Restu si Biang Kerok

2.2K 120 0
                                    

***

Cerita hepi ending seperti di novel? Drama Korea? Sinetron? Film?

Ah itu sudah biasa.

Para penulis skenario tentu saja menulis apa yang di inginkan para pembaca, para penonton.

Karena apa?

Karena segala kesempurnaan itu tidak ada di dunia nyata! Itulah kenapa segala novel dan film juga drama itu di ciptakan.

Itulah, menurutku. Pendapatku. Jika ada yang keberatan dan tidak sependapat, yeah...

Aku tidak mau ambil pusing.

Karena duniaku sendiri tidak seindah dunia drama ataupun dunia novel!

Aku hidup di dunia nyata, bukan dunia khayalan, mimpi apalagi fiksi.

Ceritaku juga tidak indah-indah amat, walaupun apa yang aku rasakan pada cowok bernama Restu itu mungkin bisa di kategorikan indah.

Indah namun ngenes.

Karena aku menyukai seseorang yang sangat brengsek seperti Restu. Mauku sih aku menyukai Kana, sahabat Restu yang memiliki sifat bertolak belakang dengan cowok itu.

Tapi, siapa sih yang bisa mengatur apa yang mereka rasakan, benar kan? Oleh karena itulah aku malah menyukai Restu di banding Kana.

Ya ampun!

Bahkan sahabatku, Pipit juga menyayangkan apa yang aku rasakan. Karena seperti yang lain, Pipit berpendapat, Restu itu sangat jauh dari kata cowok baik-baik.

Sejak kelas satu saja dia sudah sering membuat ulah. Membuat para guru emosi jiwa menghadapinya.

Apalagi sekarang? Dia sudah kelas dua.

Guru makin senewen karena tingkat kenakalan Restu meningkat sekian persen setelah menjadi senior!

Dan Restu sekelas denganku!

Aku senang sih, karena bisa dapat melihat wajahnya setiap hari, walaupun aku harus menahan geram karena tingkahnya yang tidak mencerminkan seperti seorang pelajar itu.

Tidur adalah hobinya jika sedang di kelas. Bahkan para guru sudah enggan mengusiknya. Karena setiap di tanya atau di tegur, Restu pasti mempunyai berjuta alasan sebagai alibi atas perbuatan tidak terpujinya itu.

Kok bisa sih aku suka pada cowok model begitu yah? Heran aku!

Dan tiap kenakalan itu malah tidak membuat rasa sukaku berkurang padanya. Entah apa yang aku lihat darinya, aku pun tidak tahu.

Pagi ini pelajaran bahasa Indonesia, dengan ibu Dida. Guru yang sangat baik dan membuatku semakin betah belajar bahasa.

Tapi, segala kehangatan dan kebaikan itu langsung lenyap saat seenaknya saja Restu masuk ke kelas dengan santainya.

Cowok itu duduk di kursinya tanpa mengatakan apapun pada Bu Dida.

"Restu? Kenapa kamu terlambat?" Tanya Bu Dida menahan emosi yang aku yakin sudah di ujung tanduk.

Restu mendongak dari kursinya, sementara aku melihat Kana cuma menghela nafasnya bosan. Pipit menginjak kakiku di bawah meja. Aku mendelik padanya.

"Semalam saya nonton bola Bu, baru tidur jam tiga subuh tadi." Kata Restu santai.

"Ibu tidak mau jawaban begitu!" Bentak Bu Dida kesal. Restu mengerjap.

"Lalu saya mesti bohong? Bu Dida tahu kan kalau bohong itu dosa?" Kata Restu yang sukses membuat seisi kelas tertawa. Termasuk aku.

Kumpulan CerpenWhere stories live. Discover now