Cinta Itu Akan Selalu Ada

1.5K 85 0
                                    

**

"Eiren, aku mau kita putus." Kata seorang pria pada kekasih yang ada di depannya.

Pria itu memandang gadis di depannya dengan sendu. Mada namanya, sudah sejak lama dia ingin mengatakan kalimat tadi. Tapi, selama ini tidak pernah bisa. Akhirnya hari ini Mada mampu mengatakan hal itu.

"Kamu bercanda kan, Mada?" Tanya Eirin tidak percaya. Dia merasa hubungan mereka baik-baik saja selama ini. Kenapa Mada malah meminta putus?

Ada yang salah?

"Aku serius. Aku tidak bisa lagi jalanin hubungan kita. Maafkan aku." Kata Mada lugas. Eirin memandangnya tanpa ekspresi walau hatinya terasa nyeri.

Mereka sudah pacaran sejak di SMA enam tahun lalu! Waktu yang tidak sebentar! Banyak hal yang mereka lalui bersama. Eirin tidak percaya sekarang Mada malah...

"Apa aku ada salah?" Tanya Eirin. Dia tidak mau putus dengan Mada.

Dia sudah terlanjur jatuh cinta selamanya pada pria itu.

"Tidak ada yang salah, Eirin. Aku hanya merasa kita memang harus berhenti." Kata Mada. Eirin menggeleng, mulai merasa kalut.

Tersambar petir di siang bolong pasti begini rasanya, itu yang di pikirkan Eirin.

"Mada..."

Eirin juga yakin bukan karena Mada mempunyai perempuan lain. Mada itu baik dan setia. Selama ini mereka baik-baik saja. Lalu kenapa Mada meminta putus?

Apakah...

"Mada, apakah ini karena...?"

"Kamu sudah menebaknya dengan tepat. Lihat, kita memang tidak pernah di takdirkan untuk bersama kan?" Sela Mada.

Eirin menangis. Dia sadar, walau hubungan mereka baik-baik saja dan terlihat sangat sempurna di mata orang lain. Tapi, justru jurang terdalam ada di depan mata mereka sendiri. Jurang yang tidak bisa mereka jembatani.

Keyakinan.

Yeah, keyakinan yang berbeda membuat hubungan mereka tidak pernah maju-maju sejak dulu.

Stuck di tempat yang sama selama sekian tahun.

Dulu, saat memulai pacaran keduanya jelas tidak berpikir jika perasaan mereka akan tumbuh semakin kuat. Jadi, mereka tidak peduli dengan perbedaan itu.

Sekarang jelas semuanya berubah. Mereka sudah dewasa dan sadar jika mereka memiliki masa depan yang harus di perjuangkan. Seperti pernikahan. Dan hal itu tidak akan terwujud dengan bedanya keyakinan mereka.

Keluarga mereka tidak akan ada yang setuju. Sebaik apapun mereka.

"Mada..."

"Maafkan aku, Eirin. Aku harap kamu bisa bertemu dengan seseorang yang jauh lebih baik dariku." Kata Mada tercekat. Eirin menggeleng kencang.

Mada beranjak dari kursinya dan pergi begitu saja. Mengabaikan panggilan dan tangisan Eirin. Mada sendiri merasa hatinya sangat sakit. Dia harus melepaskan orang yang sangat dia sayangi karena mereka tidak mungkin bisa bersama selamanya.

Biarlah takdir Tuhan yang akan menuntun mereka pada kebahagiaan.

**

"Apa kamu bilang, Ei?!" Pekik Sera, sahabat Eirin.

Kedua gadis itu duduk di ranjang bernuansa biru, ranjang Sera. Eirin memang sengaja datang ke rumah sahabatnya itu sehari setelah hubungannya dan Mada kandas. Eirin sudah menceritakan itu pada Sera.

"Kenapa kalian gak coba bicarakan lagi masalah ini? Banyak kok yang nikah beda keyakinan." Kata Sera iba. Dia tidak bisa percaya dengan kabar yang di sampaikan Eirin tadi.

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang