Ini Fanfiction

674 14 0
                                    

----

Harry Potter namanya. Dia bersekolah di sekolah berasrama, Hogwarts. Ini adalah tahun keduanya di sana. Selama setahun dia tinggal di sekolah, kecuali saat liburan, dia akan pulang ke rumah Paman dan Bibinya karena kedua orangtuanya sudah lama meninggal. Dia memiliki seorang sepupu, namanya Dudley.

Well, karena ini funfiction yang bukan fiksi, tentu banyak yang sudah mendengar cerita tentang anak berkacamata ini.

-----

Kelas terakhir Harry baru saja selesai, dia dan dua sahabatnya, Ron Weasley dan Hermione Granger berniat untuk langsung ke asrama, karena situasi di sekolah sedang tegang, banyak hal buruk yang terjadi, pengamanan oleh pihak sekolah semakin di perketat. Walaupun Hermione sangat ingin ke perpustakaan, dia harus menahan diri hingga esok hari.

"Mendingan kita langsung tidur, ini sudah malam," kata Harry setelah mereka sampai ke menara Gryffindor.

Hermione gelisah, "bukankah sebaiknya kita mengerjakan pr dari profesor Snape, Harry?"

Harry memandang Ron yang mengangguk, membenarkan ucapan Hermione. Diantara trio itu, Hermione lah yang paling realistis. Gadis itu selalu membantu apabila dua sahabatnya kesusahan dengan pelajaran. Jadi, jika Hermione mau mengerjakan tugas, sebaiknya mereka patuh.

"Ini belum larut kok, Harry," kata Ron.

"Baiklah, ayo kita kerjakan."

Mereka mulai mengerjakan, Ron terlihat sangat frustasi, pelajaran ramuan memang yang paling membuatnya muak, di tambah guru yang mengajar sangat dingin. Hermione menuntun mereka pelan-pelan.

Mereka tidak sadar, kalau sudah mengerjakan tugas sampai lewat tengah malam, bahkan anak-anak yang lain sudah tidur.

"Buuuunnnuuhhh...aku harus membunuh mereka...."

Harry menegang, dia memandang Ron juga Hermione, "kalian dengar suara itu?" Tanya Harry.

Hermione bertukar pandang dengan Ron, kemudian kembali memandang Harry, terlihat bingung, "suara apa, Harry? Tidak ada suara, ini sudah sangat malam."

"Tapi..."

"Mungkin kamu lelah," sela Ron.

"Tidak!" Harry membantah, dia mencoba mendengarkan lagi, tapi tidak ada suara.

"Sebaiknya kita tidur saja, ini sudah malam," cetus Hermione. Ron setuju.

Mau tak mau, Harry setuju dan mereka pun tidur. Harry tidak mendengar suara itu lagi.

Sebenarnya siapa yang berbicara? Siapa yang akan di bunuh? Dengan suasana sekolah yang memang sedang kacau, tidak dapat dipungkiri, mungkin saja si pembuat suara itu biang keladi dari semua kekacauan ini. Tapi, jika Hermione dan Ron tidak mendengar suara itu, lantas kenapa cuma Harry yang bisa mendengar? Apa telinga Harry yang terganggu atau apa...

----

"Kasihan si Justin itu, dia di ubah menjadi batu, makanya kalau sadar tidak layak di sekolah ini, seharusnya cepat angkat kaki," ujar suara sombong, Draco Malfoy.

Harry mendelik padanya, mengabaikan cacing yang harus dia urusi di kelas herbologi ini.

"Kalau aku, aku sudah lama angkat kaki, tapi, aku yakin, setelah ini, akan ada yang mati," kata Malfoy lagi, dia mengatakan itu sambil memandang sinis pada Hermione.

Semua sadar, Hermione adalah salah satu yang 'tidak berhak' itu.

"Diam kau, Malfoy!" Bentak Ron, wajahnya merah.

Kumpulan CerpenHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin