That Damn Tameolith!

12.1K 580 8
                                    

Sebuah pesan datang melalui e-mail sekolah. Tameolith, terang-terangan menantang The Kings atau lebih tepatnya sang pangeran Ardlan untuk turun ke jalan dan beradu balap dengan taruhan yang tidak bisa dibilang sedikit. E-mail yang menggegerkan seluruh Sky membuat Rayzen dan Ares selaku penyumbang dana dan pemilik sekolah mendatangi sekolah itu dan memanggil The Kings

"Pengumuman... Bagi siswa yang namanya disebutkan mohon melapor ke ruang kepala yayasan. Dario Alexander Lucio Malven Dimitry..." Ujar guru piket melalui pengeras suara

"Shit!!!" Umpat Dario

"Daverick Legiand Atradcy Ardlan..."

"Fuck!!" Daverick ikut mengumpat

"Nathanael Jordan Armand Maxim..."

"Damn!"

"Varlean Rovert Koflain..."

"Napa gue juga?"

"Lalu terakhir, Ziguain Renaldy Atradcy Victor"

"Lah kok?"

"Dimohon untuk segera melapor ke kantor kepala yayasan"

Kelima pemuda itu saling tengok sebelum akhirnya berjalan keluar kelas. Tak perlu repot meminta izin karna sang guru pasti mengizinkan saja

"Sial tuh anak Tameolith!! Bikin repot orang aja!!!" Gerutu Lean

"Bikin nama keren gue terbeber seantero sekolah kan tuh dia!!!" Omel Nathan

"Kalo bokap sampe tahu bisa dikirim ke Marvinia gue! Pulang balik ke tempat asal!!!" Omel Nathan lagi

"Bokap lo berdua deh pasti yang manggil" ujar Ren

Daverick dan Dario hanya bisa terdiam pasrah. Sepertinya mereka akan keluar dengan wajah biru lagi hari ini....

"Permisi, sir" ujar Ren dari luar ruangan karena, sejak tadi dia didorong oleh Nathan dan Lean

"Masuk!"

Mereka berlima menelan ludah dengan susah payah saat mendengar suara dingin dan dalam milik Rayzen

"Beneran bokap lo" ujar Lean tanpa suara pada Daverick

Mereka berlima masuk ke dalam ruangan itu dan langsung dihadapkan pada kenampakan Ares dan Rayzen

"Duduk!" Suruh Rayzen

Tanpa disuruh dua kali mereka langsung duduk di kursi dan diam

"Siapa yang suruh kalian pakai e-mail sekolah untuk urusan pribadi?" Tanya Rayzen

"Gak ada sir..." Jawab Lean

"Lantas kenapa kalian berani memakainya?"

"Maksud L, gak ada yang pakai e-mail sekolah untuk hal yang di luar urusan sekolah sir" jawab Daverick malas

"Lalu, bagaimana mereka bisa tahu?"

Keempat anak itu menggeleng kecuali Daverick. Rayzen menatap ke arah Daverick

"Dave" panggilnya

Daverick mendongak menatap ayahnya

"Kamu pakai e-mail sekolah untuk nantang mereka?"

"Sir pikir saya udah gila?" Tanya Daverick balik membuat Rayzen kesal

Rayzen duduk di mejanya berusaha menahan emosinya, bersamaan dengan Ares yang duduk sambil menatap laptopnya tanpa berbicara apapun. Daverick menunduk kembali mengingat-ingat bagaimana bisa Tameolith mengetahui dimana mereka bersekolah

"Ck!!!" Daverick mendecak kesal saat dia menyadari letak kesalahannya

Rayzen dan Ares kini menatap Daverick

"Kenapa lo?" Tanya Ren pada Daverick

"Masih inget waktu itu Yo?" Tanya Daverick dan itu cukup menyadarkan Dario

Dario melebarkan matanya. Menyadari kebodohan mereka

"Gak mungkin" gumam Dario

"Mungkin aja lah. That damn Tameolith!!!" Gerutu Daverick

"Daverick! Bahasamu!!" Ujar Rayzen mengingatkan

"Pokoknya gini aja sir. Murid Sky gak bakal terganggu oleh mereka" ujar Daverick justru dibalas tatapan tidak percaya dari Ares dan Rayzen

"You can have my word, sir" ujar Daverick

"How?" Tanya Ares

"We do have our own way sir" jawab Daverick santai

Keempat temannya langsung menoleh menatap Daverick dan dijawab dengan anggukan kepala. Mereka pun mengangguk

"Kalau begitu kita balik ke kelas, sir. Excuse us" ujar Daverick

"What would they do?" Tanya Ares pada Rayzen setelah keempat pemuda itu pergi

"Lo punya rencana kan?" Tanya Ren pada Daverick

"Of course I have"

"Good then..."

[KAS #1] King And Queen (Of The Underworld)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang