Tentang Kita

1.4K 67 0
                                    

•••

'Tes'!!

Sialan, kenapa di saat begini hujan harus turun?!

Tuhan, tidak bisakah Engkau biarkan aku sendiri dulu dengan tenang tanpa gangguan hujan?!

Tuhan, aku mohon padamu!

Tapi, Tuhan tidak mendengar doaku. Hujan malah turun semakin deras. Aku menyerah dan memutuskan untuk pulang ke rumah, walaupun artinya aku akan menemui neraka di sana.

Istilah rumahku adalah istanaku sama sekali tidak berlaku bagiku.

Rumahku adalah neraka, itu yang tepat.

Aku menarik nafas panjang sebelum membuka pintu rumah.

"Darimana?" Tanya sebuah suara dingin nan menusuk.

Adalah pria yang sudah dua bulan ini menjadi suamiku. Pernikahan yang baru berjalan dua bulan rasanya sudah berlangsung selama dua abad.

Dia tidak pernah melakukan KDRT, dia bahkan tidak pernah menganggap keberadaanku.

Tapi, dia menerapkan semacam hukum yang mewajibkanku, sebagai istri, harus berada di rumah saat dia pulang kerja.

Selebihnya?!

Dia akan bersikap seolah kami adalah orang asing.

Kalian pasti bertanya bagaimana kami bisa menikah? Iya, kami di jodohkan. Atau haruskah aku mengatakan kebenaran di sini?

Aku di jual keluargaku sendiri agar hutang keluarga lunas. Hutang yang sangat banyak pada keluarga suamiku tercinta.

Miris sekali hidupku, kan?

"Kamu darimana, aku bertanya padamu?"

"Dari tempat taman," cicitku.

Dia menatapku tajam. Sangat tajam hingga membuatku tak berani menatap balik padanya.

"Masuk sana dan ganti baju," ujarnya, setelah mengatakan itu, dia melenggang pergi.

Aku menghela nafas dan beranjak masuk...

Tuhan, aku benar-benar tidak tahan dengan pernikahan ini. Aku tidak bisa lagi.

Melanjutkan pernikahan dengan pria yang tidak mencintaiku, rasanya begitu menyakitkan. Aku tidak kuat menanggung ini.

Tolong aku...

"Aku buat sarapan..." Kataku pada saat suamiku ke ruang makan, dia sudah rapi, siap berangkat kerja.

Aku mencoba memasang senyum terbaikku pagi ini. Tapi, dia cuma menatapku dengan wajah datar itu. Beralih memandang nasi goreng di atas meja.

"Kamu mau..."

Dia pergi begitu saja sebelum aku sempat menyelesaikan ucapanku.

Aku menggigit bibirku. Hati ini sudah sakit, kembali sakit dan lagi lagi..

Kapan semua ini akan berhenti?

Orang-orang berpendapat aku sangat beruntung karena menjadi menantu keluarga Dirgantara yang sangat kaya raya, memiliki aset yang tak ternilai, memiliki suami yang tampan rupawan seperti dewa Yunani.

Tapi, mereka semua tidak tahu, jika aku tidak menginginkan semua itu. Mereka tidak tahu apa yang aku rasakan. Bagaimana hidupku di dalam rumah mewah ini. Bagaimana hatiku tersiksa. Mereka tidak pernah tahu.

"Nyonya, apa anda mau mandi air hangat?" Tanya ART padaku.

Aku menggeleng lemah dan memilih kembali ke kamar.

Kumpulan CerpenWhere stories live. Discover now