35

14.5K 1.1K 58
                                    

35 ; keluarga adalah hal istimewa

Setelah membersihkan kamar dan tubuhnya, Ailen terdampar lemas di atas kasur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah membersihkan kamar dan tubuhnya, Ailen terdampar lemas di atas kasur. Ia sangat lelah dengan apa yang menimpanya akhir-akhir ini, membuat dirinya tak terurus. Kantung tebal di bawah mata dapat menjadi acuan seberapa kacaunya hari Ailen. Berulang kali ia mencoba menguatkan diri dan melupakan semua yang membuatnya sedih. Dan hasilnya .... lumayan.

Di bantu Gerland tentunya yang kadang hadir sebagai penenang atau pemanas. Ailen tak mengerti kenapa cowok itu bisa berubah dari baik ke jahat dalam waktu sekejap. Mungkinkah ia mengalami kelainan?

Hei, Ailen tak boleh berpikiran buruk pada orang yang telah menariknya dalam jurang kegelapan.

Ini untuk ketiga kalinya Gerland menyelamatkannya. Yang pertama, saat Ailen dimarahi ibunya habis-habisan dan Gerland datang menghentikannya. Yang ke dua saat berada di perkemahan, cowok itu menolongnya dari gigitan ular. Dan yang ketiga, semalam ....

Hanya kata maaf saja tak akan mampu menebus pengorbanan Gerland.

Suara ketukan pintu membuat Ailen terduduk gugup. Ia masih belum terbiasa dengan semua yang ada di sini, terlebih keluarga Gerland yang baik dan ramah. Suara gedoran itu mulai kencang dan tak sabar, membuat Ailen cepat-cepat turun dari kasur guna membukanya.

Seketika wajah datar Gerland langsung menyapanya. Ailen tersenyum canggung. "Lama banget sih lo!"

"Maaf," cicit Ailen. Baru berjumpa saja sudah mendapat amarah.

"Keluar, makan malam!" perintah Gerland dengan cara tak baik. Tanpa menunggu jawaban dari lawan bicaranya, cowok berkaos hitam itu berbalik dan pergi. Ailen terdiam, apakah Gerland tak ikhlas mengajaknya?

Setelah tubuh Gerland tak terlihat, barulah Ailen menyusulnya. Rumah Gerland tak jauh besar dari rumahnya, mungkin lebih besar lagi. Di setiap ruang terdapat satu bingkai foto lumayan besar yang terdapat foto keluarga. Jika dilihat dari foto itu, keluarga Gerland terlihat sangat harmonis.

Tak butuh waktu lama bagi Ailen untuk menemukan Gerland yang kini duduk di kursi makan sambil bermain ponsel. Tak lupa, ada Zia juga di sana yang sedang menyiapkan piring dan makanan. Saat ibunya kesusahan pun Gerland tak mencoba membantunya. Mungkin benar jika cowok itu tak mengasihani siapa pun di dunia ini.

Kedatangan Ailen disadari oleh Zia. Wanita paruh baya itu menoleh sambil tersenyum setelah meletakan semangkuk sayur di meja. "Eh, Ailen. Sini, sayang. Kita makan malam."

Ailen balas tersenyum dan mengangguk. Di sana ada empat kursi di masing-masing sisi, Ailen mengambil duduk di salah satu kursi itu. Begitu Ailen datang, Gerland lantas mematikan ponsel dan meletakkannya di meja, matanya kini mengamati bagaimana cara Zia mengangkat lauk pauk dari dapur.

"Nggak usah banyak-banyak, Mam. Orang cuma bertiga," ucap Gerland ketika ibunya terus bolak-balik membawa piring hingga kini meja di hadapannya penuh. Berbagai macam varian olahan pun lengkap tersedia. Gerland tak suka, baginya makan dengan satu tempe dan sambal saja sudah cukup. Ini namanya mubazir.

Alter ✔Where stories live. Discover now