Meet Up

9.7K 479 9
                                    

Daverick mengerang kesal. Apa-apaan dengan anak buah ayahnya. Mereka begitu menyebalkan menurut Daverick. Sejak kecil Daverick hanya tahu ayahnya merupakan pemimpin dari Mafia yang terkuat di Kanzpia atau bahkan hampir ke seluruh dunia. Dan itu sudah menjadi darah daging bagi keluarga Ardlan. Yang Daverick tidak tahu adalah, ayahnya menutupi usaha besar itu dengan membuat usaha sampingan, dan usaha sampingan itu adalah pabrik mobil. Daverick diperintahkan sang ayah untuk mengurus perusahaan pembuatan mobil itu

Daverick menatap rancangan mobil di depannya dengan bosan dan kesal. Bosaan karena harus duduk di belakang meja selama hampir lebih dari 10 jam sehari dan kesal karena sang ayah baru memberitahunya sekarang

"Pantas saja dia bisa mengganti mobil gue dalam sehari..." Gumam Daverick kala mengingat dulu sewaktu SMA dirinya sering sekali mengganti mobil hanya dalam semalam

Berbicara soal mobil, Rayzen baru mengizinkan Daverick mengendarai mobil kembali saat Daverick berada di semester empat bangku kuliah. Itu pun terpaksa... Suara ketukan pintu membuat Daverick mengangkat kepalanya dari layar laptopnya

"Masuk!" Ujar Daverick

"Permisi, sir. Sir Rayzen meminta saya memberikan pesan  ini pada anda" ujar pria itu pada Daverick

Pria itu adalah salah satu dari anak buah yang ayah yang disuruh menjaganya. Daverick agak tertarik pada pria di depannya dibandingkan dengan anak buah ayahnya yang lain

"Tunggu dulu" ujar Daverick saat pria itu hendak keluar dari ruangannya

"Ya sir? Ada yang bisa saya bantu?"

"Siapa namamu?"

"Maaf?"

Daverick menaikan sebelah alisnya tanda dia malas mengulang pertanyaannya

"Zaldy, sir"

"Umur?"

"26 tahun sir" Daverick mengangguk

"Keluarga terdekatmu?"

"Keluarga anda sir..."

"Maksud saya, dulu sir Rayzen dan sir Xavierro menyelamatkan saya. Dan membawa saya ke rumah sakit. Setelah saya sehat, saya dititipkan sir Rayzen ke panti asuhan dan membayar biaya pendidikan saya" Daverick mengangguk paham

"Jadi, lo menganggap keluarga gue sebagai keluarga lo?"

Zaldy mengangguk

"Kalau, gue minta lo bunuh diri pakai pistol di balik jas lo, bakal lo lakuin?"

"Tentu sir. Apapun yang sir minta akan saya turuti"

"Oke. Tembak diri lo sekarang"

Tanpa ragu Zaldy mengeluarkan pistol miliknya dari tempat-nya dan menggerakan pistol itu ke kepalanya. Hanya tinggal menarik pelatuknya saja dan dia akan tamat. Daverick menatap setiap gerakan dan mimik wajah Zaldy

"Stop."

Zaldy berhenti tepat sebelum pelatuknya ditarik

"Lo boleh keluar sekarang. Suruh yang lain siapin mobil. Kita ke tempat bokap"

Zaldy mengangguk paham. Dia segera keluar dan melakukan apa yang diminta oleh Daverick. Tak lama Daverick datang dan masuk ke mobilnya

"Silahkan tuan" ujar petugas keamanan saat Daverick sampai di hotel Blue Escape. Hotel milik keluarga Malven

Pegawai disana menunjukan jalan ke sebuah club kecil, bagian dari fasilitas hotel. Mata Daverick melebar sejenak saat melihat kawan-kawannya ada disana bersama dengan orang tua mereka

"Luce!" Teriakan Nathan membuat semua orang menatap Daverick

Daverick berjalan menghampiri mereka. Sebelum akhirnya dia digeret untuk duduk di meja dan mulai berjudi bersama dengan ayahnya dan yang lain

"Dad" Rayzen menoleh saat Daverick memanggilnya

"Aku mau Zaldy diberikan padaku"

"Zaldy? Kenapa?"

"Apa aku harus beritahu alasannya?"

"Terserah saja... Toh Zaldy memang ingin mengikutimu sejak lama"

"Hn"

"Kamu ingin jadikan dia apa?"

"Assistant ku"

Rayzen tersenyum. Dia mengangguk dan memanggil Zaldy ke dalam ruangan itu. Zaldy hanya diam saja saat dia disuruh masuk ke dalam sana

"Kalau kamu menang, apapun itu yang kamu inginkan akan Dad berikan"

"Janji loh" ujar Daverick

Keempat teman Daverick hanya tertawa geli, membuat orang tua mereka mengernyit heran. Ya mereka tertawa karena dari mereka berempat, Daverick bisa dibilang memiliki urat berjudi. Percayalah apapun yang menggunakan taruhan pasti Daverick akan memenangkannya dengan mudah dan benar saja. Daverick menang melawan ayahnya dan ayah dari teman-temannya

"I know it!" Ujar Nathan dan ketiga temannya yang lain mengangguk

"Traktiran turun..." Ujar Ren

"Cafe boleh nih" kali ini Lean yang angkat bicara

Daverick hanya tersenyum miring. Dia menatap ayahnya yang kini sedang heran padanya

"Hanya sedang beruntung..." Ujar Daverick

"Jadi?" Tanya Daverick pada sang ayah yang dijawab dengan anggukan kepala sang ayah

"Thanks dad"

Daverick memutuskan untuk keluar bersama teman-temannya. Dan saat mereka akan keluar Dario mendapat telepon dari sang adik. Daverick menatap Dario dengan tatapan yang aneh dan membuat ketiga temannya merasa heran

"Sudah?" Dario mengangguk menjawab pertanyaan Daverick

Mereka bergegas menuju ke cafe milik Daverick dan menghabiskan malam disana

[KAS #1] King And Queen (Of The Underworld)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang