Coma

10.3K 547 5
                                    

Dua jam sudah Daverick berada di ruang operasi. Jika saja para dokter bisa berkomentar, mereka akan mengatakan Daverick adalah orang yang paling sering masuk ke dalam rumah sakit. Rayzen duduk di depan ruang operasi, Kayla dan Kanaya sibuk menenangkan Erika yang sejak tadi menangis tanpa henti. Ares dan Dario duduk dan menatap ke arah pintu operasi

Jammy keluar bersama tempat orang dokter lain dari dalam ruangan itu. Daverick didorong keluar dari ruangan itu untuk di pindahkan ke ruangan khusus, semua alat medis kembali melekat di badannya bersama dengan perban di hampir seluruh wajah dan badannya

"Boss..." Panggil Jammy

Rayzen mendongak. Dia mengangguk dan segera berdiri lalu, berjalan mendahului Jammy ke ruangan Jammy

"Operasinya lancar boss, semua lukanya sudah berhasil kami obati. Total jahitan yang kami lakukan pada pangeran kecil sekitar 50 jahitan. Luka di dada kirinya cukup dalam boss tapi, untungnya tidak sampai mengenai jantungnya. Tidak ada tulang yang patah atau bergeser meski pangeran terjepit oleh badan mobilnya...." Jammy menjelaskan dengan rinci

Rayzen menghela napas sejenak

'He'll be fine' batin Rayzen meyakinkan dirinya saat mendengar penjelasan Jammy

"Hanya saja..."

Rayzen langsung menatap Jammy saat Jammy mengatakan "hanya saja". Rayzen tahu ada yang tidak beres jika Jammy sudah mengatakan "hanya saja"

"Lanjutkan" suruh Rayzen

"Benturan di kepala pangeran kecil sepertinya cukup keras, dan menyebabkan dia mengalami pendarahan kecil tadi. Kami sudah mengoperasinya tapi, kami mohon maaf boss. Kami tidak bisa berbuat banyak. Jika sampai tiga hari pangeran kecil tidak sadar, maka dengan berat hati kami menyatakan pangeran kecil berada dalam posisi koma"

Rayzen menahan kekesalannya. Dia meremat tangannya dengan kencang. Jammy mulai merasakan aura di sekitarnya berubah menjadi mencekam. Jika bisa, Jammy ingin melarikan diri secepatnya. Rayzen mengeluarkan ponselnya dia menghubungi Roan dan Ken untuk datang

"Ya tuan" ujar Roan saat dia memasuki ruangan Jammy

"Cari dia! Cari orang yang sudah berani berurusan denganku! Bawa dia ke gudang kosong di pelabuhan!!"

"Baik tuan"

"Dua hari Roan. Jika kau gagal menemukannya dalam dua hari aku akan memastikan kepalamu yang terpisah dari badanmu!!"

"Dimengerti tuan"

Roan dan Ken segera keluar. Di luar mereka bertemu dengan Dario dan Ares

"Tuan muda ini?" Tanya Roan heran sambil mengambil map cokelat yang diserahkan Dario padanya

"Kau kenal Louis?" Tanya Dario

Sementara Ares sudah menghilang di balik pintu ruangan Jammy

"Ya, saya tahu tuan" jawab Roan singkat

"Temukan Louis, dan kalian akan menemukan siapa pelakunya"

"Bagaimana tuan bisa yakin?"

"Karena pelakunya mengincar adikku. Yang artinya siapapun dia, dia adalah musuh keluarga Dimitry"

"Saya mengerti tuan. Saya permisi"

Dario mengangguk dan langsung masuk ke dalam ruangan dimana Daverick diletakan. Dario memegang bahu Daverick

"Thanks. Lo berhak jadi menantu Dimitry, gue hutang nyawa Rika ke lo" ujarnya

Sementara di ruangan Jammy, Ares menemui Rayzen yang tengah menahan kemurkaannya

"Sorry" ujar Ares

Rayzen menoleh dan menatap heran Ares

"Pelakunya mengincar Rika, dan Dave mengumpankan dirinya untuk Rika"

Rayzen menggeleng pelan

"Bukan. Bukan salah lo atau keluarga Dimitry"

"Maksud lo?" Kini Ares berbalik bingung

"Kaca mobil Dave tidak segelap itu sampai dia tidak tahu Rika tidak ada di dalam sana tapi, mereka tetap mengejar dan menabraknya"

"Jadi?" Ares mengambil sebuah kesimpulan sementara Rayzen mengangguk

"Siapapun mereka dia memang mengincar Dave dan Rika. Dan itu artinya..."

"Mereka musuh Ardlan dan Dimitry" ujar Rayzen dan Ares berbarengan

"Gue kasih dia ke lo tapi cuma 30% aja" tawar Rayzen

"Okey, lo kasih aja ke gue anak-anak buah gue, sisanya buat lo"

Rayzen mengangguk

"Gimana Dave?"

Rayzen menggeleng. Ares menepuk bahu Rayzen, memberi dukungan pada sahabatnya

"Tiga hari gak sadar, dia dinyatakan koma"

[KAS #1] King And Queen (Of The Underworld)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang