Dario's Feelings

16.7K 875 3
                                    

"Apa yang kau lakukan padanya?" Tanya Kayla

Saat ini Rayzen dan Kayla sedang duduk di koridor rumah sakit bersama dengan Ares dan Kanaya. Dario sendiri sedang tertidur di kamarnya

"Aku?"

"Iya apa yang kau lakukan sampai dia bangun?"

"Tidak ada. Aku hanya menyuruhnya bangun. Sama seperti dulu saat pertama dia membuka matanya"

"Benar-benar! Aku sudah menjaganya selama kamu pergi dan memintanya bangun berkali-kali tapi dia tidak pernah bangun dan kamu cuma menyuruhnya satu kali dan dia langsung bangun?"

"Daddy's little boy" ujar Ares, Kanaya dan Kayla bersamaan

Rayzen hanya menggelengkan kepalanya. Di bibirnya terukir senyuman yang sangat tipis

"Oh iya, aku akan menyuruh semua pengawal untuk berjaga disini"

"Kenapa?"

"Dave sudah bangun. Orang-orang yang mengincarnya akan semakin gencar melukai Dave"

"Benar juga"

"Kebodohan anak buahku menyebabkan Dave seperti ini! Dasar tikus-tikus tidak becus!"

Kanaya menatap Ares. Ares hanya memberikan tatapan jangan lihat padaku aku juga gak tau. Kanaya memilih masuk ke kamar Dario dan melihat putranya itu. Kanaya mengukir senyum manis di bibirnya. Putranya, anaknya dengan Ares. Buah hati mereka. Kanaya mengusap helaian pirang Dario

"Enghh... Mom?" Gumam Dario

"Hn..."

"Mom tidak pulang?"

Kanaya memberikan segelas air pada Dario. Kanaya meyakini jika sekarang tenggorokan putranya pasti sangat kering. Kanaya mendengar suara serak keluar dari mulut putranya

"Minum dulu"

Dario mengambil gelas pemberian ibunya dan menenggak setengah dari isi gelas itu

"Jangan buat mom takut seperti kemarin ya nak"

"Sorry mom"

"It's okey. Hanya saja ayahmu kemarin sampai membatalkan meeting karna kamu"

"Sorry"

"Ucapkan itu pada ayahmu"

"Mana berani aku"

Kanaya terkekeh

"Dia ayahmu. Segalak-galaknya dia, ayahmu tidak akan membunuhmu"

"Iya memang tidak pernah. Tapi, dad pernah mematahkan tanganku mom. Dan itu saja sudah cukup buatku"

Kanaya mendengus geli "itu salahmu kan? Karna kamu mengacaukan janji temu dad dengan kliennya"

"Hn"

"Jangan hn pada mom! Asal kamu tahu saja, ini rahasia yang selalu mom simpan sendiri dan akan mom beritahu padamu sekarang"

"Apa?"

"Ayahmu menangis dan memarahi kak Marlyn karna dia mengatakan tanganmu mungkin akan memiliki kelainan karna perbuatan ayahmu"

"Daddy? Menangis? Mom serius?"

"I swear"

"Wah... Hebat juga"

"Itu karna kamu sayang. Lalu, kemarin saat sebelum kamu pingsan apa kamu tidak ingat apa yang terjadi?"

"Hmm... Seingatku, aku melihat dad dan om Rayzen berkelahi. Lalu, aku merasa pusing dan semua gelap. Lalu aku mendengar panggilan paman Zack dan..."

"Dan?"

"Entahlah, seperti suara Daddy"

"Memang itu suaranya. Ketika dia berkelahi, kamu pingsan. Lalu, kak Zack meneriakan namamu dan tentu saja terdengar oleh ayahmu"

"Lalu?"

"Lalu ayahmu mematahkan tangan yang sedang dia pegang dan dia berlari menghampirimu. Menepuk pipimu sambil memanggil namamu berkali-kali. Ayahmu menggendongmu dan membawamu kesini"

"Masa sih?"

"Iya benar. Lalu, dari yang mom dengar, ayahmu memarahi semua dokter karna mereka lambat dalam memanganimu. Saat mom datang, ayahmu langsung memeluk mom dengan tangan yang gemetaran. Dengar Alex, ayahmu mungkin terkesan galak di luar sama seperti Rayzen. Tapi, asal kamu tahu, segalak dan sekeras apapun orang tua mendidik anaknya, dia tidak akan tega melihat anaknya dalam bahaya apalagi terluka. Mereka menyayangi kalian dengan cara yang berbeda Alex"

Dario mengangguk. Dia memeluk pinggang ibunya, membenamkan kepalanya di perut sang ibu

"Kamu seperti ayahmu jika sedang seperti ini"

"Tentu saja. Aku putranya mom"

"Benar juga"

"Mom"

"Hm?"

"Tolong bilang pada daddy maaf, dan terima kasih. Maaf karna aku selalu membuat onar, dan terima kasih karna sudah memberikan aku kesempatan menjadi bagian dari keluarga Dimitry dan menjadi anak kalian"

"Apa maksudmu?"

"Bibi Sherly memberitahu aku ceritanya mom. Tapi, mom tenang saja. Aku tetap mencintai mom seperti sebelum aku tahu semua itu"

"Kamu tahu tentang itu?"

"Hn. Aku tahu kalau dulu mom hampir membuangku dan daddy sangat marah saat itu. Kata bibi Sherly itu pertama kali bibi melihat ayah menangis dan itu pertama kali juga dia melihat ayah begitu kalut. Pokoknya, sampaikan terima kasih dariku untuk daddy"

"Okey, akan mom sampaikan"

"Aku ngantuk mom. Aku tidur dulu"

"Hn. Have a nice dream my son"

Dario menutup matanya. Dia sudah mulai berkelana ke alam mimpi

"Kamu sudah dengarkan Res? Jadi, aku tidak perlu memberitahu kamu lagi kan?"

Kanaya sebenarnya tahu kalau Ares sudah masuk ke dalam kamar itu. Ares memilih berdiri di dekat pintu saat dia mendengar ucapan putranya

"Hn. Aku dengar. Ku tidak menyangka dia akan diberitahu oleh kak Sherly"

"Biarlah. Bagus juga dia tahu"

"Hn."

"Dia menyayangimu Res, hanya dia takut padamu makanya dia selalu menghindar"

"I know. Tapi, begini bagus juga. Agar dia melatih dirinya sendiri. Agar dia tidak manja dan kuat. Lagi pula, lebih mudah mengawasi dia dengan cara seperti ini"

Ares mengusap helaian rambut putranya

"Daddy..." Gumam Dario pelan

Kanaya terkekeh begitu pula Ares

"Dia bahkan tahu tangan siapa yang menyentuhnya. Kurasa seharusnya dia itu daddy's little boy mu"

"Cukup Rika saja yang menempel manja padaku" canda Ares

Kanaya tertawa mendengar ucapan Ares. Dengan cepat Ares membekap mulut Kanaya dengan bibirnya tentu saja

"Jangan berisik. Kasihan dia sejak kemarin tidak bisa tidur karna Dave belum bangun. Dia merasa bersalah pada Dave" bisik Ares setelah menyudahi ciumannya

Kanaya memeluk Ares dan meletakan kepalanya di dada bidang Ares. Ares hanya tersenyum saja melihatnya

' i'll protect you even if with my own body and my soul. I promise, my son Dario Alexander Lucio Malven Dimitry' batin Ares

[KAS #1] King And Queen (Of The Underworld)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang