Confess to Him

4.2K 528 25
                                    

"E-ehm..."

Jungkook menggigit bawah bibirnya melihat namja di depannya memainkan jarinya, menatapnya ragu dan malu-maluーlalu melirik ke arah kakinya lagi. Tidak berani menatap lawan bicaranya.

"Ingin bicara apa?" Jungkook berusaha untuk sabar, tetapi tidak bisa. Sudah dua menit lelaki di depannya ini terlihat gugup, nanarーkedua pipinya memerah.

"A-aku suka..."

"Apa?" Si Jeon itu mengerutkan alisnya, tidak sepenuhnya mendengar apa yang dikatakan oleh si pemuda di hadapannya, Kim Taehyung.

"Aーaku suka kamu!" Lelaki di hadapannya melafalkan hal itu dengan wajah super memerahnya, manik hazelnya menatap matanya mata obsidiannya lurus. Si Jeon itu terpengaruh.

Deg.

Seketika jantungnya berdebar kencang mendengar lelaki itu berucap. Matanya berbinar, seakan serius.

"A-aku sudah lama memperhatikanmu! A-aku suka padamu dan senyumanmu. Aku pernah melihatmu memberi makan kucing di pekarangan belakang sekolah, kupikir itu manis sekaliーj-jadi-"

"Aku mau," Jungkook maju beberapa langkah. Telapak tangannya menyentuh pipi di Kim itu, mengangkat wajahnya, "Aku mau, kok. Jalan denganmu."

"E-ehー" si Kim itu semakin merona wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"E-ehー" si Kim itu semakin merona wajahnya. Apalagi, ketika pemuda di hadapannya itu semakin mendekat. Seolah mengincar bibirnya.

Taehyung langsung mendorong pundaknya, "Jungkook, stoppp!!!!"

"Aduh... apaan, sih," si Jeon itu mendecih ketika Taehyungーteman semasa kecil sekaligus tetangganya iniーmendorong pundaknya keras.

"Kamu yang apa-apaan! Jimin-ah tidak seagresif itu, tahu!"

Jungkook mendesah kecil, lalu tertawa remeh, "Wah~ Dia payah, dong."

Taehyung emosi. Si Kim itu menggembungkan kedua pipinya dan mengecakkan pinggangnya. Mata hazelnya menajam, "Kau sendiri 'kan yang tadi bilang mau membantuku latihan menyatakan perasaan! Bersikaplah lembut dan sopan seperti Jimin-ah, baru aku bisa membayangkannya!"

"Aish, cerewet sekali, sih," Jungkook berjalan menuju kursinya dan mengambil tasnya.

Taehyung yang melihatnya mengerutkan alisnya, "Kau mau kemana?"

"Pulang," si Jeon menjawab singkat. Lagipula, bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu. Kelas mereka juga sudah kosong, tak ada murid lain.

"Lho ーkok terburu-buru? Kita tidak pulang bersama? H-hei, tunggu dulu! Piketku belum selesai!" Taehyung buru-buru menghapus papan tulis, bingung sekali karena si sahabat sejak kecil itu sudah berjalan di ambang pintuーbersiap keluar.

Jungkook membukanya. Taehyung bertambah terkejut ketika melihat sosok lelaki bernama Park Jimin; ketua OSIS sekaligus teman mereka dari kelas sebelah, berpas-pasan, hendak masuk ke kelas.

Wajah Taehyung memerah padam melihatnya. Park Jimin, orang yang disukainya.

"Lho, Jungkook? Kenapa kau pulang? Kau tadi menghubungiku, 'kan? Katanya ingin membicarakan sesuatu padaku?"

"Oh, bukan aku yang ingin bicara, tapi dia," Jungkook menunjuk Taehyung dengan jempolnya, "Dia temanku, katanya ingin membicarakan sesuatu padamu."

"Ah, begitu?" Jimin melirik kearah Taehyung yang tengah berdiri di depan papan tulis, mengalihkan pandangannya.

"J-jungkook, apaan, sih..." Taehyung menatap Jungkook dengan tatapan galaknya.

Jungkook menyengir, memejamkan sebelah matanya sebagai tanda, 'semangat~
'

"Sudah ya, aku pergi dulu," Jungkook keluar dari kelas, membiarkan si Park itu masuk ke dalam kelas dan ia menutup pintunyaーmembiarkan mereka membicarakan sesuatu yang privasi itu.

Si Jeon itu berjalan di karidor sekolah sembari memasukkan kedua tangannya di dalam saku celananya. Aish, sialan. Mengapa dia malah membantu rivalnya sendiri, ya?

Jeon Jungkook suka Kim Taehyung, sudah lama sekali malah. Tetapi, dia tahu si Kim itu tidak memandangnya dengan hal yang samaーjadi Jungkook tidak pernah mempertontonkan perasaannya, memilih berada di sisi Taehyung sebagai sahabat saja.

Tetapi, sekarang Taehyung sudah menyukai pria lain. Dan ia membiarkan Taehyung menyatakan perasaannya kepada lelaki itu, Park Jimin.

"... Semoga saja diterima, pasti dia senang sekali," Jungkook bertutur pelan, tersenyum. Ah, tidak. Itu hanya ucapan di bibir saja. Dalam lubuk hatinya, dia berharap Jimin menolak lelaki itu.

Agar saat Kim Taehyung sakit hati, ia akan menangis kepada Jungkook, dan si raven bisa meringkuh tubuh si pemuda. Kim Taehyung bisa kembali pada pelukannya. Semoga saja.

Tetapi lelaki mana yang mau menolak penyataan perasaan dari pemuda secantik Kim Taehyung?

Confess to Him ー END

Oneshot 《KookV》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang