44

13.6K 1.1K 20
                                    

Happy 2k readers!

Haru:( cerita abal-abal gini masih ada yang baca.

Jadi sayang sama yang nungguin cerita ini update dan ngasih vote komennya<3

Yang jadi siders, ayo tunjukan eksistensimu!

Sekian bacodnya.

^





44 ; yang sedang marah

Matahari mulai tenggelam, Ailen duduk di ruang tengah rumah yang bukan rumahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Matahari mulai tenggelam, Ailen duduk di ruang tengah rumah yang bukan rumahnya. Berhadapan dengan televisi yang tidak menyala, gadis itu menatap layar ponsel yang baru ia beli kemarin. Ralat, bukan beli melainkan dibelikan. Ya, Ailen sangat berterimakasih pada orang yang telah membelikannya ponsel dengan suka rela, bukan hanya ponsel saja tapi juga beberapa pakaian dan keperluan perempuan yang lain.

Namun dengan sangat tak tahu dirinya, Ailen malah membuat orang baik hati itu marah padanya. Sejak pagi tadi Gerland tak keluar dari kamar. Entah apa yang dilakukan cowok itu seharian. Ailen menduga bahwa Gerland marah kepadanya karena kejadian tadi pagi di mana Ailen ingin pulang ke rumah Meisya.

Di rumah hanya ada dirinya dan Gerland. Tadi siang Gealin pergi dengan temannya sementara Zia masih berada di rumah orang tuanya. Ailen menghela nafas, menatap benda pipih yang menunjukan room chat nya dengan Gerland. Jangan tanya darimana Ailen mendapatkan nomor laki-laki itu, tentu saja dari Gealin. Di ponsel Ailen hanya tersimpan nomor Gealin dan Gerland saja.

Gerland

Kamu marah?

Maaf.

Jangan marah lagi

Aku bener-bener minta maaf

Jangan ngurung diri di kamar

Jawab aku, Gerland.

Aku di ruang tengah.

:(

Aku ke kamar kamu ya?

Tak ada tanda-tanda sang penerima pesan membalas pesannya, hanya tanda centang dua warna biru sebagai responnya. Ailen terus dirundung rasa bersalah. Dengan tekad yang bulat, akhirnya Ailen beranjak dari sofa yang dua jam lalu ia duduki.

Melangkah menaiki tangga dengan sedikit ragu. Selama Ailen berada di sini, ini untuk ke dua kalinya Ailen pergi ke lantai dua. Sebelumnya tak pernah—kecuali Gerland yang membawanya pertama kali—karena Ailen takut dikira tidak sopan. Namun untuk kali ini Ailen lebih takut jika Gerland terus-terusan marah padanya.

Alter ✔Where stories live. Discover now