Aku Mencintaimu

1.5K 62 6
                                    

**

Aku titipkan rindu ini pada angin yang mungkin hanya itulah harapanku. Hanya angin yang bisa sampai padamu.

Hanya itu yang menjadi tumpuanku setelah sekian lama tidak bertemu dan mendengar suaramu.

Aku benar-benar merindukanmu. Rasa yang terasa sangat sesak di setiap detiknya.

Banyak yang mengatakan jika waktu bisa menyembuhkan. Tapi, kenapa itu tidak berlaku untukku? Malahan, di setiap waktunya aku semakin tidak bisa melepaskanmu dari ingatan.

Semua kenangan tentangmu seakan tidak mau pergi. Tidak mau menghilang.

Sudah berapa lama? Sepuluh tahun lebih aku tidak bertemu denganmu. Sejak hari kelulusan itu...

2008 yang lalu dan sekarang sudah tahun 2018! Aku juga tidak mendengar lagi kabar tentangmu.

Kamu seakan hilang di telan bumi.

Aku bahkan sudah mencarimu di Facebook juga Instagram berharap aku akan mendapat keajaiban dengan menemukanmu.

Tapi, hasilnya nihil.

Di mana kamu berada? Aku sungguh sangat merindukan sosokmu.

Sebulan lagi adalah hari pernikahanku dengan seorang pria yang telah di pilihkan oleh orang tuaku. Karena aku sendiri tidak kunjung mendapatkan calon sendiri karena terlalu memikirkanmu.

Aku ingin menolak perjodohan itu. Tapi, aku juga tidak tahu di mana kamu berada...

Andai saja aku bertemu denganmu, mungkin aku benar-benar akan menolak perjodohan itu.

Walau pria itu adalah pria yang baik dan juga mau menerimaku apa adanya.

Tapi, aku tidak mau munafik. Di hati ini masih tersimpan semua kenangan tentangmu.

Setiap aku berdoa, aku selalu meminta pada Tuhan agar mempertemukanku denganmu. Tapi, hingga detik ini aku tak kunjung menemukanmu.

Apakah bahkan Tuhan juga tidak menakdirkan dirimu untukku?

Namamu, senyummu, tawamu bahkan caramu menyebut namaku tak lekang oleh waktu.

Kamu masih tetap tinggal di pelupuk mataku. Semua tentangmu.

Lalu, jika aku menikah dengan pria itu dan masih memikirkanmu, apakah aku berdosa?

Aku bingung. Aku cemas dan aku tidak tahu harus berbuat apa saat ini...

Tuhan, ampuni aku...

Hilangkan semua rasa ini tentangnya jika memang aku bukanlah jodohnya. Aku tidak mau menyakiti hati pria yang akan menjadi suamiku kelak...

Aku ingin mencurahkan hati dan ragaku untuk keluargaku kelak. Singkirkan semua tentangnya. Jangan Kau siksa lagi perasaanku dengan ini.

Rasa cinta dan sayangku padanya hanya di masalalu. Tapi, kenapa masih tersisa hingga sekarang.

Tuhan... tolong aku...

**

"Li? Apa yang kamu pikirkan?" tanya Deni, pria yang akan segera menjadi suamiku.

Dia tersenyum manis namun matanya memancarkan kekhawatiran yang sebenarnya tidak pantas aku dapatkan dari pria sebaik dia.

Karena saat ini aku malah memikirkan pria lain saat kami bersama.

"Tidak ada kok. Aku cuma sedang memikirkan pernikahan kita," dustaku. Deni tersenyum dan mengangguk. Mengaduk kopinya dengan gerakan luwes.

Aku memperhatikan semua gerak-geriknya. Semua terasa sempurna andai saja aku menyisihkan cinta pada pria itu.

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang