Trap (1)

1.7K 65 1
                                    

**

Pertama kali bertemu dengannya adalah dua tahun lalu.

Sekarang aku kembali di pertemukan dengan gadis itu. Seorang gadis pemilik lesung pipit yang sangat manis. Gadis yang periang dan mampu membuat siapapun dengan cepat menyukainya.

Namanya Minna.

Sederhana, seperti pembawaannya selama ini yang juga sederhana.

Minna terlahir dari keluarga yang tidaklah kaya. Keluarga baik-baik dan bersahaja.

Minna adalah gadis yang aku temui secara tidak sengaja.

Saat itu, aku melihat seorang gadis yang tengah kebingungan di terminal dengan membawa tas yang cukup besar untuk ukuran tubuhnya yang tidaklah seimbang.

Aku reflek bertanya apa yang dia inginkan. Dan rupanya dia sedang mencari bus yang bisa membawanya ke luar provinsi. Tentu saja aku segera membantunya, karena dia terlihat seperti gadis yang akan menarik para kriminal ke dekatnya.

Entah kenapa aku tidak mau itu sampai terjadi.

"Terima kasih." katanya kala itu, aku mengantarnya hingga dia masuk ke dalam bus yang benar.

Tapi, belum sempat pintu bus menutup, gadis itu keluar lagi dengan nafas terengah-engah.

"Namamu siapa?" tanyanya.

"Andra." sahutku. Gadis itu mengangguk.

"Aku Minna." katanya. Kami saling lempar senyum sebelum bapak kondektur meminta gadis itu untuk kembali duduk di tempatnya.

Dan aku hanya bisa menyaksikan bus itu pergi meninggalkan terminal, membawa serta gadis manis bernama Minna.

**

Sekarang, aku berdiri menatap gadis yang aku temui dua tahun lalu di terminal itu.

Aku tidak pernah menyangka akan kembali bertemu dengannya. Dia tidak berubah.

Hanya saja saat ini tidak ada senyum di wajahnya yang dulu ceria itu.

Di sana ada kesedihan dan air mata itu terus mengalir membasahi pipinya yang kemerahan karena cuaca dingin.

Aku duduk di sebelahnya, dia masih tidak menyadari keberadaanku. Atau mungkin dia tidak mengingatku.

Jelas saja, kami cuma 'kenal' selama dua puluh menit. Jadi, mana mungkin Minna akan ingat padaku?!

Ah, hati ini berdusta dan malah berdegup aneh saat ini.

Apakah Minna penyebabnya?! Cuma Tuhan yang tahu.

"Minna?" aku memutuskan untuk memanggil gadis itu terlebih dulu.

Minna terlonjak dan mengangkat kepalanya. Mengerjap ke arahku dengan raut bingung yang kentara.

Matanya merah karena tangis yang dia lakukan tadi. Tangisan yang entah karena apa.

"Kamu siapa?" katanya lirih.

Lihat, dia tidak ingat padaku!

Aku memasang senyum terbaikku. Aku tidak mau Minna berteriak dan memakiku sebagai penjahat.

"Aku Andra. Kita pernah bertemu di terminal dua tahun lalu," kataku lugas.

Minna mengernyit, terlihat sekali otaknya bekerja keras untuk mengingat. Ekspresinya lucu sekali. Hidungnya yang merah mengerut lucu.

Ya Tuhan, kenapa Engkau menciptakan makhluk manis dan menggemaskan ini?!

"Oh!" matanya membulat. Mungkin dia akhirnya ingat padaku. "...aku ingat," katanya.

Kumpulan CerpenWhere stories live. Discover now