40

14.9K 1K 34
                                    

40 ; kembali terulang

Setelah sampai di lingkungan sekolah, Gerland segera memarkirkan kendaraannya di tempat biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah sampai di lingkungan sekolah, Gerland segera memarkirkan kendaraannya di tempat biasa. Turun dari mobil dan bergerak cepat membukakan pintu untuk Ailen. Suasana lingkungan sekolah masih ramai, Gerland melirik tangannya yang masih memegang pintu. Sembilan menit lagi menuju jam pelajaran.

Ailen tersenyum ketika Gerland menarik bibir untuknya, manis. Untuk pertama kalinya Gerland memperlakukan Ailen seperti ratu. Ailen segera turun dan menggendong tas di punggung, Gerland lantas menutup pintunya kembali.

"Kalian berangkat bareng?" tanya seseorang tanpa Gerland dan Ailen sadari telah berdiri di sebelah mereka. Gerland dan Ailen refleks menoleh dan menemukan Meisya yang membelalakan mata melihat mereka berdua. Meisya jelas melihat saudara tirinya turun dari mobil Gerland, dan itu mampu memunculkan spekulasi yang tidak-tidak, karena itu Meisya segera ke sini.

"Gerland, kamu kok bisa berangkat sama dia?" Meisya mengalihkan pandang pada pacarnya. Ailen mundur, ia berada di tengah sepasang ke kasih yang sedang salah paham dan itu karena salah dirinya.

"Ketemu di jalan," jawab Gerland tanpa minat. Bukannya menatap lawan bicaranya, laki-laki itu malah mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Terus kenapa kamu bukain pintu buat dia?" Meisya masih marah-marah. Ia jelas tak terima saat pacarnya bersama perempuan lain, terlebih itu saudara tirinya.

Gerland menatap Meisya dengan jengah. "Masalah buat lo?"

"Ya kan aku pacar kamu, Gerland. Kamu nggak boleh deket-deket apalagi bukain pintu buat orang selain aku!" Meisya mengalihkan pandang pada Ailen yang menunduk. "Lo juga, Alien! Ngapain sih lo gatel banget godain Gerland mulu!"

"Dia nggak godain gue," sahut Gerland cepat. Meisya menatap Gerland dengan tajam sementara Gerland hanya datar-datar saja.

"Tuh kan kamu malah belain dia!" Meisya beralih pada saudara tirinya yang sedari tadi diam. "Lo apain pacar gue sampe dia belain lo? Oh gue tahu, lo pasti nyerahin tubuh lo buat nyuap Gerland kan? Dasar murahan! Cuma pengen deket cowok aja pake jual tubuh!"

"Meisya, jaga ucapan lo," geram Gerland. Menarik tubuh kecil Ailen agar bersembunyi di balik tubuhnya, melindungi gadis malang itu dari singa betina yang sedang marah.

Melihat Ailen yang dilindungi Gerland, Meisya tambah emosi. Ia lantas mengulurkan tangannya untuk menarik rambut Ailen. Tak peduli tatapan orang banyak yang kini memperhatikan ke arah mereka. "Jangan gatel lo! Gerland itu masih pacar gue! Jangan deket-dekat dia!"

"Akh!" pekik Ailen karena Meisya berhasil menarik rambutnya dengan sangat kencang. Bahkan tubuh Ailen ikut terhuyung. Gerland berdecak, ia tak percaya apa yang telah Meisya lakukan. Bisa-bisany gadis itu berbuat kekerasan di lingkungan sekolahan.

"Lo harus dapat pelajaran biar nggak terus-terusan jadi jalang!" Saat Meisya akan membawa Ailen pergi dengan cara menarik rambutnya, Gerland terlebih dahulu mencekal tangan Meisya dengan erat.

Alter ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang