeja berwarna hitam yang Kanaya pakai, membuka perempuan itu harus berdiri secara terpaksa karena tarikan kuat yang Arsa lakukan pada kerahnya.

"Maksud Lo apa?! Jawab gue!" teriak Arsa dengan emosi yang meledak-ledak saat ini.

Kanaya tampak bergetar, mata Arsa yang begitu tajam menatap retina matanya membuat ia ketakutan. Belum lagi tarikan di kerah bajunya membuat Kanaya sedikit tercekik karena tenaga Arsa yang begitu kuat saat ini. Ia hanya bisa menatap Arsa tanpa bisa berkata-kata saat ini.

Secret Wife| Ketika Menikah Tanpa Cinta Where stories live. Discover now