What Happen?

13.7K 709 2
                                    

"What the hell it is?" Ujar Rayzen saat melihat anaknya berdiri di depan pintu utama

Rayzen langsung menghampiri putranya itu

"Tolong bayarkan taxi di depan Dad" ujar Daverick singkat

Rayzen keluar dan membayar ongkos taxi putranya. Saat Rayzen kembali matanya menangkap pangeran Ardlan sedang menyanggah badannya dengan berpegangan pada meja tempat menaruh vas bunga dan kunci kendaraan

Rayzen langsung menghampiri putranya. Menatap putranya lekat. Rayzen menyadari ada kilat marah di mata crimson anaknya, namun kini dia lebih khawatir pada wajah pucat anaknya dan keringat di dahi putranya meski udara sedang tidak panas saat ini

"Kenapa kamu kembali?"

Daverick terdiam

"Kamu kabur dari sana?"

Daverick diam lagi

"Mom kemana?" Tanya Daverick

"Sedang ke rumah sepupunya" Rayzen menjawab singkat

"Oh. Ya sudah"

Daverick berjalan melewati ayahnya. Tangan Rayzen jauh lebih cepat, dia menarik pergelangan tangan Daverick yang tertutup lengan baju rumah sakit. Basah. Itu yang dirasakan oleh Rayzen

"Apa-apaan ini?" Gumam Rayzen

Rayzen mengangkat tangan anaknya dan menemukan darah mengalir dari sana. Matanya terbelalak kaget. Rayzen langsung melepas dasinya dan mengikat dasi itu di pergelangan tangan putranya

"Cepat ke kamar!" Rayzen menuntun putranya

Daverick berjalan di samping ayahnya. Beberapa pelayan melihat itu dengan wajah kaget namun, beberapa dari mereka seperti sudah terbiasa

"Apa yang kalian lihat?!" Bentak Rayzen. Dia tahu Daverick merasa tidak nyaman

Seluruh pelayan berbalik dan segera berlari menjauh

"Thanks dad" ujar Daverick sangat pelan

.....

Rayzen mendudukan Daverick di ranjang king size milik putranya itu dan menyandarkan punggung putranya di kepala ranjang. Rayzen segera masuk ke kamar mandi dan kembali dengan kapas, obat merah, pembersih luka, perban dan plester di tangannya.

"Kemarikan tangan mu" suruh Rayzen

Daverick mengangkat tangan kanannya yang berdarah

"Kamu benar-benar lari dari rumah sakit?"

"Hn"

"Kenapa?"

Daverick melilih diam. Rayzen mengangkat wajahnya menatap ke arah putranya yang kini sedang menutup matanya. Rayzen menggelengkan kepalanya pelan. Dia mengobati luka di tangan putranya dengan sangat rapi. Setelah selesai Rayzen membaringkan Daverick di ranjangnya dan menyelimuti putranya itu, tak lupa dia menurunkan suhu pendingin ruangan, karna Daverick sama sepertinya. Jika ruangan tidak dingin maka Daverick akan melepas selimut, dan kaosnya. Lalu dia tidak akan bisa tidur pulas sampai suhu kamarnya benar-benar dingin

"Masih bilang kamu sudah dewasa. Bagaimana bisa dewasa, kalau kamu masih bertingkah seperti ini ketika ngambek?" Gumam Rayzen sambil tersenyum kecil

Seperti biasa, Rayzen mengusap rambut anaknya

"Have a nice dream jagoan" ujar Rayzen pelan

.....

Tok tok tok

Suara ketukan pintu ruang kerjanya, membuat Rayzen berhenti memeriksa data keuangannya. Matanya beralih ke arah pintu

"Masuk!" Suruhnya

Pintu terbuka dan menampakan Roan dengan wajah datarnya, di belakangnya Jammy berjalan dengan wajah setengah pucat. Rayzen menatap Jammy dengan tatapan mengerikan

"Jelaskan kenapa kau kemari!" Suruh Rayzen

Jammy terdiam. Rayzen memakai sarung tangan kulit miliknya dan menatap Jammy dengan tajam

"Katakan! Atau harus ku ganti pertanyaannya dengan apa yang kau lakukan sampai putraku pulang dengan taxi beberapa menit yang lalu dengan tangan berdarah dan keringat dingin, juga wajah kesal?!"

Jammy semakin menunduk

Brakkk!

"Cepat katakan!!!!" Murka Rayzen

Jammy menceritakan semua kejadian di kamar rawat Daverick dengan perlahan dan terbata. Jammy begitu takut pada amukan Rayzen

Bruuggghh!!!

Bagian belakang tubuh Jammy menabrak dinding yang sangat kokoh tepat setelah dia mengucapkan kata terakhir dari ceritanya

"Ma-maaf kan s-s-saya boss" mohon Jammy

Rayzen mencekik leher Jammy dengan sangat kencang. Dan tiba-tiba pintu ruang kerja Rayzen di buka secara tiba-tiba oleh seorang pelayan

"Maafkan saya tuan!" Seru pelayan itu saat melihat apa yang sedang dilakukan Rayzen

Rayzen men-deathglare pelayannya. Pelayan itu semakin menunduk

"Maafkan saya tuan! Tapi, tuan muda..."

Mendengar panggilan untuk putranya Rayzen langsung menatap pelayan itu

"Ada apa?"

"Tuan muda mengerang kesakitan dari dalam kamarnya tuan. Kami tidak diizinkan masuk oleh tuan muda tuan"

Rayzen langsung melepaskan Jammy dan berlari ke kamar putranya dengan pikiran kacau. Jammy dan Roan mengikuti di belakangnya

'Apa yang terjadi padamu Dave?' Pikir Rayzen

[KAS #1] King And Queen (Of The Underworld)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang