"Apa rencana lo?" Tanya Dario to the point
"Apa lagi? Ya terima tantangannya lah" ujar Daverick santai
"Lo beneran udah gila Luce" ujar Lean
"Lo tahu kan kalo sampe mereka kalah, mereka bakal dateng kesini?" Sambung Lean
"Tau kok" jawab Daverick santai
"Terus maksud lo apa?" Tanya Nathan
"Ikutin tantangannya, kalau kita menang terus mereka kesini ya kita tinggal tawuran aja sama mereka... Toh terakhir kali aja gue sama Rio berdua doang lawan mereka aja menang kok"
"Dan itu yang bikin mereka tahu kita sekolah dimana" ujar Dario
"Gue lupa klo waktu itu kita masih pake seragam gara-gara ulangan susulan"
Lean dan Nathan menghela napas pasrah
"Oke deh kalau mau lo begitu. Tapi... Kita tetep butuh rencana kan?" Tanya Ren
Daverick mengangguk
"L sama Ren, lo cari server mereka terus bajak sesuka lo" suruh Daverick pada Lean dan Ren
"Buat apa?" Tanya Ren
"Buat senang-senang dulu sama mereka. Acak-acak dan cari yang penting-penting. Kita butuh info" ujar Daverick sambil tersenyum licik
"Oke deh. Tapi kita berdua butuh sinyal yang kenceng nih" ujar Ren lagi dan diangguki oleh Lean
"Slow... Calm..." Ujar Daverick
Daverick diam sejenak. Berusaha mencari tempat yang cukup memiliki sinyal kuat. Mendapat ide, Daverick mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang
"Halo... Iya, baik... Dad sama mom juga baik..."
"Dia nelpon siapa?" Tanya Nathan
"Entah" Ren dan Lean menjawab sedangkan Dario diam saja
"Iya,... Emm... Dave boleh kesana? Iya, sama teman-teman Dave, sam Ren juga"
"Nah kenapa gue dibawa-bawa?" Bisik Ren dan dibalas gindikan bahu kedua temannya
"Iya, thanks... Iya nanti Dave sampaikan ke mommy dan daddy... See you grand pa"
Keempat temannya kaget saat mendengar sebutan grand pa keluar dari mulut Daverick. Setelahnya Daverick kembali menghubungi seseorang
"Gue kesana se-jam lagi... Siapin semuanya!.... Hah? Emang grand pa gak bilang ke lo? Apa? Tanya bokap? Emangnya harus?? Gue gak mau tahu, lo siapin aja semua itu, atau gue laporin ke grandpa"
Daverick memutuskan sambungan telponnya dan memasukan ponselnya ke dalam saku celananya. Dia melihat jam tangan miliknya dan menatap teman-temannya
"Kita harus berangkat sekarang. Tinggal 56 menit lagi" ajak Daverick
Mereka langsung mengambil tas mereka dari kelas dan keluar dengan diiringi teriakan ma'am Rinka yang sedang mengajar di kelas mereka. Daverick sendiri berjalan lebih dulu dengan tas yang dia sampirkan di bahunya. Matanya sempat bersinggungan dengan Rayzen yang kini menatapnya dan keempat temannya dengan kesal. Daverick memilih membuang tatapannya ke arah lain, mengacuhkan sang ayah. Toh, dia akan tahu dengan cepat dari anak buahnya nanti
Dan benar saja, tak butuh waktu lama dan Roan sudah berdiri di sebelah Rayzen melaporkan berita yang dia tahu. Daverick sedang membuka pintu mobilnya sebelum dia merasakan sebuah pukulan keras mengenai rahangnya. Rayzen memukulnya. Lagi. Setelah sekian lama...
"I'll take that as a lucky charm from you" ujar Daverick sebelum masuk ke dalam mobilnya dan menjalankan mobil itu keluar dari area sekolah diikuti oleh mobil keempat temannya
Daverick kembali menghubungi seseorang
"Ken? Jemput Queen saat dia pulang nanti, bawa Empat orang bersamamu. Antarkan dia pulang dan laporkan padaku!" Suruh Daverick pada anak buah ayahnya yang di suruh untuk mengawalnya
Sementara Daverick membelah jalan menuju ke rumah besar milik Ardlan Family. Hampir satu jam dan Daverick menemukan tanda dilarang masuk di depannya
"Ada keperluan apa?" Tanya si penjaga dengan pistol di tangannya sambil mengetuk kaca mobil Daverick
Daverick menurunkan kaca mobilnya dan menatap pria di depannya yang kini sedang menodongkan pistol di depan wajahnya
"You dare to point the gun to me?" Tanya Daverick santai
Penjaga itu langsung kaget melihat warna mata Daverick dan juga wajah yang mirip dengan Rayzen
"Young master" ujarnya
"Buka pintunya" suruh Daverick
Tanpa disuruh dua kali penjaga itu langsung membuka gerbang menuju hutan milik keluarga Daverick
KAMU SEDANG MEMBACA
[KAS #1] King And Queen (Of The Underworld)
Teen FictionHidup dalam kemewahan tak serta merta membuat sang pewaris tunggal perusahaan Minyak L'louch Co. merasa bahagia. kurang perhatian dan keinginan yang selalu dipenuhi membuat dirinya menjadi angkuh dan mendapat julukan badboy. tapi, semua berubah saat...