BFF

1.1K 37 3
                                    

***

Aku tergelak saat membaca pesan WhatsApp yang masuk ke ponselku. Padahal sebelumnya hati ini terasa mau pecah karena terlalu emosi. Di sebabkan oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab. Namun salah satu teman mengirimkan pesan yang membuatku tergelak.

Bagaimana mungkin dia masih saja percaya dengan modus lama?

Kenalan dengan orang yang mengacak-acak nomor??

Oh ayolah! Ini sudah mau 2019!!

Tapi, aku hargai sahabatku itu dan bertanya. Sekedar beberapa pertanyaan umum tentang teman barunya. Yang menurutnya sudah dia kenal sejak dua Minggu ini.

Cukup lama juga.

Coba aku mau dong liat foto dia, kirim yah!

Aku mengirimkan pesan itu menjelang tengah malam.

Tak lama temanku mengirimkan foto teman barunya. Lebih jelasnya sih, gebetan baru, dan saat aku selesai mengunduh, aku di buat kaget karena aku mengenal cowok di dalam foto itu! Dia bahkan pernah menjadi tetanggaku selama beberapa bulan!!

Tidak, tidak mungkin!

Cowok itu sudah punya keluarga! Dia bahkan baru saja merayakan kelahiran anak keduanya beberapa waktu lalu! Bagaimana mungkin sahabatku bisa...tidak, ini jelas cowok itu berbohong tentang statusnya pada sahabatku!

Aku mencoba tenang dan tidak memberitahukan yang aku tahu pada sahabatku. Aku cuma...katakanlah aku cuma mau memastikan lebih dulu, karena siapa tau cuma mirip. Walaupun aku yakin, mereka cowok yang sama.

"Kapan yah kita bisa ketemu, teh?" Tanya Evi, sahabatku, dia selalu memanggilku dengan sebutan "teteh" cuma karena aku lebih tua satu tahun darinya.

Aku mencoba tersenyum, masih berpura-pura tidak tahu, "yah terserah kamu aja, bisanya kapan, nanti aku ikut" pokoknya aku harus ikut saat mereka bertemu!

Evi mengangguk, "tentu saja teteh mesti ikut" katanya riang.

Evi ini tipikal cewek yang akan mudah tertarik dengan cowok tampan. Dan tetanggaku itu --mantan tetangga-- sialnya adalah orang yang tampan, dengan kulit wajah putih, alis tebal walaupun ukurannya tidak simetris, jambang dan kumis tipis yang justru membuatnya terlihat manis. Ditambah dia memiliki jenis wajah yang "babyface"!

Dua hari setelah pertemuan singkatku dengan Evi, dia menelponku dengan semangat.

"Teh, sore ini kita mau ke alun-alun! Teteh nyusul yah?"

Aku melirik ke arah jam dinding di kamar. Masih jam dua siang. Tapi, baiklah. Aku tidak akan menolak.

"Oke, nanti aku datang." dalam hati aku langsung menyusun kalimat-kalimat sarkastis yang bisa aku katakan pada cowok sialan itu saat bertemu nanti.

Tapi, apalah daya. Saat akan berangkat ke alun-alun, hujan turun dengan derasnya! Sepertinya Tuhan tidak menginginkanku datang...

Aku menghubungi Evi dan meminta maaf. Aku juga benar-benar menyesal tidak datang. Karena artinya aku sudah membuang kesempatan bertemu dengan cowok sialan itu.

Evi kesal sih. Tapi, setelah itu dia bilang tidak apa-apa.

***

Aku mengajak Evi makan siang di mall, dia terlihat cerah dan bersemangat. Wajahnya selalu merona. Ciri-ciri orang kasmaran.

"Bagaimana kemarin di alun-alun?" Pancingku.

Evi mengangguk. "dia cowok yang sangat baik, teh dan keliatannya jujur."

Kumpulan CerpenDonde viven las historias. Descúbrelo ahora