Out of Character

12.3K 636 11
                                    

Note:

Buat kk2 yg pernah baca part ini tpi dia berbahasa inggris, jangan kaget kalau ini berubah jadi bahasa indonesia... karena part ini sering banget kena komen yang kalimatnya selalu, "kenapa harus berbahasa inggris?" Dan selama ini aku pikir part ini masih aman walaupun sebagian besar pake bhs inggris. Tpi, kmrn aku dpt komen yg ngena banget. Yg begitu baca aku lgsg berpikir klo aku kayak g niat buat bikin cerita yg enak buat kalian yg baca. So, part ini dan part berikutnya aku rombak biar jadi sebagian besar bahasa indonesia.

Aku mohon maaf🙇🙇 buat kalian yg sudah pernah baca dan merasa g nyaman pas baca part ini.

Jadi, ini dia part yg sudah direvisi. Semoga kalian suka dan selamat membaca...

............

Well, dengan tambahan murid baru di Sky, menjadikan Sky patut menjabat julukan surganya Kanzpia. Bagi Daverick sudah menjadi kebiasaan jika seseorang yang baru bergabung di Sky akan menjadi 'santapan' para siswa maupun siswi di Sky. Tapi kini lain ceritanya, ketika yang menjadi calon 'santapan' adalah sepupunya dan juga sepupu dari kekasihnya. Tentu saja, Daverick mengeluarkan statement baru bagi seluruh siswa dan siswi termasuk The Princesses

Daverick duduk manis di sofa yang ada di kantin sekolahnya. Dia terus saja memainkan ponselnya sambil menunggu sang kekasih. Tak lama suara tarikan kursi membuat Daverick menoleh dan melihat kekasihnya kembali berwajah masam

"Ada apa?" Tanya Daverick pelan

Dario dan ketiga temannya berhenti memakan makanan mereka dan menatap ke arah Erika. Di sebelah Erika duduk Elethea, Kellyn, dan Jeanna. Menyusul di belakang mereka Aaron dan seorang perempuan cantik yang belakangan diketahui oleh mereka semua sebagai kekasih Aaron, Gabriella

Gabriella terkekeh saat dia duduk di sebelah Jeanna

"Sudalah Erika terima saja. Maybe that's the best" ujar Gabriella

"No! That's not the best!" Omel Erika

Daverick menatap kekasihnya dengan wajah heran. Mengalah, Daverick mengusap rambut panjang Erika dan mengecup punggung tangan gadis itu dengan lembut

"Kenapa Queen? Ada yang mengganggumu?"

Erika menggelengkan kepalanya

"Mereka membuatmu kesal?"

Erika mengangguk pelan. Membuat Daverick semakin penasaran

"Mereka bilang kita akan merebut tempat mereka." ujar Jeanna sambil menunjuk ke arah The Princesses di sudut lain kantin

Daverick hampir saja tertawa, namun dia menahannya dan berdehem pelan

"Lalu, apa masalahnya? Bukannya begitu juga bagus?"

Erika menoleh dan menatap Daverick dengan tatapan kesal dan tak percaya dengan ucapan Daverick

"Apa? Apa aku baru saja mengatakan hal yang salah?"

Erika memukul lengan Daverick saking kesalnya

"Aw.. itu sakit, Queen. Sudah..."

"Pembohong! Mana mungkin kamu merasa sakit? Kamu, kan suka berkelahi mana mungkin merasa sakit hanya karena pukulan dariku!"

Daverick terkekeh

"Oh, ayolah! Kamu baru saja merusak kesenangan, Queen"

Erika membuang muka. Kesal

"Okay. Sekarang berhenti membicarakan masalah ini dan mulai makan. Terutama kamu, Queen."

"Aku? Kenapa aku?"

"Karena Rio bilang kamu belum sarapan tadi pagi."

Erika menatap kesal ke arah Dario yang justru diberikan senyuman khas keluarga Dimitry

"Pesenin aku makanan kalau begitu." ujar Erika pada Daverick

"Yes, my Queen" jawab Daverick singkat sebelum pergi dan memesan makanan di salah satu kedai di kantin mereka

Tak butuh waktu lama sebuah pasta terhidang di depan Erika. Erika segera memakan makanan itu dan terhenti tepat setelah dia memasukan sesuap pasta ke mulutnya. Habis sudah kesabaran Erika. Erika berdiri dari kursinya, mengangkat piring berisi pasta yang disajikan di depannya

"Queen?"

Semua orang di meja Daverick menatap heran ke arah Erika. Yang ditatap justru beranjak dari sana dan menghampiri meja The Princesses

"What the-?!" Pekik Airin saat sepiring pasta mendarat di atas kepalanya

Daverick dan sembilan orang di mejanya membulatkan mata mereka kaget dengan apa yang Erika lakukan. Bahkan seisi kantin langsung menjadi hening saat melihat hal itu

"Enak, kan?" Tanya Erika santai, dia meletakan piring kosong itu di atas meja

"Oh, betapa tidak sopannya aku. Bagaimana bisa aku memberikanmu makanan tanpa memberikanmu minuman juga?" Erika memiringkan kepalanya

"Ini minumanmu!" ujar Erika sambil menuangkan jus strawberry yang ada di meja Airin ke kepalanya

Braakk!!

"Berani sekali kau! Dasar jalang!" Maki Airin

Erika tetap tenang dan menatap Airin dengan tatapan datarnya. Airin mengangkat tangannya untuk menampar Erika

Grepp

"Tidak ada lagi anak baik." gumam Erika

"Kau bermain dengan orang yang salah Airin" ujar Erika lagi

"Kau memanggilku apa tadi??"

"Jalang?"

Erika menghempaskan tangan Airin yang di tangkap

"Biar aku beritahu siapa jalang yang sebenarnya disini" ujar Erika

"Pertama. Jalang adalah seseorang yang menggoda laki-laki terutama lelaki kaya." Erika mengeluarkan satu jarinya seperti hendak berhitung

"Kedua. Jalang selalu menggunakan pakaian ketat."

"Ketiga. Jalang selalu menggunakan make-up yang berlebihan."

"Keempat. Jalang tidak pernah memiliki sopan santun dan berbicara kasar."

"Terakhir. Jalang selalu menempel pada semua pria yang dia temui, terlebih jika pria itu bisa menjadi bank berjalan untuknya."

Airin menatap geram Erika sedangkan Erika memberikan tatapan datar pada kakak kelasnya ini

"Jadi, bagian mana dari diriku yang dapat dikatagorikan sebagai jalang, hm?"

Airin terdiam. Erika menyeringai dan memandang Airin dengan tatapan merendahkan yang jarang sekali dia keluarkan

[KAS #1] King And Queen (Of The Underworld)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang