37

13.5K 1K 34
                                    

37 ; nyala api

"Lo tau nggak, Len, selama lo nggak masuk sekolah, ada cowok yang nyariin lo," ucap Raka sambil menuangkan saos di mangkuk mi ayamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo tau nggak, Len, selama lo nggak masuk sekolah, ada cowok yang nyariin lo," ucap Raka sambil menuangkan saos di mangkuk mi ayamnya.

"Siapa?" tanya Ailen di sela kunyahannya. Saat ini mereka tengah berada di kantin yang lumayan ramai sehingga untuk berbicara saja harus menaikan suara agar terdengar lawannya.

"Nggak kenal gue, tapi kayaknya dia anak kelas sebelah. Tampilannya culun, gue sampe nggak nyangka kalo lo temenan sama dia. Nih ya, tiap hari dia selalu ke kelas, tanyain 'Ailen ada?' Gitu terus. Emang dia siapa sih, Len, kok kayaknya dia kenal deket sama lo?"

Ailen menghentikan kunyahannya untuk mencerna pertanyaan Raka. Saat ini Ailen berpikir berdasarkan ciri-ciri yang didapat dari Raka, dugaan Ailen mengarah pada Zigo. Ailen sudah curiga ini dari awal, memang siapa lagi cowok yang dekat dengan Ailen selain Raka dan Zigo?

"Dia pake kacamata dan rambutnya diponi ya?" tanya Ailen memastikan.

"Nggak tau, lupa gue. Tapi kayaknya iya. Lo kenal?"

"Emm... nanti coba aku inget deh," jawab Ailen kemudian melanjutkan acara makannya.

"Eh, btw, lo kemana aja tiga hari nggak pulang rumah kata Meisya? Lo ada masalah?" tanya Raka yang sama sekali belum memakan mi nya. Ia lebih tertarik mengobrol dengan Ailen daripada mengisi perutnya. Lagipula Raka tak lapar, ia berada di sini hanya untuk menemani sahabatnya.

"Eh, enggak. Aku nggak ada masalah," jawab Ailen terbata. Kenapa Raka harus ingat tentang itu? Sungguh, Ailen tak ingin menceritakan tentang dirinya yang tinggal di rumah Gerland pada siapapun. Biarlah itu menjadi rahasia.

"Terus kenapa lo nggak pulang ke rumah? Lo bohong sama gue ya? Katanya dua hari lalu lo sakit? Kenapa Meisya bilang lo kabur dari rumah?" Raka mulai curiga.

Ailen berusaha memutar otaknya guna mencari jawaban yang pas. "Umm.... itu... aku emang sakit. Terus dirawat di rumah sakit. Meisya sama keluarganya nggak aku kasih tahu soal itu. Terus mungkin mereka ngira aku hilang."

Oh God! Sejak kapan Ailen pandai berbohong?

Mungkin sejak dirinya tak mau jujur.

Raka menyipitkan matanya, "Emang lo sakit apa sih sampe harus dirawat?"

Mungkin benar. Sekali kita berbohong maka akan melahirkan kebohongan-kebohongan yang lain. Namun Ailen tak bisa menghentikan ini.

"Cuma kecapekan aja kok, Ka," lirih Ailen, tak enak jika ia terus membodohi sahabat satu-satunya itu.

"Cuma kok sampe masuk rumah sakit?" Raka tampaknya masih tak percaya dengan alasan yang diberikan Ailen.

Ailen menghela napas, berdeham singkat dan meletakkan tangannya di atas meja. Rautnya berubah serius yang mana membuat Raka ikut serius. "Raka, ada beberapa hal yang nggak bisa aku ceritain ke kamu, setidaknya untuk sekarang. Tapi aku janji, aku bakal cerita."

Alter ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang