I'm Sorry

10.3K 513 4
                                    

Daverick menatap Erika yang tengah sibuk menyiapkan makan malam mereka. Meskipun ada beberapa pelayan dari Xav Manor tapi, Erika mengusir mereka semua dan bilang akan mengerjakannya sendiri. Daverick sesekali tersenyum saat menatap gadisnya tengah berkutat di dapur

"Sudah selesai. Ayo makan" aja Erika

Daverick mengangguk dan mulai memakan masakan Erika. Tidak buruk untuk ukuran seseorang yang jarang masuk ke dalam dapur. Daverick menatap gadisnya

'Setelah ini. Aku akan memberitahunya setelah ini' ujar Daverick dalam hati

Setelah makan Daverick menemani Erika dan di dalam kamar anak itu. Erika menggelung rambutnya dan menampakan leher putihnya

"Queen..."

"Hm? Ada apa?"

Daverick terdiam. Dia menyiapkan hati dan mentalnya untuk menerima kemungkinan terburuk jika Erika memakinya atau mungkin mengusirnya setelah dia memberitahu yang sebenarnya

"Hey... Ada apa?" Tanya Erika

"I'm sorry" ujar Daverick

"Hah? Apa maksudmu King?"

Daverick menarik napasnya dalam-dalam

"Jangan bilang kamu sudah menikah dengan gadis lain?!" Omel Erika

"Tidak! Tentu saja tidak! Mana mungkin aku menikah dengan gadis lain!" Elak Daverick mantap

"Aku minta maaf bukan karena hal yang semacam itu Queen. Hal itu tidak akan pernah terjadi!"

"Lalu?"

"Maaf. Aku sudah membohongimu"

"Hah? Membohongi apa? Apa sih maksudmu aku tidak mengerti King..."

"Dengar... Berjanjilah kamu akan mendengarkan sampai tuntas. Setelah itu terserah apapun yang mau kamu lakukan"

"I promise"

"Sebenarnya aku selama ini tidak amnesia. Sebenarnya saat aku sadar dari koma. Aku mencari dirimu. Aku pikir kamu mungkin sedang berada di sekolah. Tapi, aku merasakan ada kertas di tanganku dan aku membacanya. Surat darimu. Melihat isi surat itu dan mengingat siapa orang yang hampir membunuh kita, aku memutuskan berpura-pura hilang ingatan..." Daverick melirik Erika untuk melihat reaksi gadisnya

"Lalu, aku terus belajar dan mempercepat kelulusanku saat kuliah. Memimpin perusahaan milik dad. Dan mencari bukti juga celah untuk membalas perbuatan orang itu pada kita. Aku berani bersumpah Queen, aku tidak bermaksud membohongimu. Saat itu aku berpikir jalan yang terbaik hanya itu saja. Aku pikir, jika saat itu aku amnesia mereka akan berhenti mengejarmu karena, mereka kira hubungan kita berakhir. Aku menyesal Queen. Maafkan aku"

Erika menghela napasnya dengan kasar

"Aku sudah boleh bicara?" Tanya Erika dan Daverick mengangguk dengan kepala tertunduk

Daverick sudah bersiap jika nantinya dia harus menerima makian dari Erika. Tapi, nyatanya Erika justru memeluknya

"Aku mengerti alasanmu itu King. Tapi kamu salah... Mereka justru cenderung mengejarku bukan kamu. Mereka musuh keluargaku"

Daverick menggeleng

"Mereka musuh keluarga kita"

"Hn... Ya mungkin juga begitu. Tapi, mereka lebih mengincarku. Jadi, dengan atau tanpa kita bersama pun aku tetap akan menjadi incaran mereka"

Daverick menyandarkan kepalanya di bahu sang gadis. Rasanya beban berat di pundaknya sudah hilang. Daverick menghirup dalam-dalam wangi gadisnya. Dia sangat rindu dengan wangi itu. Daverick memejamkan matanya sebentar

"Aku akan menjagamu Queen. Aku bersumpah"

"Hn. Aku tahu. Tapi, aku tidak mau King. Aku tidak mau kamu membahayakan diri untuk aku"

"Tidak, Queen. Sekarang aku lebih bisa menjagamu. Karena itu, aku menjemputmu"

Erika terkekeh kecil. Dia mengusap rambut hitam kekasihnya itu. Erika melepaskan pelukan mereka dan menangkup kedua pipi Daverick dengan tangan mungilnya

"Apa kamu begitu memikirkan aku selama ini? Rasanya badanmu sedikit kurus dibanding terakhir kita bertemu"

Daverick hanya mengangguk

"Oh iya..." Daverick teringat sesuatu

"Hm? Ada apa King?"

"Jeanna akan menikah dua minggu lagi"

"Dengan siapa?"

"Lean. Dia baru saja melamar Jeanna"

"Wah... Syukurlah"

Erika sedikit menguap. Daverick menjauhkan badannya dan menyuruh Erika tidur. Menurut... Erika merebahkan diri di ranjangnya dengan sebelah tangan menggenggam tangan Daverick

"I'll never again let you go" bisik Daverick sambil memandangi wajah damai gadisnya, sebelum dia ikut terlelap dengan posisi duduk di pinggiran ranjang

Balto dan Riska membuka pintu kamar Erika. Mereka pikir Daverick akan melakukan hal yang macam-macam pada nona mereka. Balto dan Riska justru tersenyum kecil saat melihat Daverick dan Erika. Balto mengambil foto mereka dan mengirim foto itu ke tempat Dario, juga Ares

"Ayo keluar. Ternyata dia pemuda yang cukup baik" bisik Riska sambil menarik Balto keluar dari kamar itu

[KAS #1] King And Queen (Of The Underworld)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang