To Think About It

13.7K 746 3
                                    

Daverick masih merasa ada yang aneh. Akhirnya rasa penasaran membuat dia mencari tahu apa yang terjadi di rumahnya. Sepi. Itu yang dia lihat dari jauh. Hanya penjagaan yang di perketat yang terlihat oleh Daverick

"Percuma. Buat apa gue kesini?" gumamnya

Daverick, menatap sepasang orang yang baru saja keluar dari dalam rumah besar itu. Kedua orang tuanya

"Mereka sehat" gumam Daverick lagi. Terselip nada lega dari perkataannya

Daverick menutup kaca helmnya dan hendak melajukan motornya, jika saja matanya tidak menangkap gelagat aneh dari mobil di belakangnya, melalui kaca spion motornya. Daverick mengurungkan niatnya untuk pergi dan berdiam disana sampai mobil itu pergi. Daverick mengikuti mobil itu

'Aneh' batinnya

Mobil itu berhenti di sebuah pub dan Daverick ikut turun dan masuk ke pub itu. Di dalam sana Daverick sengaja berdiri di belakang orang yang ia ikuti

"Jadi, besok?"

"Iya! Dan jangan sampai gagal!!"

'Siapa mereka?' Pikir Daverick, dia sedikit mengintip

Seseorang setengah tua dan orang yang diikuti Daverick. Daverick membalikan kembali badannya

'Dia anak buah bokap? Kok bisa dia disini?' Pikir Daverick

"Pokoknya pada acara pesta itu kamu harus membunuh Rayzen!"

"Baik boss!"

"Rayzen harus mati seperti anaknya dulu!!!"

"Iya boss"

'Anaknya dulu? Maksud dia Joshevan? Si orang yang bahkan gak pernah gue temui'

"Jangan sampai gagal!!!"

"Baik boss. Lalu, bagaimana dengan anaknya boss?"

"Bunuh Rayzen dan kita akan dengan mudah menyentuh dan membunuh anaknya! Seperti tidak tahu saja selama ini dia selalu menjaga anaknya seperti berlian!!!"

Daverick tersentak.

'Dia beneran begitu?'

"Jangan lalai kali ini!!! Jangan seperti lima belas tahun yang lalu! Kusuruh kau membunuh anak-anak Rayzen kau malah membunuh salah satu dari mereka!!!"

Daverick kembali tersentak

'Lima belas tahun yang lalu? Membunuh? Joshevan kah yang mereka bunuh?'

"Ini! Berikan pada minumannya"

"Ini apa boss?"

"Racun paling mematikan! Dia akan mati dan kekayaan Ardlan juga Atradcy menjadi milikku!!!" Pria setengah tua itu tertawa dengan jahatnya

Merasa cukup Daverick pergi dari sana. Dia kembali ke cafenya dan memasuki kamarnya

"Kalau saat itu dia menculik gue dan Joshevan, berarti Joshevan itu bener kakak gue dan dia dibunuh oleh mereka... Apa bener?"

"Ish!!!"

Daverick memikirkan semua ucapan yang dia dengar. Dia mengingat-ingat kejadian-kejadian konyol yang mungkin bisa menewaskan dirinya, dan Rayzen memang selalu disana, baik Rayzen secara langsung ataupun Roan yang mewakilinya. Pikiran Daverick terlempar pada saat dirinya mengalami patah tulang rusuk

"Dave!" Dave masih ingat bagaimana ayahnya lebih memikirkan dirinya ketimbang Laptop miliknya yang jatuh dan dibiarkan saja tergeletak di bawah

"Dave" Daverick juga masih ingat nada suara ayahnya saat memanggilnya

"Masih sakit?" Daverick juga masih mengingat wajah khawatir ayahnya saat menanyakan keadaannya. Meski dia berbohong dan menggelengkan kepalanya tapi ayahnya tetap mencoba membuatnya nyaman

"Bantal mommy?"

"Hn" Daverick juga masih ingat jika ayahnya begitu memperhatikannya meski dengan jawaban ambigu menjawab pertanyaannya

"thanks dad"

"Masih sakit?" Daverick mengingat kembali ketika sang ayah berkali-kali menanyakan keadaannya

Dan Daverick masih sangat ingat bagaimana ayahnya memarahi sang supir, menyelimutinya, mengusap helaian rambutnya. Dan bagaimana tatapan takut sang ayah ketika ia tertembak tempo hari. Daverick ingat semua itu. Daverick menghela napasnya

"To think about this. I think it's not important to know who's right and who's wrong..."

"They're still my parents after all. And no matter how hard and cruel he's. He still my father"

[KAS #1] King And Queen (Of The Underworld)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang