So Stupid!

14.7K 795 1
                                    

Daverick tersenyum miring pada ayahnya, dia  membungkuk

"Selamat menikmati pesta anda tuan Ardlan" ujarnya

Daverick berbalik dan berjalan menjauhi ayahnya

'Setidaknya Dave bisa menyelamatkan Dad. Maafkan kebodohan Dave kemarin dad. Sejujurnya Dave bangga dan bersyukur menjadi anak Daddy dan mommy. Selamat menikmati pestanya Dad, dan Farewell' batin Daverick

Deg!

'Arrggh!' Batin Daverick menjerit saat racun itu mulai bekerja

Daverick berjalan tertatih. Niatnya keluar dari sini dan tidak mengganggu pesta ayahnya lebih jauh lagi. Daverick menahan sakit di dadanya dan menahan airmatanya

'Sedikit lagi Dave. Pintu keluar disana' ujarnya pada dirinya sendiri

Wine di tangannya dia serahkan pada Roan dan tersenyum lemah pada asisten ayahnya itu

"Tuan muda" ujar Roan saat melihat wajah pucat Daverick dengan keringat dingin

Pok pok

Daverick menepuk bahu Roan pelan

'Sedikit lagi Dave' batinya menguatkan dirinya

"Uhuukkk..." Darah segar muncrat keluar dari mulut Daverick

Disusul teriakan Keempat temannya dan badannya yang ambruk ke tanah

'Maafin Dave, Daddy. Dave buat acara daddy kacau' batinnya

.....

"Selamat menikmati pesta Anda tuan Ardlan"

Ketika Daverick berbalik Rayzen menatap putranya dengan keanehan. Entah kenapa hatinya mengatakan untuk menahan Daverick di sisinya. Rasa gengsi yang tinggi membuatnya mengabaikan hatinya

"Lanjutkan saja pestanya" ujar Rayzen

"Pelayan! bawakan wine baru dan buka disini" suruhnya

Pelayan itu menunduk dan pergi

"Uhuk...!" Suara batuk dari Daverick sedikit menambah rasa tidak enak di hati Rayzen

"Luce!!!" Teriakan keempat teman Daverick membuat Rayzen dan para tamu menoleh

Hal pertama yang dilihat olehnya adalah Daverick terbaring di lantai dan darah yang cukup banyak. Rayzen melompat turun dari panggung dan berlari menghampiri putranya. Jantungnya memompa berkali-kali lebih cepat. Rayzen langsung bersimpuh di lantai, mengangkat kepala Daverick ke pangkuannya

"Dave! Dave! Daverick!" Teriak Rayzen kalut

"D-dad..." Daverick tersenyum kecil mata crimsonnya berair

"Ana panggil ambulance" suruh Ares dan Kanaya mengangguk

"Apa yang kamu lakukan bodoh?!!" Rayzen membentak putranya

"D-dave?" Daverick kembali menyeringai lemah

"Ha-nya mem-per-bai-ki...k-kes..sa..la..han" ujarnya dengan napas yang terputus-putus

Daverick mengernyit saat jantungnya terasa sangat sakit. Daverick meremat bagian depan kemejanya. Darah segar kembali keluar dari mulutnya

"Ana?" Tanya Ares

"Akan lama menunggu ambulance Res, mereka bilang lima belas menit lagi"

"Suruh supir antar mobilku ke lobi!"

Kanaya mengangguk. Ares menghampiri Roan

"Jaga baik-baik botol itu! Daverick tidak mungkin tidak sengaja memakai sarung tangan dan memberikan botol itu padamu yang juga menggunakan sarung tangan. Ada bagian yang belum tersentuh oleh Rayzen. Sidik jari pelaku ada disana. Jangan serahkan pada siapapun kecuali polisi!"

"Dimengerti Tuan" ujar Roan

Ares melangkah dan menepuk bahu sahabatnya

"Gendong dia dan kita ke rumah sakit. Menunggu ambulance akan memakan banyak waktu" ujar Ares

Rayzen langsung mengangkat badan putranya. Daverick menatap Ayahnya setengah sadar. Rasa kantuk menyerangnya. Daverick tersenyum kecil. Setetes airmata mengalir dari matanya

'Bahkan jika Dave menyusul dia hari ini tanpa tahu siapa dia, Dave rela dad. Asal daddy selamat, tetap sehat dan hidup dengan bahagia bersama mommy' batin Dave

Ares mengemudikan mobil miliknya dengan kecepatan diatas rata-rata. Rayzen mengelus helaian rambut putranya, yang kepalanya saat ini dia pangku di atas pahanya

"Ajak dia bicara Ray, jangan biarkan dia tidur! Kau tahu itu kan?!" Perintah Ares

Mungkin jika Rayzen tidak sedang khawatir, dia akan mengomeli Ares. Rayzen tahu tentang itu lebih baik dari Ares

"Dave"

"Hm?"

"Bagaimana sekolahmu sekarang? Apa mereka masih menempelimu seperti lintah?"

"Hn..." Daverick menggeleng pelan

"Kamu masih memakainya? Setelah waktu itu kamu memulangkan semua pemberianku" Rayzen menatap jam tangan di tangan kiri anaknya

Daverick tersenyum kecil "Dave...su..ka.."

"Aku tahu. Karna itu aku belikan untukmu"

"D-dad..."

Rayzen menoleh dengan cepat, wajah pucat dengan banyak darah dari Daverick menyambutnya

"Your...hand..ple...ase.." Pinta Daverick

Rayzen menurut. Dia memberikan tangannya pada Daverick. Jari telunjuk tangan kiri Daverick menuliskan sebuah kata di telapak tangan besar ayahnya dengan gemetar

'71S58K' Rayzen mengernyit bingung

Daverick menarik napasnya dalam. Sampai dia sedikit terbatuk dan menyemburkan darah kembali

"Diamlah Dave!"

Daverick menggeleng

"Dia orangnya Dad. Cari dia. Dia yang membunuh Joshevan dan berusaha membunuh Dad. Dia berdiri di sebelah dad tadi. Dave lelah dad, Dave mau tidur" ujar Dave sebelum matanya menutup perlahan

"No! Dave kamu gak boleh tidur! Bangun Dave!!" Rayzen menepuk-nepuk pipi anaknya

"Sorry dad..." Gumamnya dan setelahnya matanya benar-benar terpejam, napasnya memelan

"Daverick Legiand Atradcy Ardlan! Bangun!"

Rayzen mendekatkan jemarinya ke leher putranya dan mendapati denyut yang hampir tidak terasa. Untuk pertama kalinya setelah lima belas tahun, Ares kembali melihat Rayzen menangis

"You're so stupid Dave! So stupid!" Ujar Rayzen

[KAS #1] King And Queen (Of The Underworld)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang