32

14.5K 957 40
                                    

Warning! Cerita ini mengandung adegan kekerasan. Harap kebijakanya bagi pembaca untuk tak meniru adengan ini.
-!-

32 ; kehancuran abadi

32 ; kehancuran abadi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hancur.

Itulah yang Ailen rasakan saat ini. Semua yang ia jaga selama bertahun-tahun telah hilang begitu saja. Bayangan kecerahan masa depannya telah sirna, hanya tinggal mimpi semata. Ailen kini berada di titik kehancuran dalam hidupnya.

Gadis itu sudah tak punya apa-apa untuk dipertahankan. Ia merasa sangat rendah dan kotor. Sebagai perempuan, harusnya ia bisa menjaga kehormatannya. Namun Ailen gagal, gadis itu merasa sangat hina. Ailen hanya bisa menangis dan menahan sakit di sekujur tubuh, terlebih di hatinya.

Tenaganya telah habis digunakan untuk meronta namun hasilnya sia-sia. Mulut dan tangan gadis itu diikat menggunakan isolasi hitam sehingga ia tidak bisa menjerit ataupun melawan. Kakinya sedari tadi ditahan oleh laki-laki itu.

Tubuh Ailen mengeluarkan banyak keringat begitu pula dengan Dean, namun dalam artian berbeda. Ailen terisak dalam tindihan Dean, sementara Dean tak memedulikannya. Ailen merasa sangat jijik kepada kakak tirinya itu.

Dengan posisi menindih, Dean memberi ciuman di setiap jengkal kulit gadis di bawahnya, sesekali di mulut Ailen yang terlindungi plester. Tak berselang lama, Dean kembali bangkit dan menarik kaki Ailen agar terbuka. Ia memulai kesenangannya lagi, tanpa peduli tubuh Ailen yang telah remuk karenanya.

Tangis Ailen kembali pecah. Ia merasa sangat sakit diperlakukan serendah ini, terlebih itu kakaknya sendiri. Ailen sama sekali tak menikmati pemerkosaan ini, tangannya yang diikat di atas, meremas apapun yang ada di sekitarnya sebagai pelampiasan.

Andai mulut dan tangan Ailen bebas, gadis itu pasti sudah memaki dan memukul Dean yang tak berhati. Bagaimana bisa seorang kakak merenggut kesucian adiknya sendiri?

Bahkan saat kesadaran Ailen mulai hilang, Dean masih sibuk mencari kepuasannya. Laki-laki itu tak peduli bahwa teman mainnya telah pingsan di bawah kendalinya.

Dean meracau dengan kepala mendongak dan mata memejam, menikmati surga dunia yang masih perdana. Saat hampir mencapai puncaknya, tiba-tiba pintu terbuka. Sial, padahal ia sudah menguncinya. Dean menoleh dan refleks melepaskan penyatuannya.

"BAJINGAN!"

Orang yang mendobrak pintu itu tampak terkejut dengan pemandangan tak manusiawi yang ia lihat di atas ranjang. Tangannya terkepal kuat, instingnya yang mendorong ia ke sini ternyata benar. Dalam gerakan cepat, Gerland langsung mendekati Dean yang gugup memakai celananya.

Gerland lantas memberi satu bogem kuat di rahang Dean hingga membuat tubuhnya terpelanting. Tanpa menunggu Dean berdiri, Gerland berlanjut memukulnya lagi. Melayangkan kepalan tangan di kepala, dada, ataupun perut dengan sekuat tenaga.

Alter ✔Where stories live. Discover now