08

15.8K 1.1K 48
                                    

Warning! Cerita ini mengandung adegan kekerasan. Harap kebijakanya bagi pembaca untuk tak meniru adengan ini.
—!—

08 ; menghindar dan melawan

08 ; menghindar dan melawan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"BAJINGAN!"

Bugh

Raka memberi bogem mentah di wajah seseorang yang kini tersenyum ke arahnya. Emosi sudah mengepul di tangan cowok itu sampai ia ingin bermain kasar di sini, bermain secara jantan. Lawannya yang baru saja tersungkur kini bangkit dan menyeka darah di sudut bibir.

"Ada masalah?"

Gerland bertanya dengan nada tenang yang mana membuat Raka semakin emosi. Setelah melukai seorang perempuan, cowok bajingan itu masih bisa bersikap biasa saja seolah tak ada yang salah. Bahkan Gerland tersenyum ke arahnya. Raka memutar bahu, bersiap untuk memberikan pukulan kedua untuk Gerland.

Sebelum kepalan tangan Raka menyentuh kepalanya, Gerland terlebih dahulu menahannya dengan tangan. Sempat beradu tatapan silet, kemudian Gerland memelintir tangan Raka. Gerland tersenyum menang ketika musuhnya meringis kesakitan.

Namun, Raka tak hilang kecerdikan. Tendangan pamungkas Raka layangkan untuk Gerland dan mengenai perutnya. Gerland mundur beberapa langkah. Dari jarak yang lumayan dekat, mata mereka sama-sama menajam. Raka tersenyum seolah membalas senyuman Gerland tadi.

"Sebelumnya gue nggak ada masalah sama lo ya. Tapi kenapa lo tiba-tiba nyerang gue?"

Gerland menyentuh perutnya dengan nafas tersengal. Sementara sang penyerang, Raka menyeringai. Senyum yang tak pernah ia perlihatkan pada pun, dan kini Gerland melihatnya. Itu bukan pertanda baik.

Sebelumnya, Raka tak pernah terlibat perkelahian, itu yang orang-orang tahu. Namun, kini dengan senang hati Raka memperlihatkan kepandaiannya dalam baku hantam pada sasaran empuk yaitu Gerland.

"Nggak ada masalah kata lo? Yang tadi itu apa?" Raka mendorong bahu lawannya. "Ya, awalnya gue nggak ada masalah sama lo. Tapi, lo ada masalah sama sahabat gue dan gue nggak akan ngebiarin itu."

Gerland menaikan alisnya, tertarik dengan arah pembicaraan. "Jadi ceritanya lo mau balas dendam?"

Raka mendengus. "Lo itu bener-bener pecundang tahu nggak! Beraninya lawan cewek, dan itu Ailen, cewek lemah yang nggak tahu apa-apa lo kasarin kayak begitu. Sadar nggak sih kalo yang lo lakuin itu rendahan banget?"

Rahang Gerland tampak mengeras. "Gue juga nggak niat kasarin dia. But, dia yang mancing gue. Dia yang duluan nyerang jadi gue nggak ada alasan buat nggak balas serangannya. Dan, itu akibat karena dia udah main-main sama gue."

Alter ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang