12

13.8K 1K 73
                                    

12 ; gue benci lo

Respon tak terduga Gerland dapatkan saat ia berada di depan cewek itu, cewek itu memukul dadanya dengan keras meskipun tak terasa sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Respon tak terduga Gerland dapatkan saat ia berada di depan cewek itu, cewek itu memukul dadanya dengan keras meskipun tak terasa sakit. Gerland sangat tidak suka jika ada yang menyentuhnya, ia ingin marah namun ucapan gadis itu selanjutnya membuatnya bungkam.

"Puas kamu!"

Gerland menutup bibirnya yang akan bicara, bentakan itu membuatnya sedikit terkejut. Baru kali ini ada yang berteriak kepadanya, bahkan orang tua Gerland sendiri tak pernah membentaknya. Namun kali ini, gadis yang ia jadikan sebagai mainannya dengan berani menaikan volume suara di depan Gerland, apalagi memukul dadanya.

"Kamu udah puas buat aku malu? Kamu seneng kan liat aku kayak gini? Kamu mau ketawa karna udah jatuhin harga diri aku? Kamu udah menang kan, Gerland?"

Ailen memukul dada Gerland sebagai pelampiasan emosinya. Ia benar-benar tak berpikir akan kemarahan Gerland karena di sini yang berhak marah adalah Ailen. Gadis itu tak terima jika video yang mempermalukannya tersebar luas, itu sangat menjatuhkan harga diri Ailen.

Gerland menahan tangan Ailen yang terus memukulinya. Ailen menyentaknya kuat, kemudian menangkup wajahnya dengan tangan itu. Ia berjongkok di lantai sambil menenggelamkan wajahnya di lutut. Gerland tentu saja terkejut dengan gadis itu yang tiba-tiba menangis, namun ia hanya diam saja.

"Semua orang udah liat, semua orang hina aku. Aku malu." Ailen semakin sesenggukan. "Selamat ya Gerland, tujuan kamu tercapai. Aku bener-bener nggak punya muka sekarang."

Gerland menatap rambut dan bahu yang bergoncang itu tanpa mengucapkan apapun. Ia masih terkejut karena ini untuk pertamakalinya gadis itu mengutarakan perasaannya. Gerland tak tahu harus merespon apa. Biasanya pertemuan antara keduanya hanya diisi oleh penindasan saja, tak sampai ada air mata.

"Aku nggak tahu salah aku apa sampai kamu benci banget sama aku. Kamu selalu mainin aku, nindas aku, buat hari aku jadi buruk. Dan ya, aku emang lemah karena selalu nurutin apa yang kamu minta. Awalnya aku bisa maafin kamu karena itu masih wajar, tapi kali ini kamu udah kelewat batas.

"Kamu jebak aku, kamu sengaja kan nyuruh aku cium kaki kamu terus kamu rekam biar orang-orang bisa liat hinanya aku. Kamu ngerebut harga diri aku dengan mudahnya dalam waktu sekejap."

Ailen semakin menundukkan kepalanya di lutut. "Bahkan aku nggak punya muka buat liat kamu. Kamu udah puas kan, Gerland?"

Ailen dapat melihat kaki Gerland yang melangkah mendekatinya. Ia pikir Gerland akan menendangnya, namun ternyata tidak. Cowok itu ikut berjongkok di depan Ailen.

Gadis itu terkejut ketika Gerland menyentuh pundaknya dan satu tangannya lagi meraih dagu Ailen untuk menatapnya. Dapatlah Gerland lihat wajah Ailen yang memerah dan basah.

Dari jarak sedekat ini, Ailen bisa melihat manik mata Gerland yang gelap sedang menatapnya. Ailen sangat malu, ia ingin menguburkan dirinya hidup-hidup. Namun laki-laki itu menahannya. Mereka beradu pandang cukup lama sampai Gerland membuka suaranya.

Alter ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang