Shit!

13.5K 678 7
                                    

"Hhh..." Gadis cantik itu menghela napas

"Aku tidak mengerti. Yang aku tahu kamu adalah King, dan King akan memikirkan hal terbaik yang bisa dia lalukan, tentu saja dengan tujuan agar keinginannya tercapai"

"Queen..." Panggil Daverick pelan

Gadis yang dipanggil justru menatap keluar jendela. Dia melirik ke arah jam tangannya dan segera memasukkan ponselnya ke dalam tas kecil miliknya

"Look, king. I believe in you. So, please think the best way for us. I should go now, my father want to take my familiy to dinner with his friends" gadis itu memeluk leher Daverick dari belakang

"Aku percaya padamu King. Apapun keputusan yang kamu ambil aku terima. Dan aku akan tetap menjadi Rika-mu, queen disini..." Gadis itu meletakkan telapak tangannya di dada Daverick

"Aku akan selalu menjadi queen di hatimu, iya kan?"

Daverick mengangguk. Membuat gadisnya tersenyum

"Aku pulang dulu, see you again King" Gadis itu mencium pipi Daverick dan segera pergi menjauh

Daverick segera naik ke atas melalui ruang khusus karyawan. Dia masuk ke dalam kamarnya dan membaringkan badannya di kasur miliknya

"Hhh..." Daverick menghela napas lelah

"Apa gue kabur aja?"

"Nggak-nggak. Kalo gue kabur pun gue gak bisa menghindar dari raja neraka itu!"

"Ya ampun! Julukan gue Lucifer tapi, kok dia malah yang lebih cocok jadi Lucifer!"

"Argghhh...!" Geram Daverick frustasi

Daverick mendumal sendirian, memikirkan cara untuk menghindari perjodohan dan mempertahankan malaikatnya yang sudah susah payah ia dapatkan

.....

Ponsel Daverick tidak berhenti berdering. Daverick sendiri sedang dalam perjalanan pulang. Dia mengenakan kemeja berwarna Dark blue dengan jeans hitam, juga sepatu pantofel yang sangat mengkilap

"Dari mana saja anda tuan muda?" Tanya Roan

"Cafe"

"Tuan besar menunggu anda di ruang keluarga"

"Hn"

Daverick berjalan menuju ruang keluarga tanpa disuruh. Dia memberi tanda agar pelayan di depan pintu ruangan itu membukakan pintu baginya

Bugghh

Sebuah pukulan mengenai ulu hati Daverick. Bahkan Daverick yakin jika pukulan itu bergeser sedikit ke atas, maka tulang rusuknya akan patah kembali

"Thanks, sambutannya dad" ujar Daverick setengah meringis

Daverick berdiri dan menatap ke arah kedua orang tuanya

"Dari mana kamu?" Tanya Rayzen

"Tempat kakak, lalu ke cafe"

Rayzen yang hendak marah menjadi terdiam saat dia mendengar Daverick pergi ke makam Joshevan. Anak buahnya memang melaporkan kalau belakangan ini Daverick sering pergi kesana

"Sering sekali kamu kesana. Menemui siapa kamu disana?"

Daverick mengangkat sebelah alisnya, bingung dengan ucapan sang ayah

"Kak Joshe tentu saja. Memang siapa lagi?"

Rayzen dan Kayla menatap putra bungsu sekaligus semata wayang mereka

"Look, i know both of you didn't believe me when i say that i meet him. But, that's the truth and i promise him that i would visit his place at least until he got bored. So, i just full fill my promise. Is that wrong?"

Kayla menghampiri Daverick dan mengusap rambut hitam anaknya dengan lembut dan penuh kasih sayang

"Mandilah nak, sebentar lagi tamu kita datang" suruh Kayla

"Dave sudah mandi mom"

Kayla mengangguk dan mengusap kembali rambut putranya. Tangannya menyusuri kepala anaknya dan berhenti di pipi sang anak

"Dave?"

"Ya mom. Ada apa?"

"Ada apa katamu? Kamu demam nak, badanmu hangat"

"Kalau badan Dave tidak hangat tandanya Dave sudah meninggal mom. Orang hidup pasti tubuhnya hangat mom"

"No. Ini serius, badanmu hangat nak. Kamu demam. Apa kepala kamu pusing? Atau perutmu mual?"

"Itu demam, atau morning sickness mom?"

"Dave mommy tidak sedang bercanda!"

"Sorry mom. Habis mom bertanya seolah Dave itu sedang hamil seperti kak Kathleen"

"Kamu ini!" Kayla mencubit gemas pipi anaknya

"Aw... Sakit mom"

"Biar. Dasar anak nakal"

Daverick tersenyum kecil, memang dia akui kepalanya agak berat sejak tadi siang. Daverick berusaha mengalihkan pembicaraan ibunya agar sang ibu tidak khawatir

"Dave ke kamar dulu" ujar Daverick saat kepalanya mulai terasa pusing

Seluruh isi ruangan terlihat berputar di matanya. Daverick melihat ayah dan ibunya mengangguk, mengizinkannya ke kamarnya. Daverick berjalan dan ruangan kembali berputar, membuatnya terdiam dan memejamkan matanya sejenak

Prangg

"Shit!!!" Gumam Daverick

Brugghh

Suara kaca pecah dan benda terjatuh membuat Rayzen dan Kayla yang sedang berbisik membicarakan perjodohan anaknya menengok dan mendapati Daverick terbaring di lantai

"Dave!!"

[KAS #1] King And Queen (Of The Underworld)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang