13

13.9K 1K 29
                                    

13 ; laki-laki yang rapuh

"Ka, kamu serius ngajak aku ke rumah kamu?" tanya Ailen sambil menatap rumah besar yang ada di hadapannya sekarang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ka, kamu serius ngajak aku ke rumah kamu?" tanya Ailen sambil menatap rumah besar yang ada di hadapannya sekarang.

Raka turun dari motor dan melepas helmnya. Menarik tangan Ailen untuk masuk ke rumahnya, ralat, rumah orang tuanya. "Emang kenapa? Nggak papa kan kalo gue bawa temen ke rumah? Lagian ya Ailen, kita udah berteman selama dua tahun tapi lo nggak pernah main ke rumah gue. Nggak afdol banget rasanya."

Ailen tak mengindahkan kata-kata Raka, matanya sibuk melihat ke sekeliling. Ia terpana dengan rumah Raka yang berdesain klasik namun mewah. Banyak perabot rumah yang berbahan kayu dan hiasan rumah yang tampak antik. Di dinding ruangan terdapat banyak lukisan yang menggambarkan binatang dan peperangan.

Ailen pikir Raka akan mengajaknya ke ruang tamu, namun saat sampai di ruang tamu, Raka masih menarik tangannya. "Kemana?"

Raka berhenti begitu sampai di depan tangga. "Ke kamar gue."

"Ngapain?" Ailen mulai menunjukan wajah ketakutannya.

Raka menaikan satu alisnya. "Maunya diapain?"

Tiba-tiba, Ailen melepas genggaman Raka. Gadis itu berbalik dan ingin pergi, namun dengan cepat menahan tangannya kembali. "Jangan takut, Ailen. Gue nggak akan ngapa-ngapain lo. Gue cuma mau kasih tunjuk lo sesuatu."

Pandangan Raka melunak yang mana membuat Ailen tenang. Gadis itu kembali mengikuti Raka hingga sampai di depan ruangan yang pintunya terbuat dari kayu. Raka membuka pintu itu dan mempersilahkan Ailen untuk masuk. Setelah Ailen dan dirinya masuk, Raka kembali menutup pintunya.

"Ini kamar kamu?" tanya Ailen begitu masuk. Ia cukup terkejut melihat kamar Raka yang sangat rapi dan besar. Di sudut kamar tersebut ada beberapa alat musik seperti piano, drum, gitar, dan lain-lain. "Kamu suka main musik?"

"Ya." Raka melempar tasnya asal ke kasur, berlanjut mendudukan dirinya di tepi tempat tidur. Cowok itu melepas sepatu beserta kaos kakinya.

Ailen cukup terkejut dengan pernyataan Raka bahwa ia menyukai musik. Selama berteman dengan Ailen, Raka tak pernah satu kalipun membahas hal-hal yang berbau musik.

"Gue mandi dulu ya."

"Eh."

Raka mengambil handuk bersih di dalam lemarinya. "Bentar doang, kok. Lo bisa istirahat dulu di kasur." Laki-laki itu segera masuk ke ruangan kecil yang Ailen duga adalah kamar mandi.

Meskipun sedikit merasa aneh, Ailen mencoba untuk biasa saja. Gadis itu berjalan menghampiri jendela kamar Raka yang berhadapan dengan hutan. Rumah Raka memang terletak di tengah hutan, tak ada rumah lain di sekelilingnya. Ailen pun sedikit tak percaya bahwa ada rumah sebesar ini di tengah hutan.

Ailen kembali menatap kamar Raka, matanya berkeliling melihat benda-benda yang ada di ruangan itu. Sampai akhirnya pandangan Ailen jatuh pada sebuah bingkai yang lumayan besar tergantung menghadap tempat tidur.

Alter ✔Where stories live. Discover now