Lunch

13.6K 713 2
                                    

Daverick menghela napasnya kesal. Daverick mengacak rambutnya asal

"Lo liat tuh kak kelakuan bokap lo!" Omel Daverick pada nisan Joshevan

"Tiap pulang ada aja hal aneh yang dia minta! Gak bisa apa gue tenang sebentar?!"

Daverick memutuskan untuk berjongkok setelah sejak tadi dia berjalan mundar-mandir tak karuan

"Boleh gak sih gue mengumpat?"

Rasanya ingin Daverick mengumpat dengan kata-kata kasar dan sumpah serapah. Bagaimana tidak? Rayzen sang ayah baru saja pulang dan langsung meminta dia bersiap untuk dijodohkan. Padahal, dia sudah memiliki kekasih. Coba bayangkan! Siapa juga yang tak kesal

"Gue harus bilang apa ke my angel?" Gusar Daverick

"Ish! Shit!!" Akhirnya Daverick mengumpat juga

Daverick menenangkan dirinya. Entah kenapa sejak kejadian dimana dia hampir tewas dan dia justru bertemu dengan kakaknya, Daverick selalu merasa jika sang kakak ada di dekatnya. Karna itu setiap dia kesal, sedih, senang, kecewa dan marah, dia akan datang ke tempat sang kakak. Mencurahkan isi hatinya disana, dan seolah Joshevan benar-benar ada disana, Daverick selalu bisa tenang ketika dia selesai menceritakan kemarahan dan kekesalannya pada kakaknya

"Hhh..." Daverick menghela napas kembali

"Thanks, sudah dengerin omelan gue..."

"Gue balik dulu. Bye-bye..."

Daverick melangkah pergi menjauh dari tempat itu. Dia memasuki mobilnya dan berusaha menghubungi malaikatnya. Oh, iya. Jika kalian tidak tahu siapa pacar Daverick, maka kalian harus mengingat seseorang yang menjanjikan Daverick nomor ponselnya

"Kenapa harus setelah gue sudah berusaha buat mendapatkan dia?" Gumam Daverick

Memang benar, setelah pertemuan di cafe itu, Daverick terus mengikuti jadwal dan kemana malaikatnya pergi sehingga tercipta pertemuan kedua, ketiga, dan keempat. Sampai akhirnya Daverick mendapatkan nomor ponsel gadis incarannya

Tapi tak sampai disitu saja, Daverick sering kali saling bertelepon dan mengajak bertemu di cafe untuk sekedar makan siang atau mengobrol. Lama-kelamaan, Daverick menyatakan perasaannya. Dan butuh waktu sangat lama bagi Daverick untuk mendapat jawaban iya dari gadis pujaannya

"Halo, bisa kita bertemu sekarang Queen?"

"Ayolah, di cafe biasa. Aku menunggumu disana, kita lunch bersama"

"Baiklah queen. Apapun untukmu"

Daverick meletakan ponselya di dashboard mobilnya dan segera mengemudikan mobilnya ke cafenya

....

"Cappucino dan green tea" ujar Daverick

"Yes sir"

Daverick duduk di kursi kesukaannya dan menunggu sang gadis datang sambil memainkan game di ponselnya. Tiba-tiba saja pandangan Daverick berubah menjadi gelap tanpa ada cahaya sedikitpun

"Sudah datang Queen?" Tanya Daverick

Seketika tangan itu terlepas dan tampaklah gadis cantik dengan bibir yang manyun karena kesal. Daverick tersenyum kecil, gadisnya begitu cantik dan menggemaskan, belum lagi parfume yang dipakai sang gadis sangat menawan

"Bagaimana kamu tahu?" Tanya gadis itu

"Ayolah, Queen. Aku sudah menjadi kekasihmu selama tiga minggu, aku sudah hafal dengan bentuk tanganmu dan wangi parfumemu Queen"

"Masa sih?"

Daverick mengangguk

"Lalu, mana minumanku. Aku lelah harus berlari kesini dari sekolah"

"Kenapa kamu berlari sejauh itu queen?"

"Ayolah, ayahku ada di rumah. Kalau ayah tahu aku keluar tanpa izinnya habislah aku. Aku izin mengambil barang yang tertinggal tadi, lalu lari dari pintu belakang kesini"

Daverick mengangguk paham. Tak lama pelayan datang dengan minuman pesanan Daverick tadi

"Mau makan?" Tawar Daverick

"Boleh. Kamu yang pesankan"

"Seafood carbonara tanpa kerang, dragon roll sushi, lalu, tiramisu"

"Mohon ditunggu tuan" ujar sang pelayan setelah mencatat pesanan

"Bagaimana Queen? Apa pesanan tadi ada yang perlu dikoreksi?"

Gadis itu menggeleng pelan

"Tidak, semuanya benar. Aku salut kamu bisa mengingat menu kesukaanku"

[KAS #1] King And Queen (Of The Underworld)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang