Last Piece

9.6K 492 5
                                    

Daverick menatap ketiga pria itu dibawa menuju kantor polisi. Meski itu hanya sebuah kemungkinan, karena biasanya semua orang yang berani mencari gara-gara pada keluarganya akan berakhir mengambang di laut, atau hilang bagai ditelan bumi. Daverick tidak terlalu peduli sebenarnya. Dia menoleh dan melihat Erika tengah tertunduk dengan bahu bergetar. Dengan segera Daverick menghampiri Erika

"Hey..." Daverick memeluk erat kekasihnya itu

"Sshh... Jangan menangis Queen!" Bisiknya lembut

Erika memeluk Daverick dan menarik jas milik kekasihnya itu

"Aku tidak apa-apa Queen, jangan menangis..."

Erika berhenti menangis. Dia mendongakan kepalanya dan menatap Daverick. Daverick tersenyum kecil padanya. Tangan Daverick kini sudah menangkup pipi milik Erika dan mengusapnya pelan

"Tapi, kamu tadi tertembak King..."

"I'm fine"

Erika menunduk dan melihat kemeja Daverick berlumur darah

"Tapi ini-"

Daverick membuka jas dan kemejanya. Seketika itu juga Erika mendesah lega. Kayla pun langsung mendesah lega dan bersandar di bahu suaminya. Daverick menggunakan rompi anti peluru dan dia menempelkan sekantung darah disana

"See... Aku nggak apa-apa"

"Syukurlah..."

"Jangan menangis lagi, okey?"

Erika mengangguk. Di tengah kelegaan itu, Erika melihat raut wajah Daverick berubah. Rahang Daverick mengeras

"King?"

Daverick tidak menjawab. Dia justru melepaskan pegangan tangan Erika dan melangkah melewati gadis itu dengan cepat

Bughhh

Brakk

Semua tamu undangan kembali dibuat terkejut

"Ngapain lo disini?!" Daverick mencengkram kemeja pria itu

"Gue cuma mau mengucapkan selamat ke kenalan gue"

"Gak ada kenalan lo disini! Pergi lo!"

"Gue gak butuh izin lo buat ada disini!!" Pria itu menyentakan tangan Daverick dan justru mendekati Jeanna

Sontak Daverick hendak menariknya

"Ervan?"

The Kings terpaku mendengar suara Jeanna. Mereka heran dan bingung

"Ngapain lo disini?"

"Gue cuma mau ngucapin selamat buat lo...Lucy, atau harus gue panggil lo Jeanna Louisa Atradcy Keant?"

Jeanna tersentak kaget dan refleks berjalan mundur

"Kenapa lo mundur? Kaget gue tahu nama asli lo?"

Jeanna menelan ludahnya kasar. Lean dengan sigap menarik Jeanna ke balik badannya. Membiarkan Jeanna berlindung di belakangnya

"Santai aja kali L. Gue kan cuma mau ngucapin selamat doang ke kalian..."

"Gue nggak butuh! Pergi lo!"

Daverick menarik Ervan menjauh. Dia menggeret paksa Ervan untuk keluar dari gedung itu. Tapi, Ervan dengan liciknya menggores pergelangan tangan Daverick dengan pisau di tangannya

"Shit!" Ringis Daverick pelan

Dengan refleks cepat Daverick menarik tangannya dan menendang Ervan, sebelum pisau itu mengenai nadinya. Daverick berdiri dengan tangan yang berdarah, sementara Ervan tersungkur di tanah akibat tendangan Daverick yang lumayan keras. Daverick melepaskan dasinya dan mengikatkan dasi itu ke pergelangan tangannya

"Anjing lo!"

Daverick menghindar saat Ervan kembali menyerangnya. Dia sedikit meringis dan mengumpat saat dia menyadari tangan kirinyalah yang terluka. Daverick kidal dan sudah sangat terbiasa menggunakan tangan kirinya... Sulit untuknya melawan dengan tangan kanan

"Ck!"

Dengan terpaksa Daverick menarik sebuah pisau di samping kue pernikahan Jeanna dan melemparkan pisau itu ke arah Ervan. Disusul dengan tembakan di paha Ervan yang juga berasal dari Daverick

"Arrrggh!"

"Sayang sekali..." Daverick kembali berjalan ke arah Ervan

"Padahal gue pengen menghead shot lo. Tapi, harus gue urungin buat sekarang..."

Daverick menyimpan pistolnya dan menarik kerah baju Ervan

"Gue masih biarin lo hidup Van..."

"Cih!"

"Tapi, gue nggak mau apa yang gue lakuin sia-sia"

Ervan menatap Daverick yang kini menyeringai licik

"Karena lo tahu sesuatu yang gue ingin tahu"

"Apa maksud lo?!"

"The last piece of this puzzle"

[KAS #1] King And Queen (Of The Underworld)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang