A Letter

14.9K 815 15
                                    

Rayzen meninju tembok rumah sakit dengan keras, Kayla di tinggalkan di hotel bersama dengan Kanaya, adik sepupunya Roxeanne, Liliana dan Tamara. Keempat istri itu terus menghibur sahabatnya, mereka berusaha menenangkan Kayla dan meyakinkan kalau Daverick akan baik-baik saja

Ares menunggu Rayzen hingga temannya itu sedikit tenang. Ares melihat dari ekor matanya Roan datang bersama beberapa polisi kepercayaannya yang juga anak buah Rayzen

"Maaf tuan" ujar Roan

Rayzen masih sangat marah. Marah pada dirinya sendiri. Dia memukuli tembok rumah sakit yang tak berdosa

"Ray. Hentikan. Roan datang bersama anak buahmu yang lain" ujar Ares

Rayzen masih diam dan tidak berhenti. Ares kesal. Dia meletakan telapak tangannya di atas tembok yang sudah mulai retak

Buughh!!!

Ares diam, Rayzen kaget. Roan dan beberapa polisi tertegun melihatnya. Tangan Ares terkena pukulan Rayzen yang amat keras dan tergencet dengan dinding tembok yang sudah keropos sedikit. Darah. Tangan Ares berdarah

"Apa yang lo lakuin?" Tanya Rayzen

"Sudah puas?"

Rayzen diam. Ares menunjuk keberadaan Roan dengan dagunya

"Mereka datang. Lo gak mau tahu siapa orangnya?"

Rayzen berbalik dan menoleh

"Sidik jari milik tersangka tidak ditemukan tuan" ujar polisi itu

"Bagaimana bisa?" Tanya Ares

"Kemungkinan dia menggunakan sarung tangan transparant tuan, sehingga sidik jarinya tidak tertinggal di botol itu"

"Apa ada yang melihatnya di hotel?" Tanya Rayzen

"Tidak ada tuan"

Braakkkk!

Rayzen mencengkram kerah baju Roan dan mendorong Roan ke tembok di belakangnya dengan keras. Roan meringis kecil

"Maafkan kami tuan. Semua cctv juga sudah di periksa dan mereka bekerja dengan sangat rapi tuan. Cctv rusak saat kejadian itu terjadi"

Rayzen semakin menghimpit Roan. Menekan pangkal lehernya dengan keras

"Ray! Hentikan! Lo bisa membunuh dia!" Ujar Ares

Rayzen tidak peduli. Roan mengeluarkan sebuah amplop dari jasnya

"I...i..ni...ba..ru..sam..pa..i" ujar Roan terbata

"Ray!" Ares menarik tangan Rayzen

Rayzen melepaskan tangannya dan mengambil amplop itu. Rayzen duduk di salah satu kursi dan membaca tulisan di atas amplop itu

"To: Lord Rayzen Adrious Ardlan"

Hanya melihat tulisannya saja Rayzen tahu amplop ini datang dari putranya

"Kapan ini sampai?" Tanya Rayzen

"Tadi tuan, sesaat setelah anda membawa tuan muda kesini. Seorang pegawai hotel mengantarkannya"

Rayzen membuka amplop itu dan memukan selembar kertas, surat dari putranya

"Dad, jika daddy baca surat ini Dave gak tahu Dave masih ada atau gak. Yg jelas Dave mau minta maaf sama Dad. Maaf untuk kebodohan Dave kemarin, dan jangan baca surat ini dekat dengan mom. Dia bisa histeris nanti. Dad, Dave sudah tahu, Dave tahu alasan Daddy dan mommy merahasiakan itu. Walau Dave juga sebenarnya belum yakin sih dgn alasan yg melintas di kepala Dave ini. Intinya, terima kasih Daddy selalu melindungi Dave dan menolong Dave. Ada yg bilang kalau daddy menjaga Dave seperti berlian, Dave sangat tersanjung. Ok Dave tahu itu lebay, & Dave bukan anak gadis yg tersanjung dgn hal itu"

[KAS #1] King And Queen (Of The Underworld)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang