Amnesia?

9.7K 507 12
                                    

The Kings dan The Queens berlarian dengan cepat di koridor rumah sakit. Tidak peduli semua orang meneriaki mereka. Dengan cepat mereka berlari menuju kamar Daverick

"Luce..." Panggil Ren

Yang dipanggil menoleh dan menatap mereka datar. Masih ada Jammy di ruangan itu. Jammy menyuruh mereka masuk

"Kak, akhirnya lo sadar juga. Gue takut banget lo gak bangun lagi" ujar Jeanna sambil memeluk Daverick

"Lepas Jeanna..." Ujar Daverick

Jeanna langsung melepaskan pelukannya

"Jeanna..."

"Hm? Kenapa kak?"

"Sejak kapan lo jadi anak Sky?"

Pertanyaan Daverick membuat semua orang terbelalak kaget. Jammy saja sangat kaget mendengarnya. Jammy mendekati Daverick

"Pangeran kecil, berapa umurmu sekarang?" Tanya Jammy

"15" ujar Daverick

"Ya Tuhan..." Gumam Jammy pelan

Bersamaan dengan itu pintu kamar Daverick terbuka. Rayzen dan Kayla masuk ke kamar itu

"Ada apa?" Tanya Kayla saat melihat wajah murung teman-teman anaknya

"Dave?" Tanya Kayla saat melihat Daverick sudah sadar

"Syukurlah..." Kayla langsung memeluk Daverick dengan erat

Daverick menyingkirkan tangan ibunya dan menjauhkan badannya dari Kayla

"Dave?"

Rayzen menatap Jammy

"Ma-maaf bos. Tapi, pangeran kecil mengalami amnesia... Dia melupakan kejadian dua tahun belakangan dan kembali ke masa dimana dia berumur 15 tahun"

Kayla terbelalak kaget. Rayzen terdiam

"Dave..." Panggil Kayla

"..."

"Dave... Jawab mommy nak, kamu mau apa?"

"..."

"Dave... Lihat mommy sini" tangan Kayla menyentuh pipi Daverick dan menarik wajah itu menatapnya

"Apa yang kamu ingin tahu nak?"

"Memangnya mom mau jawab?" Tanya Daverick sinis

Kayla mengangguk "tentu saja"

"Siapa Joshevan?" Tanya Daverick

"Dia kakak kamu sayang..."

"Lalu?"

Kayla menatap ke arah teman-teman Daverick

"Gue balik dulu ya" ujar Nathan

"Hn. Besok-besok kalo balik kesini jangan bawa orang yang gue gak kenal!" Ujar Daverick

Keempat temannya hanya mengangguk dan mereka keluar dari kamar itu

"Lalu?" Tanya Daverick lagi pada ibunya

"Lalu, waktu kalian berumur delapan bulan, anak buah daddy berkhianat dan menculik kalian. Dia menyekap kalian dan berusaha membunuh kalian. Daddy menyelamatkan kalian tapi, daddy terlambat dan hanya kamu yang selamat" ujar Kayla

Daverick menghela napasnya pelan. Dia bersandar di pundak Kayla

"Setidaknya tolong beritahu hal itu pada Dave. Jangan sampai Dave membenci kalian dulu baru Dave tahu yang sebenarnya" gumam Daverick

"Maaf, nak. Maaf" Kayla mengusap kepala anaknya dengan penuh kasih sayang

"Daddy gak pa-pa kan mom?"

"Apa maksudmu?" Suara Rayzen membuat Daverick tersentak kaget

"Ya, seingat Dave. Kemarin ada yang mau meracuni Dad. Makanya Dave tanya Daddy gak pa-pa kan?"

Rayzen mengangguk. Dia merasa kesal sebenarnya melihat anaknya sampai kehilangan ingatan karena ulah orang yang bahkan dia belum ketahui

"Dave" ujar Kayla

"Hm? Kenapa mom?"

"Sebenarnya umurmu sudah 17 tahun sekarang nak. Kejadian yang kamu tanyakan pada Daddy itu sudah lewat dua tahun"

Daverick langsung menjauhkan diri dari Kayla dan menatap heran ibunya

"Dave gak ngerti, maksud mom apa?"

Kayla menatap Rayzen

"Intinya. Kamu lupa dengan kejadian dua tahun belakangan. Tapi, apapun itu. Kamu ujian besok" ujar Rayzen

"Hah? Ujian?"

"Iya ujian kelulusan. Besok soal-soalnya akan dikirimkan kesini dan kamu akan mengerjakannya disini"

....

"Sial!" Umpat Daverick berkali-kali

Rayzen benar-benar mengirimkan guru ke rumah sakit untuk mengantar soal dan mengawasi Daverick selama ujian. Berbekal foto buku catatan Dario yang dia minta, Daverick mempelajari pelajaran yang tertinggal ataupun yang terlupakan olehnya

"Nih sir, ulangannya..." Ujar Daverick sambil memberikan kertas ulangan dengan lembar jawabannya

"Saya kembali ke sekolah dulu kalau begitu"

Daverick hanya mengangguk saja. Dan selepas gurunya pergi Rayzen masuk ke dalam kamar rawat Daverick bersama dengan Jammy

"Ada yang sakit?" Tanya Jammy

"Ada..." Ujar Daverick malas

Jammy yang panik langsung mendekati Daverick

"Gak usah deket-deket sih" gerutu Daverick

"Loh? Kan saya mau memeriksa pangeran kecil"

"Gak usah!"

"Hah?"

"Cuma pusing doang abis ngerjain ujian..."

Rayzen menggelengkan kepalanya. Takjub dengan tingkah anaknya yang tidak berubah walau dia amnesia

"Dad.."

"Hn"

"Besok suruh aja sir Dafa bawa semua sisa ujiannya. Biar besok Dave kerjain semua"

"Yakin?"

"Iya lah. Biar pusing sekalian tapi habis itu bebas dari ujian"

Rayzen mengangguk

"Baiklah. Tapi kalau kamu sampai sakit lagi jangan salahkan dad"

"Tenang... Justru mumpung masih di rumah sakit. Kalau ada apa-apa bisa panggil Jammy dengan cepat"

Jammy menganga kaget mendengar ucapan santai Daverick

"Ya Tuhan! Dosa apa aku sampai harus menghadapi orang seperti ini?"

"Dosamu banyak Jammy" balas Daverick dengan kekehan kecil di bibirnya

Di tempat lain, Dario menghubungi Erika dan memberitahu keadaan Daverick. Jujur saja Erika mencelos saat mendengar kabar itu

"Ya sudah kak. Tidak apa-apa. Kalau begini aku juga jadi bisa lebih fokus"

"Yakin, kamu gak apa-apa?"

"Hn. Yakin... Sudah dulu ya kak. See you"

Erika menutup telepon itu dan terduduk di lantai kayu Vila-nya. Erika tak sanggup lagi membendung airmatanya. Dia menangis sesenggukan dan memeluk lututnya erat-erat

"King..."

[KAS #1] King And Queen (Of The Underworld)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang