[KAS #1] King And Queen (Of The Underworld)

Roan's Information

Note:
Pak boss A.k.a Rayzen barusan minta update... Ya deh pak iya... Update ini...

Selamat membaca

.......

Daverick mengikuti sang ayah yang justru memasuki kamarnya

'Jangan bilang gue mau dikurung di kamar ya? Emang gue Rapunzel apa?' Batin Daverick

Dengan hati was-was Daverick melangkah masuk ke dalam kamarnya

"Tutup pintunya!"

Daverick langsung menutup pintu kamarnya. Rayzen menutup pintu balkon yang terbuka karena ulah Daverick tadi. Bahkan Rayzen juga menutup gordyn kamar itu

"So" ujar Rayzen

"So?" Daverick mengulang ucapan Rayzen dengan nada bingung

"Bagaimana kamu bisa terluka seperti itu?"

Daverick menatap Ayahnya yang kini juga tengah menatapnya dengan wajah datar. Keringat dingin mulai turun di pelipis Daverick

"Apa maksud dad? Aku tidak mengerti"

"Tidak mengerti?"

Daverick mengangguk mantap

"Iya, aku tidak mengerti. Aku terluka? Luka dari mana? Aku baik-baik saja"

"Oh... Jadi, kamu tidak terluka?"

Daverick mengangguk kembali

"Iya"

Rayzen tidak mengucapkan apapun tapi, dia melangkah ke arah Daverick dengan perlahan

Plakk

Sebuah ringisan lolos dari bibir Daverick. Rayzen dengan sengaja menepuk punggung Daverick dan mengenai luka Daverick dengan sangat tepat

"Tidak terluka hm? Lalu, kenapa meringis Dave? Apa dua bulan disana menjadikanmu selembek ini?"

"Dave tidak-"

Plakk

"Dad!" Omel Daverick saat tangan Rayzen kembali mendarat di badannya dan kali ini di pinggang kirinya dan benar-benar mengenai lukanya juga

"Apa?" Rayzen memasang wajah datarnya

"Apa yang Dad lalukan?"

"Apa? Aku hanya memberikan tepukan penyemangat buatmu"

Daverick mendesis kesal

"Kenapa? Sakit? Katanya kamu tidak terluka. Ini hanya tepukan bukan pukulan"

Daverick terdiam dan berbalik membelakangi Rayzen

'Sial! Tepukanmu benar-benar penuh dengan cinta Dad!' Gerutu Daverick dalam hati

"Kenapa melamun?" Tanya Rayzen sembari memberikan 'tepukan cinta' pada punggung Daverick

Lagi. Daverick meringis. Jika saja Daverick tidak sedang membelakangi Rayzen dia pasti bisa melihat raut khawatir di wajah Rayzen juga sebelah tangan Rayzen yang terkepal menahan kekesalan pada orang yang melukainya. Sayang sekali, Daverick tidak melihat itu

Daverick menyerah, dia berbalik dan menatap Rayzen yang kini kembali memasang wajah datarnya

"Oke-oke... Apa mau Dad sebenarnya?"

Rayzen melangkah ke arah sofa dan mendudukan dirinya disana

"Siapa?"

"Bukan siapa-siapa"

Hening. Tak ada satu pun dari mereka yang bicara hanya kedua pasang Crimson yang saling menatap. Rayzen menghela napas berat. Dia tahu seperti apa sifat putranya. Sifat keras kepala seperti dirinya. Kunci jawaban atas pertanyaan Rayzen hanya bergantung pada hasil penyelidikan Roan sekarang

'Speak of the devil, dimana Roan?' Batin Rayzen

Panjang umur bagi Roan. Ketika Rayzen mempertanyakannya, dia muncul dari balik pintu kamar Daverick

"Permisi Tuan, Tuan muda"

"Hn"

"Masuk"

Daverick tahu, jika Roan sudah muncul dengan map dan amplop di tangannya, maka semuanya terbongkar. Daverick memilih duduk di atas ranjangnya. Dahinya sedikit mengernyit saat dia melihat Zaldy juga datang ke kamarnya

"Ini laporan yang anda minta Tuan" Roan menyerahkan semua yang ada di tangannya kepada Rayzen

Rayzen melihat isi amplop dan map itu, sebelum dia kembali menatap Daverick

"Masih mau berbohong?"

Kali ini Daverick yang menghela napas

"Dad sudah lihat. Buat apa tanya Dave?"

Rayzen mendengus

"Lalu, kemana dia?"

"Heaven? Hell? Entahlah, Dave tak tahu"

"Kamu yang melakukannya?"

"Bukan..."

Dahi Rayzen mengernyit

"Tapi, tangan Dave" ucapan lanjutan dari Daverick membuat Rayzen mendengus

"Maaf tuan muda. Apa anda baik-baik saja?"

Pertanyaan itu membuat Rayzen dan Daverick saling menatap sebelum mereka menatap Roan

"Apa maksud lo?" Tanya Daverick

"Jangan bertele-tele Roan!" Bentak Rayzen

Belum juga Roan menjawab, Daverick mengangguk kecil

"Gue nggak apa-apa"

Kini Rayzen menatap Daverick

"Lo tahu itu. Jadi, stop tanya yang aneh-aneh"

"Anda yakin?"